E - Emotion

1.1K 106 19
                                    

Brak

Shikamaru sedikit tersentak kaget saat rekannya membalik dokumen dokumen di depan mereka. Wajahnya nampak merah padam dengan napas memburu dan urat kemarahan yang terlihat jelas.

"MENYEBALKAN, SEMUANYA MENYEBALKAN."

Pemuda itu menatap heran ke arah gadis yang sedang meneriakkan sumpah serapah dengan background kertas berterbangan itu. Seharian ini Temari memang sangat sensitif, ia jadi gampang sekali marah dan Shikamaru menjadi sasaran empuk kemarahan gadis itu.

"ARRGHH SIALAN."

"Kau itu kenapa Temari ?"

"Tutup mulutmu, bocah ! kau mana tahu !"

Shikamaru lagi lagi tersentak kaget tapi ia tetap memberanikan diri untuk bertanya "Tentu saja aku tidak tahu, kau kan tidak memberitahuku alasanmu mengamuk seharian ini."

Temari menatap pemuda itu tajam seakan ingin mengulitinya. Shikamaru tersentak, ia menurunkan pandangannya dan merutuki dirinya sendiri karena sudah salah memilih kata. Padahal ia tahu keadaan gadis itu sekarang sedang tak terkendali.

"Masalah wanita." jawab Temari singkat, ia kembali duduk di tempatnya dan mengambil kertas kertas yang berserakan di bawah kursinya.

Pemuda itu hanya mengangguk dan melakukan hal yang sama, sesekali ia melirik ke arah Temari yang masih terlihat kesal, bahkan pensil di tangannya berulang kali patah menjadi 2 sampai tidak bisa di pakai lagi.

"Temari aku akan bertanya serius, kau itu kenapa ?" Shikamaru mulai merasa ngeri, ia menjadi was was, takutnya setelah ini dia yang akan dipatahkan.

"Urusai, aku kan sudah bilang ini masalah wanita, para pria tidak akan tahu rasanya ! Arrgh sudahlah aku mau pulang saja !"

Shikamaru sedikit tersentak sambil menatap pintu malang yang baru saja dibanting kuat kuat oleh Temari. Ia menghela napas dan memutar otaknya, gadis itu sudah cukup memberikan petunjuk seharusnya ia sudah tahu dan bisa menebaknya.

"Hm.. masalah wanita... ya.... tapi apa ? kenapa dia sensitif sekali ?"

Ia sedikit tersentak saat sebuah jawaban gila terlintas di benaknya.

"Dia tak mungkin sedang hamil kan ?"

-----------000---------

"Arrghh sakit sekali." keluh Temari, sedari tadi ia merintih kesakitan sambil bergelung di dalam selimut futonnya. Ia memegangi perutnya dan meringkuk menahan sakit.

"Ck dasar lelaki tidak peka ! bisa bisanya dia membuatku harus marah marah kepadanya disaat seperti ini ! Arrgh perutku jadi semakin sakit."

"Jangan mengumpatiku di belakang dong, kau tadi kan sudah mengumpatiku di depan."

Temari menoleh ke arah jendela. Shikamaru terlihat duduk disana sambil membawa sebuah kantong plastik berwarna hitam, ia mulai menghampiri gadis itu dan duduk di sebelahnya. Temari memunggungi Shikamaru dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

"Sudah kuduga kau sakit, kalau kesakitan begitu lebih baik kau teriak dan jangan melukai dirimu seperti itu." tegur Shikamaru, ia bisa melihat tangan putih dan bibir gadis itu memerah, sepertinya untuk menahan teriakannya.

"Diamlah."

"Kau marah ?"

"Kau bodoh ?" sahut Temari sarkas.

Shikamaru menggelengkan kepalanya dan memijat kepala Temari lembut "Kau sakit perut ?"

"Sudah tahu begitu kenapa kau memijat kepalaku ?!"

"Kalau begitu singkirkan selimut ini dulu, baru ku kompres perutmu, aku membelikanmu kompres air hangat."

Temari menatap Shikamaru sedikit sangsi, ia takut jika pemuda itu hanya mengambil kesempatan dalam kesempitan.

"Aku tidak berpikiran mesum, tenang saja."

Temari terdiam dan muai membalikkan badannya menjadi lurus, Shikamaru sedikit menyingkap selimut gadis itu dan menarik tali obinya hingga lepas. Pemuda bermarga Nara itu mulai mengompres perut Temari dengan sangat telaten .

Gadis itu memalingkan wajahnya, mau bagaimanapun ini adalah hal yang cukup memalukan meski mereka sudah menjadi rekan cukup lama, ia mulai merasakan rasa sakit yang tadi seperti akan meruntuhkan perutnya itu perlahan menghilang.

"Kau pintar sekali melakukan hal ini."

"Ino beberapa kali memintaku atau Chouji melakukannya saat sedang nyeri saat datang bulan, terkadang ia sampai menjerit kesakitan."

Temari mengangguk, ia sedikit paham jika hal itu terjadi, mengingat mereka adalah teman sejak kecil dan Ino memiliki model pakaian dengan model terbuka di bagian perut, tentu saja Shikamaru atau Chouji tidak akan kesulitan atau sungkan saat mengompresnya.

Tapi ini Temari ! gadis yang bertitle Putri Suna itu tidak pernah disentuh siapapun saat sakit, bahkan para ninja medis akan merawatnya dengan sangat hati hati seperti memperlakukan boneka kaca, tapi Temari selalu menolak saat mereka ingin menyentuh bagian tubuh di dalam pakaiannya, Temari selalu melakukannya sendiri entah itu untuk mengompres, membalut perban, dan sebagainya.

Jadi ia sedikit malu saat perutnya bersentuhan dengan kulit tangan Shikamaru.

"Sudah mendingan ?" tanya Shikamaru lembut.

"I- iya."

"Lain kali sebaiknya kau berobat ke rumah sakit atau langsung minum obat pereda nyeri."

Temari mendengus "Kalau bisa pasti sudah kulakukan sejak tadi, masalahnya aku sampai kesulitan meski hanya sekadar menggerakkan perutku untuk bernapas."

"Separah itukah ?"

"Biasanya tidak seperti ini sih, mungkin karena bulan lalu aku tidak datang bulan."

Shikamaru mengangguk dan menarik kembali tangannya "Kalau sudah bisa mengomel seperti ini tandanya kau sudah bisa melakukannya sendiri kan ?"

"Eh ?"

"Ini merepotkan jadi kompres saja sendiri."

Temari sedikit mengerucutkan bibirnya dan merampas kompres di tangan Shikamaru, ia mulai mengompres bagian perutnya yang terasa sakit. Shikamaru menghela napas dan menyodorkan kantong plastik yang tadi ia bawa.

"Aku belikan obat pereda nyeri, minumlah, aku akan ambilkan airnya dulu." Pemuda itu beranjak dari tempatnya dan berjalan keluar dari kamar Temari untuk mengambil air.

Gadis itu menatap kepergian rekannya lalu menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut, di dalam sana ia menjerit tertahan dan wajahnya menjadi merah padam.

"Ini gila.... bagaimana bisa dia menyentuh perutku dengan wajah tenang ?! menyebalkan tapi... tangannya juga hangat- ah apa yang kupikirkan ?! dasar Temari bodoh."

----------000--------

Shikamaru menghela napas dan menatap seteko air di depannya. Tiba tiba ia menutupi setengah wajahnya dengan satu tangan, berusaha menutupi rona merah yang sudah ia tahan mati matian sejak tadi.

Bagi Shikamaru, hal tadi juga cukup memalukan. Ia hanya pernah mengompres perut Ino yang notabenenya adalah temannya sejak kecil dan selalu menampakkan perutnya. Membuka tali obi seorang wanita seperti tadi adalah pengalaman pertamanya, ia saja sampai gugup setengah mati, takut akan melakukan kesalahan yang akan membuat Temari menghempasnya ke langit.

Selain itu, Temari ternyata memiliki pinggang yang sangat ramping dan perut dan lumayan empuk.

Shikamaru bisa merasakannya saat mengompres beberapa bagian perut gadis itu tadi.

"Akhhh aku sudah gila... dia bisa membunuhku jika tahu."

Pemuda itu menghela napas dan mulai melangkahkan kakinya ke kamar Temari sambil membawa seteko air dan sebuah gelas.

"Yaah setidaknya dengan begini ia tidak akan emosi lagi dan lebih tenang."

ShikaTema AlphabetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang