L - Lotion

982 83 5
                                    

Dua remaja beda surai itu terlihat berjalan beriringan memasuki gerbang Konoha. Mereka sesekali menggerakkan sendi sendi mereka yang terasa kram karena terlalu banyak bertarung tadi.

"Dasar para serangga sialan, mereka benar benar tidak ada habisnya." keluhan pertama lolos dari bibir Temari. Gadis itu terlihat benar benar lelah.

"Benar, mereka sangat merepotkan."

"Ahh wajahku sampai kering karena serangan panas tadi, padahal kulitku termasuk kuat terhadap panas."

Shikamaru sedikit terkejut dan mengenyit "Hah ? kau bilang tentang apa tadi ?"

"Kulitku kering."

"Tiba tiba sekali.... kau tertular sifatnya Ino ya ?"

Temari yang mengerti ucapan rekannya itu langsung menjitaknya dengan keras "Jaga mulutmu itu ! begini begini aku juga wanita tahu !"

"Yaah kupikir wanita sepertimu tidak akan peduli dengan penampilan." ringis Shikamaru pelan sambil mengusap kepalanya.

Temari mendengus sebal, ia sedikit wajar jika pemuda itu berpikiran demikian, pasalnya selama ini ia memang tidak begitu memikirkan penampilan kecuali yang berhubungan dengan kenyamanan "Oh ya, Orangtuamu sedang tidak ada di rumah bukan ?"

"Iya, memangnya kenapa ? kau mau tidur di rumahku ?" goda Shikamaru sambil melirik Temari dengan tatapan mesum.

"Simpan saja nafsumu untuk gadis lain, aku hanya ingin mengajakmu membersihkan diri di penginapanku, rumahmu pasti dikunci bukan ? dan ini masih terlalu pagi untuk mengetuk pintu rumah temanmu meski hanya untuk sekedar menumpang mandi."

Shikamaru nampak berpikir, ia juga setuju dengan perkataan Temari "Baiklah, terserah." 

-------------000-------------

"Shikamaru, sana mandi, ini giliranmu !" Teriak Temari, ia keluar dari kamar mandi hanya dengan baju handuk yang membungkus tubuhnya dari atas sampai bawah sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk berwarna putih, leher dan wajahnya terlihat masih sedikit basah, ditambah lagi kaki jenjangnya yang terkadang tampak keluar dan belahan dadanya yang nampak jelas.

Shikamaru mengangguk kikuk dan cepat cepat masuk ke kamar mandi. Jika ia melihat penampakan itu lebih lama bisa bisa ia jadi gila karena menahan sisi lelakinya yang bergejolak.

Temari menatap rekannya dengan tatapan heran sampai pemuda itu hilang di balik pintu kamar mandi "Seharusnya aku jahili dia saja dulu." Ia sedikit menyayangkan kesempatan untuk melihat wajah merona putra pemimpin klan Nara itu.

Temari memilih duduk di atas tempat tidur sambil memoles kukunya, ia tidak mau mendengar ocehan jika ia tidak bisa merawat tubuhnya sebagai seorang Putri.

Gadis bersurai pirang itu menolehkan kepalanya saat mendengar suara pintu kamar mandi yang dibuka "Oh, kau sudah selesai bocah ?"

Shikamaru hanya menggumamkan kata kata favoritnya sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk. Pria itu berpakaian lebih tertutup daripada Temari, kaus hitam lengan pendek dan celana hitam panjang.

"Kemarilah." Temari memberi isyarat dengan tangannya agar rekannya itu mendekat. Shikamaru sedikit ragu, apa ia harus melakukannya atau tidak. Jika tidak bisa dipastikan wanita itu akan menyeretnya tapi jika ia melakukannya, ia tak yakin bisa menahan hasratnya, terlebih lagi ia harus duduk berdua dengan sang Putri Suna di atas kasur dengan kondisi wanita itu masih menggunakan baju handuk.

"Kau yakin ?" Shikamaru memberanikan diri untuk bertanya.

"Tentu saja, kemarilah atau aku harus menyeretmu dulu ?"

ShikaTema AlphabetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang