N - Noted

1K 85 6
                                    

Shikamaru adalah pemuda yang terkenal.

Temari tahu kenyataan itu dengan pasti, tapi pikiran dan hati tak pernah seiras. Temari selalu merasa cemburu dengan tatapan memuja yang dilayangkan ke arah kekasihnya. Ia selalu saja berhasil dibuat panas, apalagi saat event seperti Valentine dan sebagainya. Bahkan tidak jarang Temari menemuka perempuan perempuan nekat yang dengan entang menggandeng lengan kekasihnya, padahal mereka tahu hubungannya dengan Shikamaru.

"Menyebalkan." Temari menggumamkan kata kata itu berkali kali, tangannya daritadi tidak berhenti menggoreskan sesuatu di atas kertas dengan wajah masam.

"Temari, jangan menekan pena kayu terlalu kuat, aku kan tadi sudah bilang jika yang itu agak kasar." Shikamaru melepaskan genggaman Temari pada pena kayu itu perlahan dan lembut.

"Ck, kau berbicara seakan aku tidak pernah menyentuh hal lain selain sutra."

"Haah hal ini merepotkan, tapi lebih merepotkan jika melihat tanganmu terluka."

Temari merona mendengarnya, satu hal yang membuat Temari takut kehilangan Shikamaru adalah sikapnya yang baik dan lembut kepada wanita, meski Shikamaru memang memperlakukannya berbeda dengan wanita lain, Temari masih juga cemburu.

"Lain kali jangan bersikap seperti ini."

"Hah ?!" 

"Jangan bersikap seperti ini lagi !"

"Kau itu kenapa sih Temari ? tiba tiba kau jadi aneh."

Temari menggigit bibir bawahnya sedikit kuat "OH JADI AKU INI ANEH YA ? YA YA AKU MEMANG ANEH, LALU KAU MAU APA HUH ? MENCARI WANITA LAIN ?"

"Haah kau itu kenapa sih ? datang bulan ya ?" Shikamaru menghela napas, ia sedikit bingung dengan perilaku kekasihnya itu

"TIDAK ! ish kau menyebalkan sekali." Temari menggigit bibir bawahnya lebih kuat dan meneruskan pekerjaannya tanpa menatap Shikamaru sedikitpun. 

Shikamaru lagi lagi menghela napas saat melihat kelakuan gadis berkuncir 2 itu, emosinya lebih sering tak terkendali akhir akhir ini.

Pemuda itu tersenyum lembut dan mengulurkan tangannya, melepas bibir kekasihnya yang digigit sendiri sejak tadi "Sudah kubilang, merepotkan jika harus melihatmu terluka."

Temari tertegun, saat menatap manik kekasihnya ia seakan terhipnotis, Temari melakukan apapun yang diminta Shikamaru secara tak sadar.

"Kenapa kau marah hm ?" Shikamaru tak menyerah untuk bertanya, bisa gawat jika kekasihnya dibiarkan kesal dalam waktu yang lama. Karena itu, ia harus bisa menyelesaikan permasalahannya sekarang.

"Tidak, aku tidak marah."

"Yang kemarin itu hanya juniorku, aku dulu pernah mengajari mereka saat masih Chunin, karena itu aku dekat dengan mereka, jangan marah ya ?"

"Aku tahu kok, sangat tahu." Temari memalingkan wajahnya ke arah lain

Shikamaru dengan lembut menyentuh dagu Temari dan membuat gadis itu kembali menatapnya "Kau cemburu eh ?"

"Tidak."

"Katakan saja, tidak perlu malu malu."

"Ku bilang tidak !"

"Haah kau itu tsundere sekali, kalau cemburu katakan saja."

"Huh, itu semua kan gara gara kau !"

"Aku ?"

"Kau sekarang begitu terkenal, semua orang mendekatimu, semuanya mencari perhatianmu, semuanya ! aku tidak suka ! Padahal mereka tahu kalau kita adalah kekasih tapi wanita wanita genit itu benar benar tidak mengindahkannya ! aku rasanya aku ingin membunuh mereka semua ! AKU BENCI SEKALI !"

Temari menumpahkan semua kekesalannya, ia bahkan beberapa kali memukul mukul meja. Shikamaru dengan tenang mendengarkan ocehan kekasihnya, ia sudah menduga akar dari permasalahan ini.

Gadis itu terus menyuarakan kekesalannya akan kepopuleran kekasihnya yang diikuti oleh para wanita yang mendekatinya.

Shikamaru sedikit menggelengkan kepalanya. Apakah Temari tidak sadar jika dia juga populer ? bahkan melebihinya ? 

"Jadi ? kau kesal karena wanita wanita itu mendekatiku ?"

"Tentu saja !"

Shikamaru terkekeh, ia selalu senang melihat wajah cemburu Temari yang terlihat sangat manis di matanya "Tidak perlu cemburu, aku tidak akan melirik mereka, toh mereka tidak menarik di mataku."

Temari mendengus, ia tidak bisa memungkiri jika hatinya sedikit lega.

"Tapi aku juga cemburu loh."

"Hah ? cemburu kenapa ?" gadis itu mengenyit bingung

"Yaah mau bagaimana lagi, kalau kekasihku itu adalah Putri Suna banyak pria yang akan mendekatinya bukan ? banyak lelaki yang mengincarmu di luar sana, dan mereka pasti lebih terkenal dan lebih baik daripada aku,"

"Hah ? maksudnya ?"

"Kau benar benar tidak sadar ? sejak dulu, banyak sekali lelaki yang melempar tatapan memuja ke arahmu bahkan sampai sekarang,"

"Eh ?"

"Di Konoha saja banyak sekali yang menatapmu seperti itu, apalagi di Suna ? akhh aku tidak bisa membayangkannya, kau tahu ? aku selalu cemburu setiap detik, setiap aku melepasmu di gerbang Konoha, aku selalu takut kau akan berpaling ja-"

"Tidak perlu cemburu, aku tidak akan berpaling darimu."

Shikamaru tersenyum, ia mengelus pipi Temari lembut "Sama sepertiku, aku hanya mengenalmu di hatiku, jadi tidak perlu sampai sekesal itu."

Temari merona, ia cepat cepat memalingkan wajahnya, tak ingin Shikamaru melihat wajahnya yang sepertinya sudah seperti kepiting rebus itu.

Pemuda bermarga Nara itu terkekeh pelan, ia berdiri dari tempatnya dan menggapai wajah kekasihnya, sedikit menarik dan membimbingnya agar berdiri.

Mereka berdua semakin mengikis jarak diantara wajah mereka, semakin dekat dan dekat hingga bibir mereka menyatu, Shikamaru sedikit melumat bibir ranum Temari dan gadis itu terlihat menikmatinya meski ada meja berukuran cukup besar yang menghalangi mereka.

Temari berinisiatif untuk menaiki meja tanpa melepas ciuman mereka, ia melupakan tentang tata krama dan duduk di atas ujung meja, di dekat tempat duduk Shikamaru. Temari mengalungkan lengannya di leher Shikamaru dan memperdalam ciuman mereka.

Shikamaru melingkarkan tangannya di pinggang Temari dan menggendong gadis itu, meletakkannya di atas pangkuannya dan membalas permainan lidah Temari yang sudah sangat menggila.

Mereke melepas pangutan panas itu saat merasa pasokan oksigen dalam paru paru sudah menipis. Benang saliva terlihat akan menyatukan bibir mereka lagi, nafas keduanya terdengar terengah engah.

Shikamaru tersenyum dan menyesap sisa pangutan panas mereka dan melumat bibir Temari lembut

"Bagaimana ? apa rasa kesalmu sudah hilang ?"

Temari mengangguk malu malu, ia memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Kau tahu ? aku suka saat kau cemburu ?"

"Kenapa ? apa karena aku akan menghabisi wanita wanita itu saat cemburu dan membuatmu bebas dari mereka ?"

Shikamaru sedikit begidik mendengar jawaban Temari "Bu- bukan begitu, kau terlihat sangat menggemaskan saat cemburu, dan... jika kau cemburu bukankah itu artinya kau sangat mencintaiku ?"

Wajah sang Putri Suna semakin memerah mendengar hal itu, kuncir 2 nya yang terlihat manis bergoyang mengikuti gerakan anggukan kepala sang empu "Kau benar."

Suara ribut dari luar pertanda waktu istirahat telah dimulai.

"Mau kencan makan siang, sayang ?" goda Shikamaru sambil tersenyum jahil

"Kalau kau mau menggendongku sampai restoran, dengan senang hati." balas Temari tak mau kalah

"Baiklah, keinginanmu adalah perintah untukku, Hime - sama." 

ShikaTema AlphabetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang