"Gevano, bangun!" Rila mengguncang-guncang tubuh Gevano yang tengah tertidur pulas diatas kasurnya dengan posisi memeluk guling.
"Kamu kalau udah tidur gak inget dunia apa gimana? Kebo banget," ucap Rila lagi sambil mencubit pipi kanan Gevano.
Gavin yang sudah siap dengan memakai baju seragam Gevano mengguncang-guncang kembarannya itu. Tak berhasil juga, Gavin meniup telinga Gevano membuat Gevano langsung membuka mata dan duduk.
"Ih, ih," Gevano mengibas-ngibaskan tangannya didekat kuping. Gavin dan Rila tertawa menyaksikannya.
"Cepet siap-siap! Kamu ini ya, dasar!" Rila menggelengkan kepalanya sambil keluar dari kamar Gevano.
"Jam berapa?" tanya Gevano pada Gavin, pemuda itu langsung mengecek jam tangannya untuk memastikan.
"Jam 6:00."
"Hah? Udah siang dong bukannya ngebangunin!" omel Gevano sambil buru-buru bangun dari tempat tidurnya dan berlari kearah kamar mandi.
Settt
Sret
Prang
Bum!
Begitulah suara ramai yang ditimbulkan Gevano saat ia kesiangan.
- S - R -
Usai semua siap, mereka semua langsung pergi menuju sekolah Gavin menggunakan mobil Rila. Jalanan masih belum terlalu padat jadi mereka bisa pergi dengan lancar tanpa hambatan.
"Vin, lo inget gak pas bocil kita sering kaya gini. Dulu kalau dijalan kaya gini, lo sibuk baca buku dongeng kesukaan lo dan gua sibuk mainin robot-robotan yang sembunyi-sembunyi gua bawa," ucap Gevano bernostalgia.
"Jelas aku ingat, nanti saat sampai di sekolah, bunda akan mengambilnya dan kita akan menangis bersama."
Gevano dan Gavin saling pandang kemudian mereka tertawa. Ya, menertawakan masa kecil mereka yang bodoh. Mereka terus bernostalgia hingga tak sadar, mereka sudah sampai di sekolah Gavin.
"Ayo turun," ajak Rila. Kedua putranya itu mengangguk serempak kemudian turun dari mobil.
"Bunda ke kantor dulu ya, kalian nanti mau pulang bareng bunda apa sendiri?" tanya Rila.
"Sendiri aja bun, aman." Gevano mengacungkan jempolnya.
"Yaudah." Tanpa bicara lagi, Rila meninggalkan kedua putranya.
Gavin dan Gevano baru sadar saat banyak mata yang menatap mereka dengan berbagai tatapan.
"Vin, lo duluan mau gak? Gua mau kencing dulu," ucap Gevano, Gavin mengangguk semangat.
"Jangan khawatirkan aku."
Setelah membaca isyarat Gavin itu, Gevano mengangguk kemudian pergi kearah yang berlawanan dengan Gavin.
Gavin sendiri berjalan tanpa ada lagi yang memandangnya jijik. Pagi tadi, Gevano merubah tampilannya. Gavin membiarkan dua kancing kemejanya terbuka dengan luaran rompi berwarna hitam.
Ternyata benar kata Gevano, penampilan dapat membuatnya lebih percaya diri.
Namun sayang, pada saat Gavin masuk kedalam kelas, kakinya tersandung tali dan membuatnya terjatuh. Lalu, seember air membasahinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET REVENGE
Teen FictionEPISODE MASIH LENGKAP Gevano dan Gavin adalah sepasang anak kembar. Gevano selalu melindungi Gavin yang sering ditertawakan karna tunawicara, tapi mereka harus terpisahkan karna perceraian kedua orangtua. Setelah mereka berpisah, Gavin mengalami bul...