Part 8 : Meet You (Gavin)

3.9K 478 31
                                    

Enam orang tengah berkumpul disebuah gedung yang tak terpakai. Gedung itu selalu mereka jadikan tempat untuk berkumpul.

"Jadi, gimana tentang hasil stalkeran lo?" Tanya seorang lelaki bernama Wira.

"Gue dapet kelemahannya, tenang aja," balas Zein sambil memangku laptopnya.

"Jelasin sekarang aja Zein," pinta Bella, Zein mengangguk.

"Gevano punya kembaran," ucap Zein dengan seringainya.

"Hah? Apa?! Sejak kapan?" Tanya Ruli yang terlonjak kaget. Masalahnya, ada satu orang seperti Gevano saja sudah membuat kekerasan ditiadakan, apalagi dua?

"Gila, ini sih bisa-bisa kita yang kebanting," Raven menggelengkan kepalanya.

"Ah kalian! Gue lagi ngejelasin malah dipotong-potong, dengerin dulu dongo!" Zein mencebik malas.

"Terusin, gak usah dengerin cecunguk gila itu," pinta Wira, Zein mengangguk.

"Kembarannya namanya Gavin, dia adalah kelemahan Gevano. Mereka udah kepisah bertahun-tahun dan udah lama gak ketemu, dan lo tau? Gavin tuh lemah, jadi sasaran bullying temen-temennya, so kita bakal gampang nangkepnya," Zein menjelaskan, sedangkan Wira mengangguk-angguk.

"Lo udah tau lokasi tuh anak?" Tanya Wira, Zein mengangguk.

"Kalau rumahnya jauh banget, tapi dia sering kerja ditaman bermain," balas Zein. Wira mengangguk-angguk.

"Jadiin umpan,"

Sementara mereka tengah berdiskusi, Ghibran terdiam dipojokkan. Dirinya terlihat sangat tertekan. Bahkan sedari tadi pandangan matanya kosong.

***

Gavin berjalan dengan kostum beruang coklatnya. Ia baru saja selesai bekerja. Namun, saat ia akan berganti kostum, seorang wanita menghalangi langkahnya. Gavin melihat wanita itu dari sela-sela lubang kepala kostumnya yang kecil. Itu adalah Aury. Dengan cepat, Gavin melepas kepala kostumnya. Gavin memperlihatkan senyum termanisnya pada Aury.

"Gavin," Aury menyapa Gavin dengan lembut dan disertai senyuman yang mengembang.

"Aury, kamu sedang apa disini?" tanya Gavin, Aury mengedikkan bahunya.

"Cuma main aja, oh iya, kamu udah baikan?"  tanya Aury, Gavin mengangguk dua kali dengan senyumnya yang manis. Aury meringis, sejak kapan aksennya berubah menjadi aku-kamu?

"Ayo kita duduk dulu," Gavin menarik lembut tangan Aury kemudian membawanya duduk disebuah kursi yang hanya cukup untuk satu orang.

"Gavin, ini cuma cukup buat gue, kita kesana aja, kayanya bisa buat berdua," ucap Aury sambil menunjuk kearah bangku yang jaraknya cukup jauh dari sana, Gavin menggeleng.

"Aku tidak pegal,"

"Gak usah sok kuat Gavin,"

"Aku benar-benar tidak pegal,"

Aury tertawa, dan Gavin tampak terkekeh. Mereka menertawakan perdebatan konyol ini.

"Gavin, kenapa chat gue gak dibales?" Tanya Aury, Gavin mengernyitkan keningnya kemudian menangkupkan kedua tangannya.

"Aury maaf, ponselku rusak,"

"Oh gitu, pantes aja, by the way  Gavin, mulai besok kita satu sekolahan, dan gue harap kita bisa satu kelas dan temenan dengan baik,"

SWEET REVENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang