Part 14 : who is your son? (Gevano)

3K 370 30
                                    

Gevano menatap langit-langit kamar Gavin yang terdapat foto-foto mereka. Tak ada senyum yang muncul dari bibir Gevano walaupun ia melihatnya. Gevano teringat kata-kata Mario tadi sore.

Flashback...

"Eh van, lo jangan kelamaan jadi Gavinnya," ucap Mario membuat Gevano menoleh.

"Nah bener, gue setuju sama si Mario," Rihan mengangguk-angguk sambil menunjuk Mario. Namun, matanya tetap terfokus pada dokumen yang ia pegang.

"Kenapa?"

"Karna lo udah ketahuan,"

Gevano terdiam. Otaknya masih mencerna apa yang kira-kira dimaksud oleh Mario. Dan Rihan sendiri hanya termenung. Ia menutup dokumennya dan menatap sahabatnya satu persatu. Rihan juga bingung.

"Ketahuan gimana?" tanya Gevano.

"Lo udah berubah jadi blo'on? Grupan yang nentang Nawasena lo lupa? Lo kira jarak dari sini ke sekolah Gavin jauh banget? Beda kota? Beda pulau hah?!" Gevano terdiam, wajahnya mendadak menjadi dingin. Ia tak mengerti kenapa Mario se emosi ini.

"Gue cuma gak mau lo kenapa-napa, karna lo lagi diawasi, yang lo hadapi saat ini, bukan perisak yang sebenarnya,"

Ucapan terakhir Mario membuat Gevano tak berkedip dan matanya memanas. Dia menahan diri tapi ternyata dia sedang ditonton dan ditertawakan.

"Lo tau darimana?" tanya Gevano dengan dingin.

"Ghibran," balas Mario singkat. Karna setelahnya, mereka sampai di rumah sakit.

Flashback end.

Mungkin, sejak awal Gevano tidak perlu membuat drama seperti ini. Mungkin sejak awal harusnya Gevano langsung menghabisi semua orang yang merisak Gavin. Ya semua. Termasuk papanya yang tak tampak seperti manusia.

Tak

Gevano melihat kearah benda yang tergeletak disampingnya. Sebuah ponsel yang rusak ternyata. Milik siapa? Gevano kemudian mengalihkan arah pandangnya pada yang melempar.

Mela.

"Saya liat itu tadi dikamarmu Gavin, jangan bilang kamu mau minta papa beliin hp baru," gerutunya.

Gevano meraih ponsel rusak itu kemudian membolak-balikkannya. Sudah dapat ia pastikan itu benar-benar milik Gavin.

"Kalau mau hp nih, ambil, awas minta baru," Mela melemparkan sebuah ponsel dan Gevano berhasil menangkapnya. Gevano melihat ponsel itu sekilas. Keluaran lama. Ia bahkan tak tahu ini bisa diinstal aplikasi chatting atau aplikasi lainnya.

Brak

Gevano melemparkannya kesamping kirinya yang jauh dari kasur hingga ponsel itu setengah hancur. Gevano tersenyum menang melihat wajah Mela yang emosi.

"Heh! Kamu itu harusnya bersyukur, saya udah baik mau kasih kamu! Emang ya anak gagu gak tau diri, saya udah bilang ke papamu kalau mau nikah sama saya jangan bawa anak apalagi yang cacat, nyusahin kan ujungnya," Mela mengangkat tangannya hendak menampar Gevano. Namun, Gevano berhasil menangkapnya. Sorot mata Gevano berubah jadi dingin. Wanita dihadapannya ini benar-benar tidak nampak seperti manusia.

"Heh! Apa-apaan kamu Gavin?" Mela berusaha membebaskan tangannya. Namun cekalan Gevano terlalu kuat, membuat Mela meringis kesakitan. Setelah cukup lama, Gevano menghempaskan Mela.

"Sakit tan? Tapi itu gak sebanding sama sakit yang dialami Gavin selama ini tan, kalau mau diperlakukan seperti manusia, perlakukan orang lain seperti manusia juga, paham?"

SWEET REVENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang