Part 30 : Penghianat!

2.4K 257 71
                                    

Peringatan ⚠️

Di bab kali ini, bakal ada kaitannya sama Ghibran, dan kawan-kawannya. Jadi buat yang lupa sama siapa itu Gibhran dkk, boleh baca lagi part 8.

Tapi kalau masih inget lanjut aja ^^

— S - R —

Gevano berdiri didepan rumahnya dengan mengenakan hoodie hitam. Sebenarnya Gevano paling malas menggunakan hoodie. Namun, udara malam ini terasa begitu dingin dan menusuk, jadi terpaksa ia mengenakannya.

Ia berdiri didepan rumahnya bukan tanpa alasan. Ia sedang menunggu Dasha yang akan menjemputnya. Awalnya Gevano meminta Dasha untuk shareloc saja. Namun, karna Dasha keras kepala, ia bersikukuh untuk tetap menjemput Gevano.

Tak lama kemudian, sebuah mobil terparkir dihadapan Gevano. Dengan cepat, ia berjalan menghampiri Dasha yang membuka kaca mobilnya.

"Gak usah turun dulu, biar cepet. Udah lumayam malem soalnya," ucap Gevano ketika ia sudah berada dihadapan Dasha. Dasha mengangguk. Setelah itu, ia memasuki mobil Dasha dan duduk disebelahnya.

"Emangnya lo mau bawa gua kemana sih?" tanya Gevano begitu mobil Dasha bergerak maju.

"Ke suatu tempat, dimana lo tahu semua kebenaran," balas Dasha sambil memandang Gevano sekilas. Namun, Gevano malah memilih untuk berkutat dengan ponselnya.

Keadaan terus hening sampai 30 menit kemudian, mereka tiba disebuah tempat yang Gevano merasa tak asing.

"Turun," ucap Dasha. Mereka turun bersamaan.

Ah Gevano ingat sekarang. Ini adalah gedung kosong yang dijadikan markas oleh komplotan Ghibran.

"Dari sekian banyaknya tempat, kenapa harus disini?" tanya Gevano dengan nada dinginnya. Dasha balik menatap Gevano dengan senyuman yang tak dapat diartikan.

"Jawab gua, kenapa gua harus balik lagi ke titik awal?!" Bentak Gevano dengan penekanan disetiap katanya sambil memegangi kedua pundak Dasha. Namun, belum sempat Dasha menjawab–

Prak!

Bruk!

Seorang lelaki memukul tengkuk Gevano dengan sebilah kayu yang panjang dan besar yang mengakibatkan Gevano ambruk tak sadarkan diri.

Dasha yang menyaksikan itu langsung memasang smirknya. Ia kemudian mengeluarkan sebatang rokok dan pemantik kemudian mulai menghisap rokoknya itu.

"Ketua Nawasena bisa segoblok ini, ckck." Dasha menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tertawa.

"Bawa dia," ucapnya pada Raven, Ruli, Wira, dan Zein. Yang langsung diangguki oleh keempatnya.

— S - R —

Mata Gevano mulai terbuka saat ia samar-samar mendengar suara tawa banyak orang. Gevano menggeleng-gelengkan kepalanya berusaha menghilangkan rasa peningnya.

"Oi liat, ketua Nawasena yang katanya teladan para siswa udah bangun," ucap Bella yang berada disamping Gevano, membuat yang lain menghentikan aktivitasnya dan langsung bergerak mendekati Gevano.

"Hoaaaaam." Gevano menguap dengan kencang, karna ia baru saja bangun. Ia kemudian menatap datar sekelilingnya. Ia kemudian mengangkat sebelah alisnya. Awalnya ia terkejut begitu melihat Dasha yang sedang menatapnya seperti menatap  mainan. Namun, Gevano tersenyum merenehkan.

"Harusnya kalian lepasin iketan tangan gua biar gua bisa tepuk tangan atas ke-norak-an kalian," ucap Gevano. Ia kemudian menatap Dasha dengan tatapan remeh.

SWEET REVENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang