────────────────────────
Haiii! Chap ini bakalan sedikit panjang, agak drama (sesuai tags genre di chapter 1) & maybe—jalan ceritanya juga agak 🎢, ahaha <//3
────────────────────────
“Alay...”Oh, Ya Tuhan. Ada apa dengan pemuda Cakara untuk hari ini? Ia tidak melepaskan sama sekali kuncian manik kelam milik Jungkook dari tiga menit nan berlalu, saat mereka berdua masih mengatur napas.
Jika dibilang napas keduanya mulai menenang, maka jawaban terjujur adalah tidak. Sebab, tatapan intens Taehyung pun wajah elok Jungkook, semuanya pusing dengan kelebihan yang dimiliki oleh lawannya. Dalam diam saling mengumpati, betapa intim posisi mereka detik ini. Mereka bungkam, lantaran merasakan detak jantung saling berpacu seperti kuda bertapal melarikan kakinya kilat di lapangan luas. Ingin menampik, tetapi kenyataannya Jungkook dan juga Taehyung, bisa sama merasakan deguban ribut mereka.
Tahu, apa yang membuat Jungkook merasa napasnya sisa separuh?
Tangan Taehyung—tidak ingat kapan lelaki tersebut malah melingkarkan lengannya di pinggang—nyaris menyentuh panggulnya. Mengapitkan dirinya begitu erat, enggan melepaskan. Agar terbebas dengan mudah pun, Jungkook tidak bisa, tangannya terjepit di antara dadanya dan dada Taehyung.
Televisi yang menyala menjadi saksi mata perbuatan sepasang sahabat tersebut. Atau entah apalah namanya, kurang cocok disebut begitu, walau mereka akan saling berucap hanya berkawan karib saja.
“Hm?” alis Taehyung ditarik ke atas sebelah, kali ini mulai memindai wajahnya dengan jarak yang amat dekat (masih tetap di posisi awal saat pemuda itu menatap manik cantik Jungkook), sayup-sayup hampir bisa merasakan deru napas masing dari keduanya.
Jungkook menunduk, malu sekali harus terjatuh, lalu terjebak dalam posisi dipeluk mendadak, juga berhadapan langsung bersamaan jarak tipis nan tercipta di tengah dirinya dan sang sahabat yang mempunyai paras yang amat baik.
Tidak mengelak, Jungkook akui itu hampir setiap hari, kendati hanya berucap senyap-senyap.
Mengerjapkan matanya sejurus, wajahnya masih berpaling. Badannya mulai sedikit bergerak supaya bisa terlepas dari pelukan sahabatnya. “Udah, ih! Na, nanti kalau Bunda sama Ayah tiba-tiba pulang, gimana?!” mulai, Ia menggunakan nada protesnya.
“Biarin. Biar kamu anteng, sekalian biar mulutmu gak ngoceh-ngoceh terus kayak si, ‘Katakan peta, katakan peta!’ yang biasa kamu tonton habis jajan es lilin di warung depan kalau pulang sekolah.”
“Enak aja! Gak ada, ya, sejarahnya aku nontonin Dora selesai pulang sekolah.”
“Ya udah, deh. Tapi emang siapa lagi yang sering ngekorin aku setiap ke tokonya Engkoh, terus seenaknya narik-narik ujung bajuku bilang, ‘Ehyuuung, ayo cepat pulang! Koo mau nonton Dola,’ sampai aku lupa bayar gara-gara dia nyeret aku ke rumah? Siapa?”
![](https://img.wattpad.com/cover/273896191-288-k276932.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Duyên︱vk.
Fanfiction[ on going ] ━━━━━ Kalau Jungkook bertanya apa hubungannya dia dan Taehyung, maka Taehyung menjawab, ❝kita sahabat, Sayang.❞ Nah, loh. ❨ ❒ ❩ ╱ taekook as boyslove | boyxboy | couple. - ✎ᝰ┆August, 01st, 2021. - Disclaimer! 「 ↬ 」 please, read all warn...