✐ 17.

152 33 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Alibi semata ketika Jungkook mengetikkan, ‘Sebentar’. Itu agar bisa menyiapkan hatinya matang-matang terlebih dahulu sembari menyelipkan tumit pada sepatu olahraganya, lalu mengikat untaian tali benda tersebut. Ia begitu antusias dengan jalan paginya hari ini—atau apalah sebutannya, tak peduli. Setidaknya, hari ini Ia bakal berpergian bersama Kakak kesukaannya itu.






Izin untuk keluar lebih lama karena ingin menjalankan acara olahraga pagi, telah Ia laksanakan. Barang tahu sang Bunda menanyainya segala macam ketika kembali ke rumah. Tidak enak juga, kalau keluar tanpa persetujuan ataupun pembicaraan terlebih dahulu kepada orang tuanya.






Membuka pagar, kemudian netranya dapat menangkap Namjoon memakai baju abu-abu yang sepertinya lengan pendek, jaket sebagai luaran, serta celana pendek selutur. Pria itu sedang melakukan perengangan—sembari salah satu telinganya disumbat oleh earbuds.






Oh, ya ampun ... Jungkook sampai bingung mengapa pria tersebut sangat menawan. Tiap kali melihatnya, Ia pasti akan langsung mengaguminya dari segi apapun termasuk sikapnya yang dia sukai. Sopan, kalem, tetapi pandai bergaul. Bahkan Namjoon sendiri yang pertama kali mengajaknya ngomong saat pertemuan mereka sewaktu masih menjadi anak kecil dulu, dan pria tersebut lagi yang memulai percakapan untuk yang pertama kalinya lagi setelah beberapa tahun berlalu.






Semenjak hari itu, Jungkook membiasakan berbicara lebih banyak kepada Kakak dari sahabatnya itu. Walau di awal merasa malu sebab tak terbiasa.






Eh, udah, Dek?”






Sensasinya beda sekali ketika langsung disebut namanya. Jungkook jadi lebih grogi, namun hangat pun melingkupi perasaannya di dalam sana. “Kak ... ehehe.” Ia menutup pintu pagar rumahnya, lalu menggaruk tengkuk, salah tingkah. Tetapi masih memohon agar dirinya bisa lebih santai. Namjoon menarik senyum, “selow aja, Dek. Gak usah tegang gitu, ah. Hahaha, gak ada hantu, kok.”






Duyên︱vk.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang