Tengkorak Hitam Season 1 (part 3)

63 4 0
                                        

Detik jam terus berulang, angin yang berhasil memasuki ruangan mulai berhembus sedikit, dan diriku sedang menunduk menunggu suara berupa nama panggilanku.

"Herman Sukarno Aditama, kamu sudah boleh masuk" ucap seorang staff yang mengeluarkan kepalanya dari balik pintu ruang yayasan.

Iya , itu benar... kini aku sudah menjadi bagian dari panti asuhan, mengetahui bahwa tidak ada kerabat yang tersisa dan tentu saja hutang ayahku yang besar, membuatku berakhir seperti ini, apa aku menikmatinya? Tentu saja tidak! Inilah sebabnya aku berusaha kabur beberapa kali.

Iya, aku memang melakukannya! Aku berusaha kabur dari panti asuhan beberapa kali hanya untuk ditangkap dalam kurun waktu seminggu atau beberapa hari, dalam keadaan itu aku banyak menghabiskan waktu untuk mengamen dijalan dan kerap dihajar oleh anak-anak jalanan, tapi aku tidak peduli.

Itu karena aku tidak pernah ingin hidup di panti, aku hanya ingin bisa hidup dengan seluruh sisa barang kenangan milik keluargaku, aku juga masih menunggu keadilan untuk orang-orang yang bertanggung jawab terhadap kematian keluargaku, itulah kenapa aku kerap melarikan diri dari panti. Namun pada akhirnya aku selalu kembali dimasukkan ke panti, lagi dan lagi.

Aku pun memasuki ruangan kantor dan disambut oleh pemilik panti, ia menyuruhku duduk dan mulai membicarakan masalah yang kualami.

"Saya tau niat kamu, memang kehidupan ini tidak adil, tapi bukan berarti kamu harus melarikan diri seolah terpenjara, kami melakukan ini demi kebaikanmu juga, banyak pekerja berusaha melindungimu dari tuntutan yang ditinggalkan ayahmu" yah... tuntutan, sudah kuduga bahwa batu tersebut memang ia curi dari awal.

Akhirnya pemilik panti kembali memberiku wejangan bertubi-tubi setelah itu tak lama kemudian aku segera dibawa ke panti asuhan lain bernama Panti Setia Kasih, kudengar para pekerjanya cukup terlatih untuk bisa mencegahku kabur lagi.

((Waktu berlalu))

Ternyata mereka tidak main-main, mengingat aku sudah kabur dari beberapa panti 5-6 kali tentu membuat mereka berhati-hati dalam mengirimku ke panti baru, dan di panti baru sekaligus sekolah khusus ini, mereka memberi penjagaan yang sangat ketat, keluar dari sini sama dengan keluar dari BUI, heh! Apanya yang seolah terpenjara? Ini memang penjara!

Lagi-lagi aku tidak bisa menikmati hidupku disini, tapi aku malah dipaksa untuk menikmatinya, dan harus kuakui tempat ini tidak memberiku perasaan nyaman sama sekali, lebih banyak rasa kesepian.

"Hey lihat! Ada si Eman!" "Hati-hati woi, anak itu datang!!" "Ayo-ayo bubar! Jangan sampai dia ngenotis kita!", Itulah kalimat yang sekiranya kudengar tiap hari dari anak-anak panti, mereka kerap mengucilkanku dan aku tidak bisa berbuat banyak dengan itu, lagipula sekarang keadaan berbeda dan tinggal diriku yang hidup sendiri, jadi hal seperti ini hanya jadi angin lalu untukku.

.

---INTRODUCE POV : Joko Sulaiman---

((Beberapa minggu sebelumnya))

"Terimakasih banyak pak Joko" ucap pelangganku seraya melambaikan tangan,"Iya! Sama-sama" balasku, kemudian pelangganku pun pulang kerumahnya.

Selepas itu kuhembuskan nafasku dengan cukup berat, yah... mau bagaimana lagi? Aku tidak bisa hidup menduda seperti ini, aku juga gagal menemukan pasangan yang baru, entah kenapa satu hal yanh terlintas di kepalaku sekarang adalah mengadopsi anak, hmm... apa tidak masalah ya?

Astaga, apa yang kau pikirkan Joko, walaupun kau punya pekerjaan sebagai penempa yang juga menjual manufaktur besi, kau harusnya tau bahwa menikmati kehidupanmu secara sendiri itu tidak bagus! Setidaknya harus ada seseorang yang bisa menemaniku hingga aku wafat nanti.

Tengkorak Hitam (Season 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang