"Sekarang... katakan padaku kebenarannya!"
Setelah pertarungan dengan Bartuli, kini aku berhasil menahannya dengan mematahkan tangan dan kedua kaki. Tidak ada yang bisa dia lakukan selain menjawab pertanyaanku, karena aku sudah memberi isyarat untuk mematahkan tangannya yang satu lagi.
"Eheheheheheheheheh... jadi kau benar-benar ingin tau apa yang sebenarnya terjadi ya??" kutatap tajam Bartuli selagi ia melihatku dan mulai menjelaskan sedikit demi sedikit.
"Baiklah... sebelum itu perlu kau ketahui bahwa ini semua berawal dari operasi militer terakhir ayahmu sebelum ia tiada... apa kau tau, operasi apa sebenarnya itu?" tanya Bartuli kepadaku.
Merespon pertanyaannya, aku hanya terdiam sejenak sambil berpikir, kalau diingat-ingat, ayah tidak pernah memberitahu apapun kepada keluarga tentang pekerjaan terakhirnya. Ini membuatku sempat kebingungan sebelum kembali menatap Bartuli dan meminta penjelasan darinya. "Heh... jadi kau tidak pernah tau ya?? baiklah... aku akan memberitahukan kebenarannya padamu" ucap Bartuli sebelum ia mulai menjelaskan latar di balik tragedi masa laluku.
[Beberapa menit kemudian]
Sehabis ia menjelaskan latar di balik kejadian tersebut, aku pun mempelajari bahwa bertahun-tahun sebelum tragedi yang kualami terjadi, Bartuli sudah mengincar kekuatan yang kumiliki. Ia menjelaskan kepadaku bahwa kekuasaannya dalam dunia kriminal tidak akan bertahan selamanya mengingat sangat sulit untuknya memiliki penerus dan ia tidak ingin melepas kekuasaannya pada siapapun. Jadi ia mencari cara agar bisa memiliki kemampuan untuk hidup abadi dan kekuatan yang kumiliki inilah yang mampu mewujudkan rencana hidup abadi bagi Bartuli. Ia menerangkan bahwa kekuatan hitam yang kupunya ini adalah entitas yang mempunyai panggilan yakni Wong Ireng yang berarti orang hitam atau berkulit hitam. Jika hal ini disebutkan sebelum aku melihat wujud asli dari kekuatanku, mungkin aku akan menganggap ini hanyalah candaan, tapi sayangnya tidak.
Aku kemudian bertanya kepada Bartuli darimana ia mengetahui semua ini dan Bartuli menanggapinya dengan tertawa, "Hahahaha!!! Selama bertahun-tahun, banyak hal yang belum kau pelajari nampaknya ya???" Bartuli mulai menerangkan asal-usul darimana ia mengetahui batu ini.
"Pada saat melakukan riset tentang kemungkinan untuk bisa hidup abadi, aku bertemu seorang sejarawan bernama Dr. Aji Sarkoro, ialah yang memberitahuku mengenai rahasia batu yang berisi kekuatan hitam. Dari sejarahnya, kekuatan di dalam batu itu mampu menyembuhkan penggunanya dengan cepat... bisa dikatakan membuat orang menjadi kebal. Itulah kenapa dari percakapan kami, akhirnya kuputuskan untuk mencuri benda tersebut dengan mengirimkan anak buahku ke sebuah kepulauan yang disebut menjadi tempat penyimpanan batu tersebut. Tapi, ayahmu dan kawan-kawan bodohnya mengacaukan segalanya! Ketika anak buahku datang, ternyata sudah ada mata-mata bersama dengan mereka, dan semua berakhir kacau! Belum lagi ketika ayahmu dengan kurang hajarnya menyelundupkan batu tersebut untuk dia jual... kau pikir orang-orang seperti kami suka melihat hal itu?? Hmm!!???"
Ujaran Bartuli membuatku terdiam sesaat, tapi itu tetap tidak menggoyahkanku yang langsung menatapnya lagi dan berkata, "teruskan!" setelah mendengar perkataanku itu, Bartuli dengan sedikit kesal kembali berbicara.
"Tentu saja kemarahan memuncakiku, jadi kuperintahkan anak buahku untuk menemukan informasi tentang ayahmu. Dan sangat kebetulan sekali! Sehari setelah perintah itu, kutemukan iklan tentang jual beli barang yang ayahmu pasang, jadi itu memudahkanku untuk bisa kembali mendapatkan benda yang kuincar! Tapi... seperti yang kita tahu..." seketika Bartuli menatapku dengan sebuah isyarat.
Aku... akulah penyebab tragedi ini terjadi! Bartuli mengincar kekuatanku, tapi karena kekuatan itu sudah masuk terlebih dulu ke tubuhku, maka keluargaku menanggung resikonya.
"Hahhhh bahkan aku sampai susah-susah menyiapkan artefak lentera kuno yang bisa mengambil inti sari kekuatan hitam, tapi ujung-ujungnya ayahmu malah mempersulit keadaan" ketika ia mengatakan itu, aku sempat melirik ke lentera yang kupakai untuk melawannya tadi, jadi itu alasan kenapa dia memintaku meletakkan tanganku ke benda itu, sekarang semua sudah cukup jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tengkorak Hitam (Season 1)
ActionHerman Sukarno Aditama awalnya hidup normal bersama keluarganya, hingga suatu hari secara tidak sengaja ia terlibat insiden yang mengakibatkan kematian keluarganya. Bertahun-tahun kemudian, setelah ia diadopsi oleh seorang pandai besi bernama Joko S...