Tengkorak Hitam Season 1 (Part 9)

29 2 0
                                    

"Celaka"

Itu yang ada di pikiranku sekarang ketika melihat banyak preman mengepungku. Aku tidak tahu harus kemana, mereka mencoba menahanku disini! Kurasa aku harus mencoba berbicara terlebih dahulu kepada mereka.

"Uhhm... tunggu sebentar, mari kita bi-"

"bla bla bla bla! Ah sudahlah! Kami sudah tahu apa yang udah lu lakuin, nyari info soal lokasi sarang preman ya? Heheh... nekat betul!!" ujar salah seorang preman yang memotong ucapanku.

Kacau, mereka sudah tahu mengenai kedatanganku! Kalau begini aku harus mencari cara agar bisa mengatasi permasalahan ini. Dalam pikiranku, aku kembali mencoba kalimat yang tepat untuk bisa berdiskusi dengan para preman ini, kalau cara ini tidak berhasil, aku harus mencari jalanku untuk bisa menghadapi mereka.

"baiklah gua akui kalau gua sempat nyari info soal tempat kalian, tapi gua kesini bukan untuk berkelahi, melainkan berdiskusi!!!" ucapku dengan lantang.

Beberapa preman tersebut langsung tertawa namun satu yang menjadi pemimpin mereka hanya tersenyum sombong dan mulai mengintimidasiku.

"jadi elu ingin diskusi? Baik... katakan, apa yang lu mau?" tanyanya kepadaku.

Dengan tekad kuat aku mulai mengatakan niat kedatanganku, "gua kesini pengen bernegosiasi tentang masalah hutang yang dimiliki Perguruan Bangau!"

Mendengar hal itu membuat salah satu dari mereka langsung menyahut, "Ohhh jadi elu yang ngusir salah satu anggota kita ya?!?!?"

Tunggu dulu, apa?

"ngomong apaan lu?" tanya pemimpin itu ke anggotanya, dan anggotanya kemudian menjawab, "itu bang! Orang itu yang udah berani ngusir salah satu dari anggota kita bang! Dia sempat cerita ke kita waktu ngedatengin perguruan bobrok itu kemarin, dia ketemu ama orang songong yang berani ngehajar dan ngusir dia!"

"Hey tunggu bentar! Lu ngomong apa barusan???" gertakku kepada orang itu, aku tahu kalau itu bukanlah kejadian sebenarnya.

"Ohhh... jadi itu elu ya? Orang yang berani nyari masalah ama anggota kita?" tampaknya pemimpin mereka ikut percaya pula, sialan!

"Eh itu salah paham ya! Gua gak pernah ngehajar anggota lu!!"

"Ah mending lu diem sekarang atau gua habisin lu ditempat!!!"

Aku Cuma bisa diam sambil mengepalkan tanganku dengan kesal. Tidak lama kemudian si pemimpin preman itu kembali berbicara "denger, lu beruntung gua lagi capek, kalau enggak gua udah langsung hajar lu ditempat, oleh karena itu gua minta lu pergi dari sini! Kalau enggak..." dia mulai memberi kode dengan menunjukkan anak buahnya yang bersiap menghajarku.

Tidak bisa begini, aku sudah susah-susah mendatangi tempat ini dan aku juga sudah berjanji kepada Hana, aku tidak ingin tempat yang sudah menemaniku di masa kecil jadi sia-sia.

"Tidak, aku tidak akan pergi sebelum kita bicara terlebih dahulu!" sontak raut wajah para preman nampak tidak senang dengan hal itu.

Pemimpin mereka mulai berbicara lagi "Oh jadi begitu ya?? ......sudah! Semuanya serang dia!!!"

Mereka semua langsung berteriak sambil berlari menyerangku, "gawat" gumamku dalam hati, aku pun berusaha melakukan pertahanan.

Para preman itu langsung menyerang dari segala arah, mereka datang dari kiri, kanan, serta depan, memojokkanku, aku mencoba menahan setiap serangan dan pukulan mereka baik itu tonjokan dan tendangan dari kiri dan kanan sampai tendangan tiba-tiba dari depan, namun sayang itu tidak bisa bertahan lama.

"Hiattt!!!!!" salah satu dari mereka menyerang kepalaku dari sisi kanan belakang dengan jegalannya

"akhhhh!!!" aku tidak bisa menghindar, itu memberi kesempatan untuk salah satu dari mereka untuk maju dan menendang perutku dengan lututnya.

Tengkorak Hitam (Season 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang