((Minggu siang))
"Panggilan untuk nomor 17 silahkan masuk ke ruangan" teriak seorang staff yang duduk di meja registrasi.
Seperti biasa, hari-hari kembali kujalani dengan normal, kini aku tengah menunggu panggilan di klinik hewan untuk kucingku Natta yang tengah berada di pangkuanku, kucing seperti dia sangat perlu untuk di cek kesehatannya mengingat ia awalnya adalah kucing liar.
"Hahhh....." kuhembuskan nafasku dengan cukup lemah.
Kehidupanku menjadi seorang pahlawan jalanan itu sangat tidak gampang, banyak tantangan yang kuhadapi. Tidak hanya penjahat, kini aku harus berurusan dengan aparat keamanan, ini sudah bukan satu lawan satu lagi namanya tapi sudah triple threat sebutannya.
"Gini amat ya, hari-hari awal jadi pahlawan..." ujarku. Namun, meski demikian, aku masih sering menemukan beberapa orang yang memakai atribut jaket hoodie hitam dan corak berbentuk wajah yang familiar.
Jelas ketika aku melihatnya aku langsung familiar dengan gaya mereka, penampilan orang-orang itu mirip sekali dengan gayaku ketika menjadi jagoan terutama corak wajah yang persis seperti corak ketika aku mengecat wajahku saat beraksi.
Ya... tentu saja! Aksiku pastinya menjadi bentuk viral di tengah masyarakat seluruh Indonesia, banyak yang menyukai maupun mengkritisi hal tersebut. Belum lagi semakin banyak pula julukan baru yang ditujukan kepadaku, julukan yang paling sering kudengar sih 'Si Pria Tengkorak' atau 'Si Wajah Hitam'. Tapi ada satu headline di sebuah berita yang menamaiku sebagai Tengkorak Hitam, entahlah... aku tidak membencinya maupun sangat menyukainya, menurutku itu oke-oke saja.
Ah! Iya juga... akhir-akhir ini aku juga suka melihat beberapa persepsi orang-orang tentang keberadaanku secara dekat, ada dari mereka yang menyebutku sebagai pahlawan sejati, tapi ada juga yang menyebutku sebagai tukang narsis, bahkan ada yang menyebutku sebagai monster. Namun, tidak jarang juga ada yang menganggap aksiku itu bukan kejadian nyata dan merupakan settingan, kalau bisa dikatakan.... itu persepsi paling bodoh yang pernah kulihat.
Ada yang bilang, "Itu pasti video editan" di salah satu forum.
Bahkan ada yang sok cerdas dengan ngomong, "Ini era modern bro! Semua bisa gampang di rekayasa" di beberapa postingan sosial media.
Sampai ke kesimpulan aneh kayak, "Jangan-jangan ini cuma promosi belaka lagi" dan masih banyak lagi. Sejujurnya aku tidak menyalahkan mereka, tapi entah kenapa ada perasaan kecewa dalam diriku, aku seperti melakukan sesuatu yang tidak bisa dihargai, ditambah dengan polisi yang mulai memburuku dan masyarakat yang membuat gosip bahwa aku ini adalah jejadian atau siluman, sebenarnya apa aku ini? aku benar-benar tidak tahu.
"Permisi... maaf, izin lewat sebentar! permisi bu..." terdengar suara wanita yang tidak jauh dari tempatku duduk, karena jumlah orang yang duduk sangat ramai dan berderet, tentunya akan cukup sempit ruang satu dengan yang lain.
"Hai... boleh aku duduk disini?" sapa dia sambil kemudian duduk disampingku.
"Oh... hey, iya silahkan" balasku yang ditambah dengan anggukan.
"Ngebawa kucing juga ya?"
"Ah! Ya... ini buat cek kesehatan berkala, dia kucing liar soalnya."
"Oh iya? Kucingku yang satu juga kok!"
"Iyakah? Wah.... gak jauh beda ya?"
"Bener! kutemukan dia sehabis pulang dari bekerja, bisa dikatakan ini kucing liar pertama yang kurawat"
"Kelihatannya kau suka sekali dengan kucing ya?"
"Ya tentu saja... bagiku kucing ini hewan yang paling setia. Berbeda dengan anjing, kalau kamu bisa membuat mereka percaya padamu maka mereka akan selalu ada untukmu, bahkan kucing liar sekalipun begitu" jelasnya dengan nada yang cukup antusias, aku pun ikut antusias mendengar hal itu, aku ingin sekali bisa membentuk hubungan persahabatan dengan Natta, ya semoga saja aku bisa melakukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tengkorak Hitam (Season 1)
AcciónHerman Sukarno Aditama awalnya hidup normal bersama keluarganya, hingga suatu hari secara tidak sengaja ia terlibat insiden yang mengakibatkan kematian keluarganya. Bertahun-tahun kemudian, setelah ia diadopsi oleh seorang pandai besi bernama Joko S...