"BAJINGAN!!!" Teriak salah satu bandit seraya berlari kearahku.
Aku segera menghindar dan menepis serangannya dengan tanganku, kemudian aku pun menendangnya, lalu teman-temannya yang lain akhirnya ikut menyerang.
Aku dengan sigap langsung menghindar dari serangan mereka. Beberapa dari mereka mencoba memukulku dengan balok kayu dan tongkat besi, namun aku masih bisa menghindar dan menahan serangan mereka.
Salah satu dari mereka mencoba memukulku dengan tongkat kayu namun aku berhasil menahannya dan memukul wajahnya sambil melepaskan tongkat itu secara paksa dari tangannya.
Kemudian aku melempar tongkat yang kuambil itu sehingga mengenai kepala bandit lain, melihat hal itu mereka tidak tinggal diam dan terus menyerangku.
Aku segera menghindar dan berusaha untuk tidak terkena serangan dari mereka.
Melihat situasi jadi genting seperti ini, aku segera memanfaatkan benda dan apapun yang ada disekitarku, aku memulai dari kardus bekas di tempat sampah, kujadikan itu bait dan menghajar salah satu dari mereka dengan itu.
Sialnya aku tidak melihat ada yang memukul punggungku dengan tongkat besi. Aku sempat meringis sebelum aku menghindar dari pukulannya yang kedua kali dan menyerang rusuk serta melemparnya ke tong sampah besar.
Kemudian dua orang lainnya mencoba mengeroyokiku, akupun mencoba menghindar dan menahan segala serangan dari mereka, hingga akhirnya aku berhasil mengelabui salah satu dari mereka untuk saling menyerang satu sama lain. Saat itu terjadi, aku langsung mengambil kesempatan dan menghajar mereka berdua, kemudian mengakhirinya dengan bantingan yang disambung tendangan.
Selepas melakukan hal tersebut, ternyata salah satu dari mereka ada yang bangkit dan berniat menyerangku, ketika ia melancarkan pukulan dari tangan kanannya, aku segera menangkap pukulan tersebut kemudian melancarkan beberapa tinjuan beruntun dan tendangan memutar hingga ia terjatuh.
Awalnya kupikir semuanya benar-benar selesai. Namun, tanpa kusadari salah satu dari mereka ada yang bangkit lagi dan berniat menyerangku dari belakang, tapi tiba-tiba ia langsung dipukul dengan tongkat kayu oleh si cewek tadi.
Ternyata selama aku berkelahi dengan para bandit itu, ia bersembunyi di dekat motorku. Setelah melakukan hal tersebut ia menjatuhkan balok kayu seraya mengucapkan, "Makasih" dan segera pergi dari lokasi.
"....Hahhh Fiuh..." aku yang sudah capek langsung terduduk, namun tidak lama berselang datanglah aparat setempat yang langsung menyisir area.
"Ah pak! Tepat waktu..." ucapku dengan lega
Namun tiba-tiba... "Diam ditempat!" Teriaknya padaku
"Eh? Tunggu, apa-apaan ini pak??" Jawabku dengan penuh keheranan
"Sudah, kamu diam saja" entah kenapa aku malah diborgol bersama para bandit lain dan langsung dibawa dengan kendaraan aparat keamanan.
"Ada apa ini???" Benakku seraya dibawa dengan mobil tersebut.
.
---INTRODUCE POV: Elisabeth Yolanda---
"Fiuh... beruntung aku selamat" gumamku dalam hati.
Jujur saja, aku tidak menyangka orang itu mau mengatasi para bandit tersebut, tindakan yang heroik sekali... mungkin aku harus menemuinya sambil membawa hadiah dan mengucapkan terimakasih nanti.
Tiba-tiba handphone-ku berdering, aku segara memeriksa siapa yang menelponku.
"Ah!" Kulihat nama yang tertera dan langsung menekan tombol buka.
"Dek! Kamu lagi dimana sekarang?" Jawabku kepada seorang yang sudah kuanggap sebagai adik, Marissa.
"Kak! Kakak itu udah berkali-kali dibilangin sama ibu, jangan nyari masalah!!! Sekarang kakak dimana? Masih dikejar?".
"Enggak kok! Enggak!! Kakak baru aja dibantu ama orang baik".
"Tuhkan! Kakak lagi-lagi nyusahin orang!!! Pokoknya aku gak mau tau, kakak mesti tanggung jawab karena ngelanggar perintah ibu".
"Tunggu dulu ris, kan-" dan telepon tiba-tiba tertutup
Sialan! Setidaknya dia harus berterimakasih dong! Kalau bukan karena aku ada untuk menyelamatkannya dari bandit mata keranjang itu, mungkin dia sudah dihabisi!.
Hehhh...... dunia ini memang gak adil, masih aja ada orang yang segampang itu mau tertindas tanpa perlawanan, apa jadinya dunia ini kalau semua orang pasrah menerima apapun yang terjadi?! Menyebalkan!!!.
Jujur, aku tidak tahu siapa sebenarnya cowo yang menolongku itu, tapi dia sudah rela menyelamatkan nyawaku... secara teknis.
"Mungkin aku harus menemuinya" gumamku sambil berjalan menuju angkutan terdekat.
---END OF POV---
.
((Sementara itu di kantor Polisi))
"Maaf ya mas, terimakasih sudah membantu kami"
"YA YA YA, SERAH LU DAH!" Ucapku sambil berlalu meninggalkan para petugas keamanan itu dalam perasaan penuh kesal.
Serius! Yang bener aja... masa bisa-bisanya orang dituntut cuma karena ngehajar penjahat??? Memang aneh itu aparat.
"Fiuuhh untung motornya masih bagus" aku segera menghampiri motorku dan langsung pergi.
Memang aku sempat ditangkap karena dianggap ikut bagian kerusuhan. Tapi ketika diinterogasi, akhirnya aku dibebaskan, sementara para bandit itu mendekam dikurungan.
"Yah... setidaknya hukum masih adil" gumamku dalam hati.
Tidak lama kemudian aku berhasil sampai dirumah, ternyata Joko yang sedang berada di depan rumah melihat penampilanku yang acak-acakan.
"Eh? Herman??? Kok kamu kayak gitu penampilannya? Kamu abis ribut ama orang?"
"Enggak pak, aku cuma abis berantem..."
"HAH? sama siapa???"
Aku pun menjelaskan panjang lebar tentang apa yang terjadi, dan akhirnya beliau paham.
"Oohhh, tapi kamu gak kesakitan kan? Soalnya wajahmu ada sedikit luka"
"Aku baik-baik aja kok, yaaaa cuma paling ada sedikit sakit di belakang karena habis dipukul tongkat besi"
"Ck, kamu ada-ada aja Herman! Untung kamu masih bisa pulang dalam keadaan hidup! Gimana kalau-"
"Ah! Bapak jangan bercanda kek gitu ah!"
"Heheh, ya abisnya kamu bisa-bisanya terlibat masalah kek gitu!"
"Ya aku gak ada pilihan lain! Toh mau gak mau terpaksa kulawan tuh bandit"
"Mending kamu coba kunjungin lagi rumah perguruan mendiang pak Cakra lagi deh! Mungkin anaknya beliau masih bisa bantu kamu, biar kamu masih bisa lebih sigap ngadepin siapapun yang bakal nyerang kamu! Hal kek gini kan pasti bakal kejadian lagi"
Balik ke perguruan?? waduh!!! "Ehhh..... gimana ya... aku udah lama gak pernah gabung ama perguruan Bangau lagi, gak enak pak jadinya!".
"Halah! Kamu kebiasaan kayak gitu mulu!!! Udah! Pokoknya kamu besok datengin si Hana di perguruannya, dia udah renovasi bangunannya, jadi mungkin kamu bakal ngelihat hal baru disana"
"T-tapi"
"Udah!!! Kamu pokoknya kunjungin dia besok! Nah untuk sekarang, tuh luka diobatin dulu! entar bengkak lagi"
"Hehhh.... iya deh pak" balasku dengan perasaan yang makin berat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tengkorak Hitam (Season 1)
ActionHerman Sukarno Aditama awalnya hidup normal bersama keluarganya, hingga suatu hari secara tidak sengaja ia terlibat insiden yang mengakibatkan kematian keluarganya. Bertahun-tahun kemudian, setelah ia diadopsi oleh seorang pandai besi bernama Joko S...