"Ding!"
Begitulah suara yang memecah suasana tenang dan damai di pagi menjelang siang ini, aku yang baru saja semalam dihantui mimpi aneh masih belum bisa memproses apa yang terjadi, tapi setidaknya aku tau bahwa kejadian semalam pasti hanya mimpi.
Aku pun beres-beres dan keluar dari kamarku, kemudian aku menyaksikan keluargaku sedang bersama di ruang tengah.
Ayah dan ibu melihatku dan aku yang sadar akan kejadian semalam akhirnya memutuskan untuk minta maaf kepada adikku, beruntung ia mau memaafkanku jadi tidak ada tekanan diantara kita.
Oh iya! aku teringat sesuatu, "Ayah, tadi bunyi bel siapa?" Tanyaku, ayah pun mengatakan bahwa itu adalah sales yang sedang berjualan.
Ah! Aku kira siapa, ya setidaknya kita masih bisa menjalani kebersamaan dengan baik lagi... itu yang kuharapkan.
"Oh iya, ayah bakal kedatangan tamu nanti siang, jadi Cindy ama Herman nanti ke kamar ya, soalnya bakal dipake ruangan tengah" itu yang sekiranya ayah katakan pada kami.
Ibuku kemudian bertanya "Tunggu... memang siapa yang akan datang?" Ayah pun membalas "Eh? Ehmm itu... kenalan ayah!" Jawabnya, Hmm? Aneh sekali nada bicara ayahku akhir-akhir ini, tapi ya sudahlah... kami memutuskan ikut permintaan dia.
Pada pukul 1 siang, ibu memasak dan adikku Cindy mulai dibawa keatas, sedangkan aku menuju kamarku. Tapi sebelum ke kamar aku mau mengambil cemilan di kulkas, namun kembalinya dari mengambil cemilan, secara tidak sengaja aku berpapasan dengan ruang kerja ayah dan aku menemukan kertas yang tiba-tiba meluncur dan mencuat dari bawah pintu, aku diam-diam mengambil dan membawanya kekamarku.
Aku membaca isi kertas tersebut dan satu yang bisa kusimpulkan, "Inikan kertas proposal kerja ayah" tertulis di kertas tersebut berupa misi yang baru saja ayah selesaikan.
Tidak lama kemudian aku mendengar suara mobil yang berhenti didepan rumah.
"Ah! Itukah klien ayah?" Gumamku selagi melihat gerombolan pria dengan pakaian kemeja necis, mengetahui hal tersebut aku tidak merasakan kecurigaan apapun dan kembali membaca kertas proposal tersebut, tapi ada yang aneh.
"Eh? Batu ini?? Ini bukannya..." aku melihat foto sebuah benda berupa batu hitam yang ayah sempat bawa dari tugasnya, tunggu dulu... bukankah batu itu sempat muncul semalam?.
Tapi itu pasti cuma mimpi, maksudku tidak mungkin itu terjadi kan? Dan sesaat setelah kuberpikir demikian, aku mulai membaca deskripsi batu tersebut dalam proposal kerja ayah, tertulis bahwa benda yang diberi Codename ''Batu Hitam'' ini memiliki kekuatan magis dan bernilai tinggi jika dijual.
Hal ini semakin aneh karena tertulis bahwa benda itu merupakan barang yang akan jadi milik resmi pemerintah, namun kenapa ayah malah membawanya kesini?.
Tidak lama berselang aku mendengar suara argumen, makin lama suaranya makin keras, "ada apa ini?" pikirku, hal itu membuatku memutuskan untuk mengecek perlahan keluar, suaranya makin terdengar keras! Seperti perkelahian, aku mencoba mengintip dari lantai atas namun tiba-tiba...
*BAMMM!!!*
Suara senjata api terdengar dan aku hanya bisa melihat kilatannya, tiba-tiba adikku Cindy sudah dibelakangku sambil memeluk bonekanya, "Kak...?" Aku langsung terkaget "Eh! Cindy???" "Ada apa itu??" "Tu-tunggu Cindy! Kita lebih baik jangan turun..." tiba-tiba terdengar teriakan seorang pria.
"CARI SELURUH RUMAH, JANGAN SISAKAN SIAPAPUN"
Aku yang panik langsung membawa adikku ke belakang rumah melewati jendela, ketika turun ke bawah kita akhirnya menemui ibu yang berdiri tidak jauh dari garasi, ia terlihat takut dan hampir menangis. Ketika ibu melihatku dan Cindy, ia langsung memeluk kami sebelum akhirnya membawa kami ke mobilnya yang masih terparkir di garasi, mobil pun dinyalakan dan kami langsung bergegas pergi.
"Bu! Ada apa ini Bu??!?" Tanyaku, adikku pun juga mulai menghujani ibu dengan pertanyaan berulang tentang apa yang terjadi dan kemana ayah.
Namun ibu hanya menjawab "KALIAN DIAM DULU DISITU, JANGAN LIHAT KEBELAKANG!" Kemudian ibu kembali berfokus pada jalan sembari terbata ketika membicarakan apa yang terjadi pada ayah.
"A-Ayah kamu.... Ayah..." namun secara tiba-tiba Cindy berteriak "Ibu Awas!!!!!" Sesuatu menabrak kami dan semua jadi gelap...
Tidak lama aku membuka mataku sedikit dan aku melihat dari balik jendela terdapat sekumpulan orang berjas yang berkumpul dan terlihat seperti ingin menghancurkan mobil yang kutumpangi.
Aku...... aku tidak bisa apa-apa, aku perlahan melihat adik dan ibuku, mereka mengalami pendarahan, dengan sekuat tenaga aku mencoba mendorong adikku dan membuka pintu mobil hingga kami bisa keluar, namun tidak lama terdengar ledakan kecil, dan perlahan mobil kami terbakar, aku dengan setengah kesadaran mencoba menarik adikku ke arah semak-semak namun aku malah terjatuh kebagian miring tempat tersebut, dan saat itu terjadi...
*BOOM!!!* ledakan besar terdengar.
Aku pingsan dalam waktu yang cukup lama, hingga akhirnya aku terbangun di tempat yang nampaknya adalah rumah sakit, "Di-dimana? Ada apa??" Muncul dalam benakku, namun ketika melihat sekitar aku mulai menyadari dan mengingat apa yang terjadi, "Ibu...ayah...Cindy..." mereka...... tidak! Mereka pasti masih selamat! Aku yakin itu!
Tidak lama kemudian datanglah dokter dan perawat masuk, mereka cukup terkejut ketika melihat keadaanku yang berhasil siuman, aku kemudian di cek dan mereka mengatakanku apa yang terjadi.
Saat ledakan terjadi, terdapat sekumpulan warga yang mendengar dan mendatangi tempat tersebut, mereka hanya menemukan aku yang selamat, sementara mobil didekatku terbakar habis.
Detak jantungku seolah berhenti, tidak... ini tidak mungkin terjadi kan? Pasti keluargaku masih hidup! Itu yang sekiranya kupikirkan, hingga datang seseorang yang diperkenalkan oleh dokter, ia adalah Letnan Adi.
Letnan Adi adalah teman dari ayahku, "Perkenalkan Herman, nama saya Letnan Adi dan saya adalah teman dekat ayahmu", "Ayah... apa yang terjadi pada ayah om!" Aku menghujaninya dengan pertanyaan itu.
"Tidak mungkin kan keluargaku...tidak mungkin kan??!!!" Teriakku, "Tenang nak, kamu tenang dulu" balas sang dokter, kemudian Letnan Adi akhirnya menjabarkan apa yang terjadi.
"Nak Herman, ayahmu..... saya mohon maaf... baik ayah, ibu, maupun adikmu tidak ada yang selamat, adik dan ibumu mati dalam kecelakaan mobil dan ayahmu kami temukan meregang nyawa dirumahnya" seketika gravitasi bumi menguat, membuatku seolah tidak mampu bangkit lagi "Ti-tidak.... a-apa??" Aku sulit mempercaya hal ini! "Maafkan kami, namun kami sudah mencoba menyelidiki dalang dibalik hal ini" jelas Letnan Adi.
"Tapi kenapa...?? Kenapa harus keluargaku?!!?" Letnan Adi kembali membalas "Dengar, aku tau ini berat untukmu, namun kepergian ayahmu memang meninggalkan banyak hal, kami memang harus mengambil asetnya sebagai pelunasan atas tindakannya" jelas Letnan Adi yang membuat emosiku menaik.
".............APA YANG KALIAN COBA LAKUKAN?!!?" Geramku, kemudian dia pun membalas "Tenang dulu oke... begini, ayahmu telah mengambil benda yang seharusnya tidak ia ambil, dan kami memang harus melakukan itu untuk menebus tindakan beliau, namun kamu tenang saja... walau tidak memiliki kerabat, kamu masih bisa tinggal di panti sebagai rumah baru kamu, untuk keperluan semua ditanggung kami sampai kamu-" aku menggebrak benda keras dan menjatuhkan barang di ruangan itu.
"TIDAK ADA YANG MAU SEPERTI ITU SIALAN!!!!!!!!!!!" suasana menghening, namun dengan tenangnya si Letnan ini malah memberiku kalimat baru "Sekali lagi saya tau ini berat bagi anda, namun kami melakukan ini demi kelangsungan hidup anda, kamu tidak ingin ayahmu mendapat cap buruk oleh para media bukan?" Aku langsung membeku dan menundukkan kepalaku.
Kenapa harus begini? Kenapa ini terjadi padaku? Ayah...Ibu...Cindy... aku.......a-aku............ aku minta maaf.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tengkorak Hitam (Season 1)
AçãoHerman Sukarno Aditama awalnya hidup normal bersama keluarganya, hingga suatu hari secara tidak sengaja ia terlibat insiden yang mengakibatkan kematian keluarganya. Bertahun-tahun kemudian, setelah ia diadopsi oleh seorang pandai besi bernama Joko S...