[a] Broke Up

1.1K 119 11
                                    

"Aku beneran yakin Ji, aku mau kita putus..."

Pemuda dengan kemeja bergaris yang ditekuk sampai siku itu menghela nafas, wajahnya udah yang gak bisa banget dijelasin—perpaduan antara kaget, capek, sama pasrah.

Lengan kanannya yang ia tumpu di atas meja cuma diketuk-ketukin, kayak yang mau ngomong tapi mulutnya diem aja.

Ternyata, dateng juga saatnya. Benar-benar keputusan yang bulat dan gak bisa dipatahin, mau gimana-gimana juga mereka tetap harus berpisah.

"Ji....i know that it hurts, but if we keep this relation too longer" gadis itu menghela nafasnya lesu,

"then it will hurt us more"

"You dont have to dictate me about the decisions that i should make" balas sang pemuda—Park Jihoon dengan pelan namun tegas,

"since stepping on the second year of our relation, i've also been feeling something strange and its definitely will not going to end well"

"Dan aku berperan banyak untuk itu. I am sorry Ji, i am the bad ones in here"

"Disagree" jawab Jihoon tenang, "this is our relation, so the good or the fucking bad things that happen to us...its our share together"

Gak ada balesan, cewek di hadapan Jihoon itu seperti kehilangan kata-katanya di udara. Dia bahkan gak punya cukup keberanian lagi buat natap wajah pacar—mantan pacar?—nya ini kayak tadi.

"Hei Onda, look at me" tegas Jihoon

"Wait Ji, give me a break please. Its hurt, seriously..."

Jihoon gak jawab apapun, karena dia juga ngerasain hal yang sama. Iyalah sakit, Jihoon juga tau kalo ini amat sangat menyakitkan.

Bodoh kalau dia gak sedih tiba-tiba Onda minta putus, hubungan selama hampir 2 tahun yang udah dijalanin, suka duka dan usaha keras mereka dalam membangun ini semua, gak ada yang bisa dilupakan dengan mudah dari hal-hal itu.

Tapi Jihoon mencoba realistis, seperti kepribadiannya yang biasa. Dia sadar kalau hubungan ini memang gak bisa diterusin karena udah banyak kosongnya, maka dari itu Jihoon gak mencoba untuk nahan Onda meskipun rasanya sakit banget tiba-tiba break up begini.

"Its hurting both of us" lirih Jihoon

"Maaf ya Ji, maaf banget harus berakhir gini. Aku gak tau bakal sesedih dan sesakit ini, semalem pas aku mikirin semuanya...aku kira gak bakal senelangsa ini"

"Gapapa" Jihoon kemudian meraih tangan Onda, bikin gadis di depannya itu mendongak,

"its hurting us but we both are stronger kan?"

"Of course we are"

"So, show it up. Kita harus bangkit Da, meskipun sakit, meskipun ngagetin tiba-tiba harus secepet ini putusnya, tapi kita harus bangkit" Jihoon mengulas senyumnya, senyum yang selalu bikin Onda seneng tapi kali ini rasanya dia pengen banget nangis liatnya,

"ayo jadi lebih baik dan gak berlarut-larut dalam rasa sakit ini"

"Right..." Onda memaksakan senyumnya, "totally right..."

"Yaudah jangan nangis lagi, udah cup cup cup" Jihoon meraih tisu untuk membersihkan sisa air mata di wajah Onda, sumpah ya ini gimana cerita Onda bisa tahan buat gak nangis.

Akhirnya nyerah, si Onda agak histeris nangis sambil sesenggukan plus maksain ngomong macem-macem buat Jihoon. Cowok itu senyum, gak coba nahan karena dia tau mantannya ini pengen ngungkapin segala uneg-uneg sebelum semuanya berakhir.

/2/ "Sir, Yes Sir!" ft. Jihoon ChaeryoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang