Sekarang ini, aku, Rord, dan Senya sedang berada dalam perjalanan pulang dari dungeon.
Senya telah mengajariku salah satu kemampuannya, dan karena hal itu, aku tidak bisa menahan dan pada akhirnya menjadi pribadi yang sangat percaya diri tidak seperti sebelumnya. Yah, meskipun itu hanya berlangsung sebentar saja sih...
"----"
Kemampuan yang telah ia ajarkan padaku ialah Skill "Slip", kemampuan yang memungkinkan penggunanya untuk bergerak ke suatu jangkauan tertentu yang telah ditentukan, yaitu diantara jarak nol sampai tiga meter.
Tetapi, tidak sepertinya Senya yang berkata jika ia baru bisa melakukannya di percobaan yang ke-100 kali, diriku malah berhasil melakukannya hanya dalam percobaan pertama.
Itu sangat membuat gadis berambut biru itu terkejut, bahkan sejak tadi, ia tetap tidak henti-hentinya dan terus-menerus bertanya padaku soal bagaimana caraku dapat melakukannya. Di saat sedang bertanya, ia selalu memasang wajah senyum yang manis dan itu pun membuatku tidak bisa berhenti untuk merasa gugup.
--Mbak Senya..., dekat sekali...!
Aku tidak terlalu tahu jika itu merupakan suatu pertanda baik atau tidak untuk ke depannya. Yah, setidaknya harus pertanda baik kek ... Toh ini adalah panggilan-ku ke dunia lain ... Setidaknya aku juga ingin punya satu atau dua kemampuan yang hebat dan curang...
Aku juga sempat berpikir jika ini mungkin saja adalah bakat khusus-ku, semacam kemampuan spesial yang memungkinkan diriku untuk mempelajari suatu Skill dengan cepat. Tetapi, sepertinya aku telah salah menduga. Karena Raja Iblis sendiri-lah yang telah mengatakannya, jika diriku tidak memiliki kemampuan khusus atau kekuatan hebat lainnya.
Namun, meskipun tidak memiliki Special Ability, pasti setidaknya ada sesuatu yang dapat kulatih untuk menjadikanku kuat.
Saat sedang memikirkan itu, Senya yang sedari tadi sedang diam saja tiba-tiba memulai percakapan.
"Ah! Benar juga. Lort dan Rord, kalian berdua ini tidak punya tempat tinggal di kota bukan?"
"Iya, benar begitu ... Memangnya ada apa?"
"Kalau benar begitu ceritanya, bagaimana jika kalian berdua menetap di tempatku saja untuk sementara...? Bagaimana?"
Senya berinisiatif untuk membantu kami dengan membiarkan kami menetap di tempatnya.
Menetap di tempat Senya, ya... Aku jadi merasa tidak enak padanya...
"Ah, terima kasih atas tawarannya, Senya, tetapi, kamu tidak perlu repot-repot begitu, kebetulan kami sudah punya tempat untuk singgah kok."
"Oh, benarkah? Padahal kupikir akan bagus jika aku bisa membawa teman ke rumah..."
Di akhir katanya, nada suara Senya terdengar sangat pelan dan itu membuatku menjadi semakin merasa tidak enak padanya.
E--Eh...?
Setelah mendengarkan perkatannya itu, entah mengapa aku menjadi semakin merasa tidak enak padanya..., apa memang akan lebih baik jika aku menerima tawarannya saja...? Tetapi, aku telah menolak tawarannya lebih dulu, jika aku tiba-tiba menerimanya kembali, suasananya malah akan jadi sedikit canggung.
"Baguslah jika kalian sudah menemukan tempat untuk menetap." Senya mencoba untuk mengambil napas dengan perlahan, "Tetapi, jika kalian berubah pikiran, datang dan temuilah saja aku ya, kapanpun itu, aku akan menerima kalian dengan senang hati."
"Ya--Ya, tentu. Terima kasih, Senya."
"Ya, sama-sama. Kalau begitu, kita berpisah di sini ya."
"Ah, baik. Sampai juga lagi, Senya. Sekali lagi, terima kasih."
"Sampai jumpa lagi, Senya."
KAMU SEDANG MEMBACA
LOROLOJO: Lord Rord Lort Journey
FantasyGenre: Adventure, Comedy, Fantasy, Magic, Parody, Romance Lord, tidak, Lort ... dia adalah seorang pengurung diri yang menyukai video game seperti kebanyakan remaja lainnya. Pada saat ia hendak mencoba untuk mengubah kehidupannya dengan memberanikan...