Masih di dalam hutan, kami berdua, aku dan Rord sedang berada di tengah-tengah perjalanan untuk kembali ke kota.
Berjalan dengan santai karena aku yang kelelahan.
Itu benar, seharusnya staminaku memang sudah terkuras habis sejak tadi.
Entah karena adrenalin atau semacamnya, tubuhku akhirnya masih bisa untuk bertahan.
Untuk mengatasi peristiwa seperti ini yang mungkin saja akan terjadi lagi nanti, kurasa aku harus mulai untuk berolahraga.
Modar sudah pernah menyuruhku untuk melakukannya, tapi diriku hanya bisa bertahan sampai hari ketiga.
Hmm...
Tetapi...
Mungkin saja tidak akan ada yang bisa mengetahuinya, aku memang tahu itu, tapi tetap saja aku tidak bisa menghilangkan perasaan khawatir ini!
Itu benar, mana mungkin aku bisa bisa langsung bersikap seperti biasanya begitu saja setelah mengetahui rekan satu kelompokku baru saja membuat keributan yang cukup besar.
Membakar hutan, ya...
Dia bisa saja akan dipenjarakan kalau sampai ada yang tahu dan melaporkannya.
Meskipun begitu, pelakunya sendiri bahkan terlihat seperti seolah-olah dirinya tidak ada kaitannya dengan masalah ini sama sekali!
Orang-orang pasti akan kebingungan ketika tahu dia adalah pelakunya.
Tidak, mereka mungkin tidak akan percaya.
Memasang wajah tidak bersalah begitu ... aku penasaran apa yang ia pikirkan setelah menimbulkan kekacauan seperti itu...
Maksudku, dibandingkan sebagai tersangka, dia bahkan lebih terlihat seperti seorang gadis polos yang tidak tahu apa-apa.
"...? A–Apa? Mengapa kau melihatku dengan tatapan tidak enak begitu...?"
Tampaknya dia sadar akan diriku yang menatapnya sejak tadi.
Itu benar, sembari menaruh tangan kiriku di dahi, aku berusaha untuk menutupi wajahku karena merasa ini tidak benar.
"Harus kukatakan saja secara langsung padamu, tapi tatapan seperti itu bisa menimbulkan sebuah kesalahpahaman jika ada orang lain, tahu..."
"Ah, ya. Aku sudah tahu soal itu."
"Kalau kau sudah tahu dari awal, lantas mengapa kau masih melakukannya? Dasar aneh."
Membalas tatapanku dengan cara yang sama, Rord menutupi dadanya yang rata dengan kedua tangannya.
Meskipun aku bilang begitu, tapi jika diperhatikan dengan baik, sebenarnya dia cukup berisi juga.
Aku jadi merasa menyesal karena sudah pernah mengatakan sesuatu yang sensitif mengenai ukuran payudaranya padanya ketika masih berada di kastil.
Yah, di sisi lain, aku bersyukur karena ia ternyata baik-baik saja.
Namun ... tetap saja masalah yang ia sebabkan tidak akan bisa dilupakan begitu saja dengan mudah.
Sembari menghela napas panjang, aku menutup kedua mataku karena merasa lelah.
Padahal seharusnya ini bisa menjadi quest yang mudah, tapi mengapa kami bisa jadi sangat tidak beruntung begini...?
Peristiwa tadi itu seolah-olah terasa seperti sudah ada yang mengaturnya saja...
"Oi, Simp."
"Em? Ada apa? Apa kau ingin mengomentariku lagi karena sudah melihatimu dengan tatapan yang aneh? Asal kau tahu saja, aku sudah berhenti melakukannya sejak beberapa detik yang lalu, tahu. Dan juga, apa-apaan yang barusan itu? Mengapa kau memanggilku nama depanku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LOROLOJO: Lord Rord Lort Journey
FantasyGenre: Adventure, Comedy, Fantasy, Magic, Parody, Romance Lord, tidak, Lort ... dia adalah seorang pengurung diri yang menyukai video game seperti kebanyakan remaja lainnya. Pada saat ia hendak mencoba untuk mengubah kehidupannya dengan memberanikan...