Vol II 5『Latihan Fisik itu Berat Tahu』

20 4 12
                                    

Langit tampak cerah, benar, seperti masa depanku.

Itu adalah kata-kata yang selalu kubuat dalam pikiranku untuk menyemangati diriku sendiri dikala aku sedang jatuh.

Maksudku, semua orang pasti pernah jatuh, kan? Terkadang jatuh ke bawah dan kembali naik ke atas jika masanya sudah datang.

Tapi, aku bisa memastikan jika diriku berbeda dengan mereka.

Aku tidak berada di bawah, tempat mereka yang jatuh ataupun di atas, tempat mereka yang sedang berada dalam performa terbaik dalam kehidupannya.

Aku berada di tengah-tengah. Sebelumnya, aku sudah mengumpulkan niat untuk naik ke atas, tapi pada saat aku ingin memulainya, itu semua sudah terlambat.

Itu benar, aku telah dipanggil ke dunia lain.

Mungkin itu terdengar aneh menurutmu karena itu tidak terlalu memperjelas apapun. Namun, aku yakin setidaknya seseorang pasti akan paham maknanya.

"..."

Memang sudah terlambat untuk memikirkannya setelah itu terjadi, tapi aku tidak pernah bisa berhenti untuk memikirkannya meskipun aku tahu itu adalah hal yang sia-sia.

"Menjadi lebih kuat itu... kira-kira bagaimana caranya, ya?"

Itu terlintas di pikiranku.

Dua orang yang sedang bersantai yang duduk di dekatku merespon dengan tatapan.

Tidak dengan satu orang lagi, Rord, yang kelihatannya sedang tidak ingin melakukan apapun untuk hari ini.

Dia terlihat lelah sejak tadi meskipun kami belum memulai apapun hari ini. Ada sesuatu yang aneh dengannya.

Dua orang tersebut adalah Lucia dan Senya.

Berbeda dengan Lucia yang hanya meresponnya dengan tatapan, Senya menambahkannya dengan ekspresi bingung yang terpasang di wajahnya, entah itu merupakan sesuatu yang disengaja atau tidak, atau itu memang warna kulit aslinya.

"Eh? Bukankah sebelumnya kamu sudah pernah melakukan enhance pada senjatamu, Lort?"

"Ya, aku memang sudah pernah melakukannya, tapi hasilnya tidaklah terlalu memuaskan. Yah, meskipun berkat itu aku dapat mendapatkan beberapa pengalaman baru, sih."

"Begitu. Aku senang kamu bisa memanfaatkan kesempatan yang ada dengan baik dan tidak menyia-nyiakannya. Anak baik, anak baik."

Sambil berkata begitu, Senya pun membelai rambutku selagi dalam prosesnya.

Itu adalah hal nomor dua yang sangat kuinginkan sejak melihat Rord dengannya tadi.

Meskipun terkesan kekanak-kanakan, ini selalu merasa menenangkan setiap kali ia menyentuhku.

Aah... nyamannya...

Beberapa detik kemudian setelah dia selesai melakukannya, Senya mengambil gelas yang berisikan teh di hadapannya dan meminumnya.

Dia meneguk teh hangat itu secara perlahan-lahan layaknya seorang tuan putri yang anggun.

Yah, walaupun kurasa kata-kata itu tidak terlalu cocok dengannya karena dia memang sudah terlihat sangat anggun dari sejak awal kami bertemu.

"Di samping itu, bagaimana kamu bisa mengetahuinya, Senya? Seingatku, aku belum pernah memberitahunya padamu."

Dalam sekejap kata-kataku itu selesai, Teh yang sedang ia teguk itu pun menyembur ke luar dari dalam bibirnya yang menggoda itu.

Membuat wajahku yang berada di hadapannya menjadi basah kuyup karena teh yang ia muncratkan.

Akan lebih baik jika sesuatu yang lain lah yang ia muncratkan padaku... itu terlintas dalam pikiranku.

LOROLOJO: Lord Rord Lort JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang