Vol II 10『Sihir dan Rencana yang Tiba-Tiba』

21 3 11
                                    

Tidak terlalu jauh di depan sana, kami sudah bisa melihat Lucia yang sepertinya sedang bersembunyi di balik semak-semak.

Masih membimbing diriku dengan menarik tangan kananku bersamanya, Rord mulai menaikkan kecepatannya ketika berjalan.

Dengan kecepatan yang tidak terlalu kencang itu, kami berdua akhirnya menghampiri Lucia dan ikut bersembunyi bersamanya.

Dia segera menyadari suara langkah kaki yang aku dan Rord perbuat dan langsung menoleh ke arah kami.

Bukan dikarenakan telinga-nya yang tajam, kurasa itu hanya memang dikarenakan suara yang kami buat terlalu keras saja.

"Ah, akhirnya kalian datang juga."

"Maaf membuat menunggu, Lucia. Apa kami terlalu lama?"

"Kalian benar-benar lama sekali, tahu ... sungguh, sebenarnya apa yang daritadi sedang kalian la--kukan--?"

Dalam sepersekian detik setelah menyapa kami, ditunjukkan dengan ekspresi pada wajahnya, Lucia terlihat seperti sedikit terkejut akan sesuatu hal yang tidak kuketahui tepat ketika dirinya melihat Rord dan diriku.

...? Apa? Apa ada sesuatu yang aneh dengan kami...?

"Ada apa?"

"Tidak, tidak ada apa-apa."

Lucia mengalihkan pandangannya kembali ke depan.

Sesaat tadi ia terlihat seperti merasa tidak nyaman akan sesuatu ... atau apa itu hanyalah perasaanku saja?

"!"

Tanganku serasa seperti sedang ditarik oleh sesuatu ... bukan, kurasa seperti ada yang sedang berusaha melepaskan genggaman tanganku.

"Oi, sampai kapan kau ingin menggenggam tanganku seperti padaku?"

Rord menoleh kepadaku sembari berusaha untuk melepaskan genggaman tangannya.

Aku tidak sadar akan hal itu dan masih saja berusaha untuk menahannya.

"Ooi. Apa kau melamun?"

Sampai akhirnya aku sadar akan perbuatan yang baru saja kulakukan.

"A--Ah, maaf."

Aku segera melemaskan genggaman tanganku dan membiarkan tangan Rord pergi.

Sesaat setelah itu terjadi, entah mengapa aku seperti merasa kesepian akan sesuatu.

Dan tanpa sadar, aku pun kembali melihat-lihati tanganku yang baru saja menyentuh tangan lembut milik Rord untuk waktu yang cukup lama.

Pada saat ini terjadi, aku bisa merasakannya ... tatapan iri yang asalnya masih belum kuketahui entah dari mana.

Aku tidak benar-benar yakin jika itu adalah 'iri', tapi aku yakin sesuatu yang mirip akan cocok dengannya.

Mengabaikan tatapan tersebut, aku menoleh pada Lucia dan Rord yang memulai pembicaraan lebih dahulu tanpa diriku.

"Jadi, di mana makhluk yang mengaum itu...?"

Rord bertanya pada Lucia yang ada di depannya.

Menanggapi pertanyaan yang diberikan, Lucia menoleh pada kami untuk melihat dan kembali mengalihkan pandangannya ke depan untuk menunjukkan sesuatu tanpa menunjuknya.

"Dia ... ada persis di hadapan kita."

"!"

Aku melihat ke arah yang Lucia tunjukkan.

Makhluk tersebut terlihat seperti pohon. Namun, perbedannya ialah ia tidak memiliki dedaunan dan hanya memiliki batang yang menjulur tidak beraturan ke mana-mana.

LOROLOJO: Lord Rord Lort JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang