Vol I 15 『Tempat untuk Bermalam』

13 5 4
                                    

Langit sudah gelap dan cuacanya sedang hujan deras...

Aku berdiri dengan tegap dalam kondisi basah kuyup karena hujan yang membanjiri sekujur tubuhku.

Aku dapat merasakannya, sensasi dari dinginnya air hujan yang mengalir dari atas rambutku sampai ke mata dan terus kembali mengalir ke bawah.

Berada tepat di depan kandang kuda, awalnya aku dan Rord berniat untuk menetap di sini selama sementara dikarenakan tidak punya tempat untuk bermalam.

Tetapi...

"Para petualang sudah biasa tidur di kandang kuda? Wow, tempatnya saja bahkan sudah penuh karena sudah ditempati oleh para petualang-petualang lainnya. Maka dari itulah kami tidak diperbolehkan untuk menambah jumlah orang lagi karena sudah terlalu banyak... Kami juga sudah tidak punya uang lagi untuk menyewa kamar karena sudah dihabiskan untuk membelikan Rord pakaian baru... Padahal kukira petualangan di dunia lain itu akan menyenangkan, menghabiskan waktu dengan bersenang-bersenang, tinggal di kamar penginapan yang nyaman dan tidur dengan lelap sepulang dari menyelesaikan quest..., tetapi, kenapa malah jadi seperti ini...?"

Pakaian kami lagi-lagi basah kuyup, jika bajuku saja yang basah tidak apa-apa..., tetapi, Rord yang baru saja mendapatkan pakaian barunya juga jadi basah kuyup karena hujan yang sangat lebat...

Kami juga baru saja selesai mandi di air yang hangat. Tapi sekarang kami sudah kedinginan lagi karena terkena hujan yang deras.

"Hujannya, deras sekali..."

"...Ya, kau benar. Deras sekali rasanya..."

Aku tidak tahu jika itu merupakan air mata atau bukan yang sedang mengalir di wajahku, tetapi, rasanya aku sedang sedih...

Akhirnya, aku dan Rord pun kembali ke Guild petualang.

Sudah hampir tengah malam, tapi seharusnya Guild itu buka selama 24 jam, jadi kurasa tidak apa-apa.

Basah kuyup karena kehujanan, aku dan Rord berusaha untuk memeras pakaian kami agar setidaknya kering walaupun hanya sedikit saja.

"... Dasar. Kau ini..., kalau tahu akan jadi begini ceritanya, sudah kuduga jika seharusnya kita memang terima saja tawaran Mbak Senya yang sebelumnya itu."

"Erm... Baiklah, baiklah. Ini salahku, aku mengakuinya."

"Dasar. Kau ini memang tidak bisa diharapkan ya..."

"Berisik, tahu. Aku juga tidak menduga jika akan seperti ini jadinya..."

"Ya, sudahlah. Yang berlalu biarlah berlalu. Sekarang, kita mau bagaimana?"

Menyadari jika pakaian Rord sudah kering, aku bertanya-tanya pada diriku sendiri bagaimana caranya.

... Eh? Ini hanya mataku saja, atau memang jika pakaian Rord terlihat sudah kering? Perasaan beberapa detik lalu dia terlihat sangat basah...

Bajuku saja masih sangat lembap, berapa kalipun aku memerasnya, air tetap saja akan keluar.

"Oi, Lort. Kenapa kau menatapku seperti itu?"

"Ti--Tidak. Tidak ada apa-apa."

"Mnm? Kalau begitu, jawablah pertanyaanku. Selanjutnya, kita harus bagaimana...?"

Menanyakannya padaku, ia memegang pinggulnya dengan kedua tangannya dan mencondongkan badannya ke depan.

Aku diam tidak menjawab. Karena aku sudah bingung dan tidak tahu perlu melakukan apalagi untuk menyelesaikan situasi ini.

"... Hmm... Apa kau sudah tidak ada rencana lagi...? Haah..., baiklah, aku akan membantumu untuk berpikir juga... Tidak enak juga rasanya membuatmu mengatasi segalanya sendirian saja."

LOROLOJO: Lord Rord Lort JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang