Vol II 16『Bertemu Kembali Dengan-Nya』

17 3 15
                                    

Aku pernah berpikir seperti ini:

Dari manakah sebenarnya sebuah masalah itu datang?

Ini mungkin merupakan pertanyaan yang terdengar cukup simpel bagi orang-orang biasa.

Ya, sama seperti dengan pertanyaan lainnya.

Namun, itu bisa menjadi rumit karena jawabannya juga dapat bervariasi.

Kebanyakan orang mungkin akan menjawab musuh.

Tidak jarang juga jika ada yang akan menjawab teman atau bahkan keluarga sendiri.

Meskipun begitu, aku akhirnya dapat sampai pada suatu kesimpulan...

Terkadang, kitalah yang menghasilkan masalah pada diri kita sendiri.

"..."

Ya–Yah, pemikiran seperti itu sebenarnya tidak terlalu spesial, sih ... maksudku, setiap orang pasti juga pernah memikirkan hal yang sama.

Kurasa memang karena sedang lari-larian begini, makanya itu menjadi alasan diriku malah jadi memikirkan hal-hal yang tidak biasa.

"..."

Ka–Kalau tidak salah ... tadi dia bilang hanya tinggal lurus saja, 'kan?

Tapi, aku rasa dari tadi aku sudah pernah lewat sini.

Apa mungkin hanya perasaanku saja?

"..."

Tidak, sepertinya tidak.

Aku hanya membuat alasan seperti itu karena sebenarnya aku telah tersesat.

Maksudku, mana mungkin ada tempat yang seperti itu.

Kalaupun memang ada, pasti dibuat dengan sihir.

"..."

Kalau dipikir-pikir lagi ... ah, benar. Sepertinya tempat seperti itu sungguh ada di dunia ini.

Yah, lagi pula, ini adalah dunia lain, sih!

Namun ... ini gawat sekali.

Aku tidak menyangka jika diriku akan tersesat seperti ini.

Yah, berdiam diri saja tidak mengubah apapun.

Lebih baik aku langsung lari-larian tidak jelas saja sampai menemukan petunjuk.

Aku mengatur napasku sembari melihat ke langit. Ketika melakukannya, aku menyadari sesuatu.

"Benda itu sebelumnya tidak ada..."

Sesuatu seperti kabut berterbangan di langit-langit.

Asap!

Benar juga, asap!

Mengapa aku tidak terpikirkan soal itu?

Padahal benda itu sudah jelas-jelas terlihat ketika ada api.

Eh? Tapi ... kenapa asapnya baru muncul sekarang?

Apa mungkin kebakarannya belum menyebar terlalu jauh?

Yah, hutan ini benar-benar sangat luas, sih. Wajar saja jika apinya masih belum terlalu menyebar.

Tu–Tunggu. Kalau bisa, janganlah sampai menyebar juga.

Tidak ada yang mau hal itu terjadi, tentu saja termasuk diriku juga.

Maksudku, kebakaran ini kemungkinan besar disebabkan oleh kawanan kelompokku, loh.

Akan gawat jadinya jika kami malah akan terlilit hutang yang banyak.

Aku menggigil dan dengan spontan memeluk diriku sendiri.

LOROLOJO: Lord Rord Lort JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang