↗1 . Sakit

3.3K 217 12
                                    

Vote Sebelum membaca!

Cerita ini murni karangan dan imajinasi author. Mohon maaf jika ada penulisan judul yang sama, penulisan tokoh dan semacamnya itu hanya kebetulan.

.

🌱

Mentari pagi telah menyapa dunia. Menyebarkan cahaya pagi nan hangat keseluruh Kota Jakarta. Kota Jakarta telah di penuhi oleh ramainya orang-orang yang melakukan aktivitas sehari-hari mereka seperti biasanya.

Seorang pria berusia hampir setengah abad tengah memasak sarapan untuk dirinya sendiri di dalam dapur mewahnya.

Ia membuat secangkir kopi hitam dan juga roti panggang dengan sedikit margarin di dalamnya.

Setelah selesai menyiapkan sarapan, Fathan membawa sarapannya dan menyantapnya di pinggir kolam renang rumahnya.

"Ayah"

"Eh Rayhan. Kamu kalau datang ucapin salam"

"Abang dari tadi udah assalamu'alaikum Ayah, tapi Ayah nggak dengar"

Rayhan mencium punggung tangan ayahnya.

"Kapan kamu sampai?"

"Sepuluh menit yang lalu. Adik gak mau pulang yah. Katanya malas ketemu si pincang tuli"

"Bilang bang ke Adik, Ayah kangen banget sama Adik"

"Entar Abang bilang ke Adik"

"Si pincang Ayah kurung di gudang" ucap Fathan

"Kenapa Yah? Berbuat onar lagi dia?"

"Dia berkelahi lagi. Ayah hukum saja di gudang"

"Ayah menyiksa anak itu gak ngajak-ngajak Abang"

"Yah, Abang mau ngasih pelajaran buat anak tuli itu boleh?"

"Boleh banget. Tapi dia sedang tak sadar Bang"

"Ayah tak sengaja membenturkan kepalanya ke tembok"

"Waw.... Ayah pasti Si Tuli sangat kesakitan"

"Pasti. Rayhan kamu istirahat sana. Pasti kamu sangat lelah Bandung - Jakarta kan lumayan"

"Iya Yah. Abang istirahat dulu"

Lalu Rayhan pergi menuju kamarnya dan beristirahat. Sedangkan Fathan, ia melanjutkan aktivitas bersantainya. Hari ini ia mengambil jatah liburnya. Ia ingin bersantai dan menghabiskan waktu liburnya di rumah.

Di dalam gudang, Arkana masih belum sadarkan diri. Wajahnya dan juga seluruh tubuhnya terdapat luka lebam akibat pukulan rotan dan pukulan tangan kosong dari ayahnya.

"Eungh..." Arkana mulai sadar dan perlahan-lahan mencoba membuka matanya.

"Akh kepala Arkana pusing banget. Sakit kepala Arka,"

"Hiks.... Bunda, Ayah menyiksa Arkana lagi hiks..." adunya

Arkana ingin bangun, tapi badannya sungguh sakit semua dan kepalanya terasa sangat sakit.

"Akh..."

"Yaa Allah Arkana bener-bener gak kuat hiks.."

"Sakit"

Cklek...

"Akhirnya si tuli pincang sudah sadar"

"Abang"

"Jangan siksa Arkana Bang. Arkana mohon" lirihnya

"Hah? Apa? Lu pengen gua siksa?"

"Ya gua akan menyiksa lu. Dah lama gua gak menyiksa lu"

Give Me A Life (End) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang