Epilog

1.1K 65 0
                                    

Maaf epilognya panjang. Banyak percakapan dan lain-lain. Acak-acakan juga.

🥀

Di sebuah pemakaman umum seorang laki-laki menyusuri jalan paving blok yang berada di antara makam-makam. Wangi rumput dan bunga-bunga khas pemakaman menyeruak ke indera penciumannya. Senja mulai menyapa bumi. Gema shalawat pun terdengar tandanya waktu shalat maghrib akan segera tiba.

Setelah sampai di sebuah makam yang ia tuju, ia pun berjongkok di antara makam orang-orang yang ia sayangi.

"Assalamu'alaikum, Ayah, Bunda, Kalandra. Apakabar?"

"Rayyan kangen banget sama Ayah dan Bunda. Sama lu apalagi— paling kangen gue"

"Abang Rayhan titip salam. Kangen Ayah, Bunda, dan Arkana banget katanya" Rayyan diam sejenak. Ia menahan rasa panas di matanya.

"Rania lagi hamil anak kedua kami, Ayah, Bunda. Ayah dan Bunda akan memiliki dua orang cucu dan Arkana akan mempunyai dua orang keponakan. Sayangnya, ketika anak-anak Rayyan lahir, Ayah, Bunda, Kalandra, udah gak ada"

"Dek, gue suka ngebayangin lu dipanggil 'Om' sama anak-anak gue" Rayyan terkekeh kecil.

"Gue bener-bener ngebayangin interaksi antara cucu pertama dan anak bungsu Ayah dan Bunda. Bayangan yang takkan terwujud hahahah—"

"Aduh mata gue bener-bener gak bisa dibendung lagi"

Rayyan kemudian mengirimkan doa kepada keluarganya yang telah lebih dulu meninggalkannya pergi untuk selama-lamanya. Kemudian ia pamit pulang.

Di lain tempat Rayhan tengah menatap lekat bingkai foto mendiang adik dan ayahnya dengan penuh kerinduan yang teramat sangat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di lain tempat Rayhan tengah menatap lekat bingkai foto mendiang adik dan ayahnya dengan penuh kerinduan yang teramat sangat. Tak terasa sudah 4 tahun mendiang ayah dan adik bungsunya pergi meninggalkannya untuk selamanya.

"Gak kerasa sudah 4 tahun Ayah sama Arkana udah pergi" ucapnya

"Rayhan kangen banget sama Ayah, Bunda, dan Arkana"

"Ar, gue udah wujudin kemauan lu. Pokoknya semua keinginan lu sebelum lu pergi, gue akan wujudin satu-persatu semua keinginan lu"

"Gue dan Rayyan bikin yayasan sosial buat anak-anak disabilitas yang kurang mampu dari segi finansial dan juga membuka lapangan kerja untuk mereka. Ya walaupun hanya bekerja di Cafe. Di cafe punya Rayyan"

"Kakak lu yang kedua, otak bisnisnya kuat. Gak kayak gue, masih ada sedikit mager Ar. Ayah juga gak terlalu maksain Rayyan buat ngelola perusahaan. Pokoknya dibebasin Rayyan. Kalau gue, mau gak mau nerusin. Kalau bukan gue, saha lagi?"

"Maafin gue udah mandang rendah elu. Elu juga punya potensi bisnis kayak Rayyan. Speechless gue pas tau lu buka katering. Jago masak banget lu. Oh ya, Tante Yuna tadinya pengen ngasih restorannya ke elu. Tapi, lu udah keburu pergi ke Surga" Rayhan menunduk meneteskan semua air matanya.

Give Me A Life (End) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang