↗18. Suicidial

1.1K 86 2
                                    

Vote!

Pukul 22.00 WIB Rayyan berjalan menuju makam sang ibunda dengan berurai air mata. Kaki jenjangnya melangkah di atas paving blok yang sedikit basah karena gerimis hujan.

Suara burung malam terdengar. Suasana sedikit mencekam dan suasana horor sedikit terasa karena minimnya cahaya di area pemakaman umum tersebut. Rayyan nampak seperti tak peduli dengan situasi atau keadaan pemakaman di malam hari.

"Bunda" lirihnya menahan tangis dan bersimpuh di hadapan makam ibunya.

"Maafin Adik hiks... Seandainya Adik gak ke jalan waktu itu Bunda masih hidup dan Arkana pasti gak akan menderita hiks..."

"Arkana juga gak akan terlahir cacat hiks..."

"Rayyan yang harusnya dibenci sama Ayah dan Bang Rayhan bukan Arkana!"

"INI SEMUA SALAH RAYYAN!!!" Rayyan menangis histeris sambil memeluk gundukan tanah ibunya.

Di rumah sakit, Yunara tak henti-hentinya mengusap lembut surai hitam milik Arkana dengan penuh kasih sayang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di rumah sakit, Yunara tak henti-hentinya mengusap lembut surai hitam milik Arkana dengan penuh kasih sayang.

Karena esok Yunara dapat shift malam, ia memutuskan untuk menginap di rumah sakit menemani Arkana.

Sekitar satu jam yang lalu Arkana terlelap tidur setelah kejadian itu. Tak lama setelah Arkana terlelap tidur kedua anaknya, Jenovan dan Hendery pamit pulang.

"Tante tahu perasaanmu nak. Pasti kamu sangat menderita. Ayahmu tak mengakuimu sebagai anak dan kakak pertamamu tak mengakuimu sebagai adik. Kamu harus kuat menghadapi ini semua Ar. Tante yakin, suatu saat nanti ayahmu pasti akan mengakuimu nak"

Yunara menciumi telapak tangan Arkana dengan berurai air mata. Ia tahu betul apa yang terjadi pada saat Arkana lahir. Hari itu situasi benar-benar sangat darurat dan dihadapi oleh dua pilihan yang sangat sulit.

Flashback

"Maaf sebelum operasi caesar dilakukan. Kami hanya bisa menyelamatkan salah satunya" ucap dr. Anna

"Saya mohon Dok, selamatkanlah anak dan cucu saya!"

"Maaf Bu, itu sangat nihil"

"Bu, jika hanya salah satu dari mereka yang selamat. Fathan ingin Jihan yang selamat. Fathan ikhlas jika anak bungsu Fathan tak selamat. Fathan belum siap ditinggal Jihan. Anak-anak Fathan masih kecil Bu"

"Tolong selamatkanlah anak saya Dokter" ucap Halimah dengan berat hati. Ia sebenarnya tak ingin memilih. Kalau bisa dua-duanya selamat.

Ruang operasi bedah

Operasi dimulai. Dokter mulai memberikan anestesi pada Jihan. Jihan hanya diberikan anestesi lokal.

Dokter mengambil cairan coklat untuk mensterilkan area perut bawah Jihan. Kemudian dokter mulai menyayat kulit perut Jihan.

Give Me A Life (End) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang