Part 15.

2.3K 166 0
                                    

Setelah hiatus beberapa bulan, akhirnya aku mutusin nge publish cerita ini lagi. Judulnya juga udah aku ganti...

Happy reading yeorobun!!!

Vote banyak, janji sering update...
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Setelah mendapat telpon dari manajer Zara, Fiat langsung keluar dari kampusnya menuju mobil.

Sang manajer tak mengatakan apa apa, hanya bilang Zara sedang mengalami masalah di agensinya.

Fiat khawatir. Ia takut Zara lebih pergi ketimbang mencurahkan isi hatinya kepada Fiat.

" halo... "

Suara sambungan terdengar, Fiat semakin khawatir mendengar suara serak Zara.

" Zara dimana? Kakak jemput ya? "

" Zara dirumah bunda, kakak gausah kesini Zara lagi pengen nenangin diri gimana caranya biar kak Fiat ga marah denger masalah Zara ... "

Suara itu terdengar begitu pelan. Fiat mencengkram kemudinya, ia marah dengan orang yang beraninya membuat sang istri menangis bahkan sampai takut untuk mengatakan hal sebenarnya.

Fiat paham, Zara butuh waktu.

Fiat juga paham emosinya tak teratur.

Namun, semua orang tidak mengerti. Fiat tak pernah sedikitpun kasar terhadap Zara meskipun ia tergolong pria kasar.

" Telpon kakak kalo Zara udah tenang. Kakak sayang Zara "

Terdengar isakan dari seberang sana. Hingga akhirnya Fiat mematikan sambungan.

Tak kuat mendengar isakan sang istri lebih lama jika ia tak berada disampingnya.

Zara semakin terisak mendengar kata sayang dari bibir sang suami. Bagaimana ini? Haruskah ia mundur dari dunia aktingnya?

Ceklek..

Pintu kamar Zara terbuka. Menampilkan sosok pria paruh baya yang menatap anak semata wayang nya sendu.

Kelvin tak bisa melihat putri kecilnya menangis.

" Sayang, sini duduk di pangkuan ayah" titah kelvin lembut.

Zara mendongakkan wajahnya, menatap sang ayah sayu. Gadis itu beranjak duduk di pangkuan sang ayah lantas memeluk pinggang ayahnya kuat.

" Nana ga perlu ragu buat milih karir ato suami. Kalo sudah berumah tangga, hidup kita untuk suami, bukan ayah atau bunda lagi. Ayah sudah bilang resiko menikah muda kayak apa. Apapun itu, semuanya harus dasar izin suami. Nana harus diskusiin lagi sama Fiat. " Kelvin mengusap rambut Zara lembut.

" Iya, Na Na tau, ta.. tapi Nana masih ngerasa belum re... la ngelepasin karir Nana " isak Zara sesenggukan.

Kelvin tersenyum.

" Atau Nana mau kita bikin agensi sendiri? "

Zara mendongak. Wajahnya yang merah membuat kelvin terkekeh.

" Gimana kantor ayah? "

Kelvin membuat wajah sombongnya. Seolah olah ialah laki laki terkaya didunia ini.

" Ayah bisa dapetin apapun yang anak ayah mau. Ayah punya banyak duit, bunda kamu juga punya banyak duit. Suami kamu juga punya banyak duit. Tabungan kamu juga banyak kan? Apa yang kurang? Segedung gedungnya ntar ayah beli semuanya, sekalian kita kalahin agensi Nana sekarang. Enak aja mereka bikin anak ayah cengeng makin cengeng "

Kak Fiat....!!! My Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang