Part 13.

2.8K 213 20
                                    

Check it out...!!!!!
.
.
.
.
.
.

" Zar, lo mau kemana? " tanya Zia ketika Zara ingin beranjak pergi.

" Gue mau daftar eskul basket, katanya kampus mau ngadain lomba basket cewe " jawab Zara sambil merapikan sedikit almamater nya. Zia akhirnya mengangguk ketika seorang mahasiswi mengajak Zara ke lapangan.

" Gue duluan ya Zi... " Zia tersenyum .

***

" Zia, lo mau ga nyerahin tugas ke dosen? Gue lagi pms nih,,, " Jihan, ketua kelas fakultas seni tiba tiba menghadang Zia yang tengah merapikan meja dosen. Lagipula hari ini dia piket.

Zia menatap Jihan sebentar lalu mengangguk mengambil kertas kertas yang berada di tangan gadis itu.

" Sorry ya Zi, ngerepotin.. "

" Ga kok, lagian gue piket hari ini. "

Semenjak penampilan Zia berubah, tidak ada yang membully nya lagi. Bahkan ada sesekali adik tingkat nya yang mengirimkan bunga.

Faktor utamanya tentu saja Zara. Gadis itu berperan besar dalam hilangnya kerusuhan di kampus.

Zia berjalan melewati koridor, sedikit tampak lapangan basket membuat Zia spontan mencari Zara.

Bibir gadis itu tertarik begitu saja melihat Zara yang begitu supel menarik perhatian semua orang.

Namun, langkahnya terhenti ketika seseorang berhenti dihadapannya.

Zia membulatkan mulutnya, gadis itu spontan menunduk dalam.

" Lo... Cantik sih, imut, tapi... Cantikan Zara, imutan Zara dan lo... Lembek kek cacing ga kaya dia. " Andre tersenyum andalannya lantas berjalan melewati Zia yang terdiam.

***

" Si Andre bener bener ganti rambut? " oceh Rangga tak percaya melihat segitu bucinnya badboy kampus.

Randy memukul kepala Rangga kuat. Benar benar si Rangga, tak lihat saja wajah Fiat yang sudah beku.

" Lo tuh ga sikon banget, ntar kalo diamuk macan, gue ga ikutan! " sungut Revin diangguki Randy.

" Ya... Maap. Dedek kan polos abwang, dedek gatau " sedetik kemudian kursi Rangga terjatuh bersama dengan bokong Rangga mencium lantai.

" Bacot lo dikurangin bisa ga? " ya! Itu Fiat yang sudah berdiri dari kursinya menatap Rangga emosi.

Revin dan Randy meneguk ludah susah payah. Sedangkan Rangga menunduk takut takut ditendang lagi.

Setelah itu, Fiat pergi membawa tas nya.

" Lo sih dibilangin nyolot! " cetus Revin meringis melihat Rangga kesakitan mengelus bokong nya.

" Udah lama sejak dia ga ngelampiasin emosi nya ke kita lagi. Pas ulah Andre juga, dia ga ngapa ngapain kita malah nyamperin Andre sendirian! " tutur Randy menerawang sifat keji Fiat.

" Tapi tetep aja, dia masih kek macan. Kasarnya belom ilang. " sungut Rangga bangkit dan duduk diatas kursinya setelah ia memperbaiki posisi.

" Lagian ini tuh ulah Andre sialan! Napa sih pake bucin segala ke cewe orang? Mana kita senior nya lagi! Ga beradap. " lanjut Rangga merutuki Andre yang menjadi biang marahnya Fiat.

***

Fiat menatap Zara yang tengah meneguk minumannya di tepi lapangan basket. Disitu, Fiat juga melihat Andre yang tengah tersenyum menatap gadisnya.

Bangsat!

Fiat berjalan mendekati lapangan, membuka almamater nya, lantas mengambil satu bola basket.

Kak Fiat....!!! My Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang