Part 3.

4.5K 318 15
                                    


" Please Baal.. Gue gatau mau minta tolong kesiapa lagi!! " pinta Zara memohon kepada Iqbaal. Pria sebagai lawan mainnya.

" Zar, kalo laki lo ngamuk ke gue gimana? "

Zara semakin memasang wajah melasnya.

" Gue gabakal bilang lo yang bantuin! Tapi please bantuin gue.. "

Akhirnya Iqbaal mengangguk.

Zara mencoret coret kertasnya. Dia bisa menjadi mahasiswi disini akibat koneksi Iqbaal. Namun, Zara tidak tahu jika kampus yang dimaksud Iqbaal adalah kampus suaminya.

Andai waktu itu dia pulang dan tidak senekat ini. Fiat pasti akan memaafkannya.

Zara kangen banget sama kak Fiat,,,

" Eh, kok suaranya persis kek dia ya? " bisik salah satu teman sekelasnya.

Zara hanya menanggapi malas dan tetap mencoret coret kertasnya.

" Jangan jangan... "

" Ga mungkin! Mereka beda! "

" Tapi coba deh lo dengerin suara dia sama Zara! Persis banget! "

Disitu, Zara akan mencoba untuk tidak banyak berbicara lagi.

***

Zara berjalan sendiri menyusuri koridor fakultas seni. Bisik bisik kembali terdengar. Semua orang menatapnya jijik bahkan ada yang sampai terang terangan membencinya.

Zara tak ambil pusing dengan itu. Ia melangkah cepat agar bisa menemui Zia di perpustakaan. Ia sudah berjanji akan menemani teman barunya.

Gedung perpustakaan terletak diujung lorong sebelum lapangan basket.

Otomatis Zara harus melewati lapangan terlebih dahulu sebelum perpustakaan.

Langkah Zara tiba tiba terhenti menatap pemandangan ditepi lapangan.

Fiat tengah digandeng oleh Andra sambil gadis itu melap mesra keringatnya.

Zara mengepalkan tangannya. Namun, sedikit lega melihat Fiat yang berusaha menepis tangan Andra.

Cih, dimana mana bitch emang gatau diri!

Namun, gelak tawa yang familiar membuat perhatian Zara teralihkan.

Ia melihat Andre dan segerombolan teman temannya tengah menjadikan Zia bulan bulanan di tengah lapangan.

Dengan langkah cepat, Zara mengambil bola basket di tepi lapangan lantas melempar kearah kepala Andre yang tengah tertawa.

Bukk!!

Zara sukses mencuri sorotan seantero kampus.

" Lagi lagi lo anjing! " bentak Andre lantas mengambil bola basket menatap Zara emosi.

" Ups, gue cuma mau ngambil temen gue! " ucap Zara pelan agar tak didengar oleh Fiat. Zara menarik Zia untuk pergi.

" Lo pikir semudah itu? " bentak Andre lagi. Kini wajahnya benar benar murka.

Zara mengabaikan dan mencoba berjalan dengan tenang. Padahal ia takut setengah mati jika Fiat menyadarinya.

Bukk!!

Kali ini kepala Zara mendapat balasan Andre. Segerombolan pria itu tertawa diikuti Andra dan teman temannya.

" Sakit bangsat! " ringis Zara mengusap kepalanya. Zia menatap Zara khawatir.

Ketika Randy ingin maju, Fiat menahan pria itu.

" Sini lo kalo berani! Cewe gapunya harga diri kek lo emang harus dikasih pelajaran! " ejek Andre sambil memainkan bola basket ditangannya.

Kak Fiat....!!! My Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang