Part 16.

2.4K 178 6
                                    

Gaes, budget nya 20 voters ya... aku janji update langsung setelah tembus voters nya wkwkwkkw
.
.
.
.
.
.
.
.
.

" Ngapain sayang? " tanya Fiat setelah keluar dari kamar mandi melihat istrinya yang fokus main hp.

" Zara ngebuka kunci ig biar mereka semua tau dari kapan kita nikah "

Fiat tersenyum, mengambil kaos dari dalam lemari dan mengenakannya.

" Kak... " rengek Zara merentangkan tangannya setelah meletakkan ponsel keatas nakas.

Fiat menaiki kasur, meraih tubuh Zara agar mendusel kelehernya.

" Kakak wangi, Zara suka "

Fiat menindih kaki Zara dengan kakinya, menyalurkan hasrat yang begitu dalam kepada istri kecilnya ini.

" Besok Zara bakal adain jumpa pers, kakak ikut Zara mau? " tanya Zara tanpa melihat wajah Fiat.

Gadis itu asik menekan jakun Fiat gemas.

Fiat mengangguk.

" Zara gak papa ? " tanya Fiat, menunduk menatap wajah istrinya.

" Zara udah siapin diri dari dulu, Zara tau bakal gimana sulitnya jadi public figure. Kakak gausah khawatir. Makasih selama ini kakak selalu ngertiin Zara meskipun Zara kadang pulang malem. Zara janji bakal jadi istri yang baik buat kakak selamanya " Zara mendongak, mengecup bibir Fiat sekilas.

" Gimana kalo kakak bikin agensi aja buat Zara? Ntar Zara yang kelola semua nya dan jadi CEO nya gimana? " tanya Fiat dengan pandangan lembut.

Zara terkekeh. Ia ingat ucapan ayah nya siang tadi.

" Boleh juga, tapi ntar aja kalo kakak udah lulus kuliah ya? Zara sekarang lagi pengen free, kayak gini aja Zara udah bahagia. "

Fiat tersenyum senang, istri kecilnya ini sungguh tak bisa diungkapkan.

Cup

Zara mengecup leher Fiat gemas.

Cup

Cup

Cup

Berkali kali Zara mengecup hingga menggigit kecil leher suaminya itu.

" Zara, jangan aneh aneh.. " peringat Fiat. Besok mereka masuk pagi, juga Zara pasti masih sibuk akan urusannya dengan wartawan.

Karena Fiat jika sudah bermain, tak mau setengah setengah.

" Zara pengen baby tau kak... bikin yukk... " rengek Zara membuat Fiat melotot.

" Zara... punya baby ga segampang yang kamu pikirin, kakak gamau kamu repot nantinya. "

Zara mengerucutkan bibirnya sebal.

" Zara beneran pengen punya baby,,, "

Fiat mengecup bibir Zara berkali kali. Bukan apa, mandi saja Zara selalu meminta Fiat menemani.

Zara masih sangat manja.

Fiat sangat ingin seorang anak. Namun ia tak boleh egois.

" Zara pengen baby ... " rengek Zara mengguncang bahu suaminya.

Fiat menangkup pipi Zara agar menatap matanya dalam.

" Bayik masa ngasilin bayi? "

Zara mengguncang bahu Fiat kesal.

" Kalo ada baby, Zara gabisa manja manja ke kakak lagi. Zara mesti ngurusin baby tiap hari, suapin baby, mandiin baby, semuanya Zara lakuin serba sendiri. Zara mau hm? "

Kak Fiat....!!! My Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang