Di pagi yang cerah ini seorang pria memakai setelan jas berjalan dengan malas menuju halte bus.
Matahari yang tersenyum terang tidak mampu membuat pria tersebut ikut tersenyum. Entah beban apa yang ada di pundaknya.
Sebuah layar led berukuran besar yang terpasang di depan halte tengah menayangkan berita terkini.
Semua orang tampak serius menyimak berita yang disampaikan oleh presenter, tapi tidak dengan pria itu.
Dia hanya duduk dan bersikap acuh, berharap bus yang ditunggunya segera datang.
Lima menit kemudian bus pun datang, pria itu segera naik dan mengambil tempat di bangku tengah.
Dia duduk disamping jendela, dia memang sengaja memilih tempat itu agar bisa melihat orang-orang di luar bus untuk membuang rasa bosannya.
"Hei anak muda, kau belum membayar tagihan bus nya" ucap supir bus pada seorang pria berbadan mungil
"Maaf pak, tapi apa boleh aku membayar dengan uang tunai?" Tanya pria mungil itu
"Aku tidak punya kembalian, berikan uang pas"
"Aku tidak punya uang pas"
"Kalau begitu berikan semua uang mu"
"Bagaimana bisa aku membayar bus dua kali lipat? Uang ku hanya sisa ini satu-satunya, jika aku memberikannya semua aku tidak bisa makan nanti siang" intronasi pria mungil itu berubah menjadi sedikit tinggi
"Yasudah, kau harus turun di halte berikutnya" ucap supir bus
"Tidak bisa, itu bukan tujuan ku" tolak pria mungil
"Aish, kenapa anak muda jaman sekarang sangat keras kepala?!"
Pria berjas yang tadi datang menghampiri supir bus, dia mengarahkan dompet miliknya untuk membayar tagihan milik pria mungil itu.
"Aku sudah membayar tagihannya" ucap pria berjas
Kemudian pria berjas itu berbalik untuk kembali ke kursinya, supir pun mulai menjalankan bus tanpa memperdulikan pria mungil yang masih berdiri disana.
Semenit kemudian pria mungil itu mendekati pria berjas yang duduk sendirian.
"Terima kasih karna membayar tagihan punyaku" ucapnya
"Perkenalkan namaku Ten, siapa nama mu?"
Pria berjas itu melihat Ten mengulurkan tangannya untuk berkenalan, dia hanya melihat tanpa niat membalas uluran tangan itu, dia terlalu malas melakukannya.
"Namaku Doyoung" ucap pria berjas
"Apa kau seorang pengacara?" Tanya Ten
Doyoung sedikit kaget, bagaimana dia tau soal pekerjaannya.
"Bagaimana kau bisa tau?"
"Buku yang ada di tangan mu punya cap milik salah satu firma hukum di negara kita" jawab Ten enteng
Doyoung melihat buku yang dipegangnya sejak tadi, memang benar ucapan Ten.
"Mata mu jeli sekali" puji Doyoung
Suasana pun hening sepersekian detik, Ten kembali membuka obrolan.
"Kau tidak bertanya soal pekerjaanku?" Tanya Ten
Doyoung memperhatikan Ten dari ujung kepala sampai ujung kaki, dia tidak yakin pria di depannya ini punya pekerjaan.
"Jadi apa pekerjaanmu?" Tanya Doyoung pada akhirnya
"Aku juga pengacara" jawab Ten semangat
"Kau pasti berbohong kan?" Doyoung sangat tidak yakin
"Pengangguran banyak acara" ucap Ten diiringi kekehan
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WORLD [COMPLETED]
Hayran KurguSebelumnya work ini udah pernah di publish dengan judul yang sama tapi beberapa waktu lalu aku unpub dengan berbagai alasan dan sekarang aku publish ulang untuk versi revisinya. Lets check and happy reading 🤘🏻 Berusaha untuk update setiap hari sab...