▫ PREFIX

4.9K 281 9
                                    

Seorang gadis terlihat sedang menangis di tengah kerumunan para pelayat yang datang ke pemakaman. Mereka kompak berdatangan menggunakan pakaian hitam, seraya menghormati sosok yang sedang berduka atas kepergian orang tercintanya.

Kim Minjeong, gadis yang baru menginjak usia 17 tahun itu tidak pernah menyangka jika ibunya akan pergi secepat ini, kalau boleh mungkin dia sudah meminta tuhan untuk mengulur waktu sampai dia benar benar siap untuk kehilangan.

Kabar duka menyelimuti kediaman gadis itu, sepulang sekolah dia harus mendengar kabar tak mengenakan tentang kematian ibunya, Kim Taeyeon yang tewas akibat kecelakaan beruntun yang di alaminya siang tadi.

"Eomma bangun!"

"Eomma!"

Winter menangisi kepergian ibunya yang mendadak itu. Dia menyesali permintaannya pagi tadi yang meminta supaya ibunya datang menjemputnya ke sekolah dan malah mendapat kabar tak mengenakan.

Kesadaran nya menghilang perlahan, Winter tergeletak tak sadarkan diri di samping makam Taeyeon. Hingga tubuhnya harus di angkut oleh beberapa orang untuk di bawa pulang kembali ke rumah nya.

Winter hanyalah gadis biasa dan sederhana, dia hanya tinggal bersama dengan ibunya. Tidak mempunyai Ayah bukanlah masalah besar, asal Taeyeon selalu bersama nya. Namun entah akan seperti apa nasibnya sekarang, setelah sadar jika Taeyeon sudah tidak ada lagi bersamanya.







▫▫▫








"Anak bodoh, darimana saja kau Winter?!"

Satu tamparan keras berhasil mengenai pipi gadis itu, Winter yang malang, dia fikir penderitaan nya akan berakhir saat itu juga.

Winter meringis memegangi pipinya yang memerah karna tamparan tadi.

Semenjak kematian mendiang ibunya, Winter mulai menetap di kediaman Jung Jaehyun. Sepupu dari Taeyeon.

Kehadiran Winter di sambut baik oleh seluruh anggota keluarga Jaehyun pada awalnya, Rose juga memberi respon positif saat suaminya memutuskan untuk mengasuh Winter menggantikan Taeyeon.

Tapi di balik itu semua Rose banyak menyakiti Winter di belakang, wanita itu juga sering mengancam Winter agar tidak memberitahukan perbuatannya pada Jaehyun atau hukuman akan semakin bertambah.

Winter tidak memiliki banyak kekuatan untuk melawan, dia pun hanya bisa patuh tanpa melawan, sudah bersyukur dirinya masih diberikan tempat untuk tinggal.

"Ahh, kau sengaja kan? Pulang terlambat supaya bisa bersantai diluar sana dan meninggalkan tugasmu di rumah?!" Rose mencengkram rahang Winter keras.

"T-tidak bibi, aku terlambat karna pulang berjalan kaki tadi. Uang saku ku habis.."

"Jangan berbohong! Kau fikir aku mudah di bohongi hah?! Apa uang yang selama ini aku berikan tidak cukup?!"

Winter menunduk menyembunyikan air matanya yang sudah terjatuh meembasahi pipinya.

"Eomma, kenapa Appa malah membawanya kesini?" Kata gadis yang seusia dengan Winter, Jung Ryujin.

"Ryujin.. tolong jangan." Kata Winter memohon saat Ryujin memegang sebuah gelas mug berisikan air.

BYURR

Air itu tumpah membasahi seragam sekolahnya yang besok akan dia pakai lagi. Seragam Winter basah dan sudah di pastikan tidak akan kering sampai besok pagi

Tak lama terdengar suara mobil terparkir di depan rumah, Rose dan Ryujin di buat panik seketika.

"Ryujin! Cepat cegah Ayahmu agar dia tidak melihat kekacauan ini!" titah Rose, takut jika suaminya memergoki mereka yang sedang memperundung gadis tak bersalah itu.

"Berhentilah menangis! Dan cepat pergi ke atas, tutup mulutmu. Jangan beritahu apapun pada suamiku!" ancam Rose supaya Winter tidak berbicara yang macam-macam pada suaminya.

Winter mengunci pintu kamarnya, deru nafas terdengar samar-samar keluar dari mulutnya. Winter berdiri di depan cermin, menatap pantulan tubuhnya.

Seragam sekolahnya basah karna siraman air tadi, walau begitu dia tetap berusaha tersenyum menanggapinya, meskipun hatinya sudah merasa lelah dengan semua ini.

"Seragam ini tidak akan kering sampai besok."







▫▫▫








Seluruh anggota keluarga sudah berkumpul di meja makan untuk menyantap sarapan pagi mereka, tapi tidak dengan Winter.

"Kau jangan turun ke bawah sampai kami semua selesai sarapan, ini hukuman untukmu." Kata Rose yang pergi ke kamar Winter untuk memperingatkan.

Bahkan sebelum wanita itu datang pun Winter sudah paham jika memang dirinya sudah dilarang untuk ikut sarapan bersama.

"Tdak apa-apa, besok aku masih bisa sarapan." Kata Winter berusaha menyemangati dirinya sendiri.

"Dimana Winter?" suara bariton itu mengintrupsi kedua wanita yang sedang melahap sarapannya.

"Dia masih ada di atas, katanya masih sibuk mengerjakan tugas-tugasnya. Dia memang sulit di atur."

Ryujin tersenyum simpul, ibunya pandai berskenario ternyata.

"Apa dia berfikir kalau eomma memasukan racun kedalam makanannya? Dia bahkan tidak pernah ikut sarapan bersama kita selama ini."

Jaehyun terdiam mendengar hal itu, karna memang benar Winter tidak pernah sekalipun ikut sarapan di meja makan bersama mereka, apa karna Winter tidak suka dengan hidangan yang di sajikan Rose?

Tapi Jaehyun yakin, Winter bukan tipe gadis seperti itu, melihat sifat mendiang Taeyeon dulu membuat Jaehyun ragu jika Winter bukanlah sosok seperti ibunya semasa hidup.

"Kalian makan saja duluan, aku akan menyusul Winter."

Ryujin berdecih, lagi-lagi ayahnya sangat memperhatikan gadis itu. Dia mengepalkan tangannya kuat, menyalurkan amarah dan emosi yang tidak sempat di tunjukan.

"Kenapa Appa selalu saja peduli padanya?!"

"Tenangkan dirimu! Bagaimana jika Ayahmu mendengarnya?!" tegur Rose, dia tengah berhati-hati.

"Tapi eomma.."

"Sudahlah, makan saja sarapanmu kau bisa terlambat."

Ryujin mengaduk aduk mangkuk makan nya sebal, dia mendadak menjadi tidak nafsu untuk memasukan sarapan ke dalam mulutnya. Winter selalu membuat mood nya buruk tiap saat.

































"Lihat saja apa yang akan aku lakukan padamu, Kim Winter."

Uncontrollably ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang