happyreading-
-
-
-Hari ini satu hari sebelum kepergian Sastra, tepat dimana dirinya di larikan ke salah satu Rumah Sakit besar, dan Alunan langsung berada di dekatnya.
Kalian tau siapa itu Sastra, Dia adalah AMALTHEA SHEVANA SASTRA gadis yang beranjak remaja, gadis cantik dengan mata sipit, yang sangat menyita perhatian orang. Sastra itu sangat cantik, bahkan banyak yang terang-terangan mengaguminya, bukan hanya cantik, ibarat kata Sastra itu paket kompit, pintar itu sudah pasti, sikapnya yang membuat orang terpanah, kita akan liat nanti bagai mana seorang Sastra.
-
-Ruangan VIP dengan nama ruangan Renjana kini bangkarnya terisi oleh Sastra, dirinya dilarikan kerumah sakit karna menerima surat rujukan dari sebuah klinik tempatnya berobat, dengan diagnosa ada sebuah gumpalan di bagian belakang otaknya.
Di ruangan tersebut diisi dengan dirinya dan Alunan yang baru beberapa menit sampai, Alunan masih setia memandang wajah pucat Sastra dengan mimik sendu, sedangkan yang di tatap malah menampakkan senyumnya seolah berbicara bahwa dirinya baik-baik saja, namun nyatanya tidak.
Alunan meneliti sekelilingnya, hanya ada dirinya dan Sastra di ruangan ini"Kenapa cuman kita berdua, yang lain mana?"tanya Alunan
"Liat ini ruang VIP, pasti mahal, Ayah sama Bunda pasti sedang mencari biaya untuk pengobatan ku, aku bukan berasal dari keluarga yang hanya menggesek Atm dan keluar begitu banyak uang"seru Sastra, dia bukan berasal dari keluarga kaya raya, tapi keungan keluarganya masih terbilang mampuh untuk menghidupi dirinya dan adiknya.
Alunan menghela nafas"Pasti capek ya jadi kamu, aku sendiri aja capek sama diri sendiri"
"Kenapa kok bilang gitu"
"Aku masih selalu stuck di perasaan yang sama, hampa, dan selalu ngerasa sendiri"seru Alunan
"Kita di ciptakan di dunia untuk menjalani kehidupan, karna kamu udah di dunia, jadi lakukan yang terbaik, saat kamu ngerasa selalu stuck di perasaan seperti itu, karena kamu nya aja yang ga mau keluar dari zona itu"
"Jangan buat beban untuk dirimu sendiri, karna semua yang kamu rasa tak akan selamanya atau abadi, semua akan hilang pada waktunya"lanjut Sastra
"Kamu emang paling pinter kalo disuruh nasehatin orang, dan kadang aku mikir apa kamu ga punya masalah, apa kamu ga punya perasaan yang contohnya kaya aku tadi, aku selalu bertanya tanya, karna hidup kamu tuh bagai hidup yang di idam-idamkan semua orang tau gak"jelas Alunan yang hanya di balas senyuman Sastra.
Hari beranjak sore, Alunan masih berada di rumah sakit, memandang Sastra dan hanyut dalam pikirannya itu yang di lakukan dirinya saat Sastra tertidur beristirahat, Hingga Sastra terbangun sekarang.
Alunan melangkah duduk di bangku dekat dengan bangkar, memandang tangan kanan Sastra yang terpasang infus.
"Pulang sana kamu Alunan udah sore nih"seru Sastra
"Kamu ngusir aku?"
"Iya, sana gih nanti kamu di cariin Mama mu loh"
Alunan menghela nafas"Oke aku pulang, jangan sakit-sakit ya, cukup sekarang aja"ucap Alunan sembari mengusap lembut tangan Sastra
Sastra tersenyum lembut tanpa menjawab apapun, Alunan melangkah menggapai engsel pintu, kepalanya menengok ke arah bangkar, menatap Sastra yang sedang melambaikan tanganya sembari tersenyum, hingga Tubuh Alunan tak terlihat tertutup oleh pintu.
-
-Sepenggal momen yang menghiasi pikiran Alunan sekarang, dirinya tak menyangka bahwa lambaian tangan tersebut Adalah pertanda bahwa itu terakhir kalinya Alunan melihat dia, memandang senyum tulusnya, bercerita denganya, dan sekarang hanya tinggal kenangan yang berada bersamanya.
Mayat Sastra akan disemayamkan sekarang, rumahnya sudah penuh dengan orang-orang yang melayat, Alunan masih setia dengan diam tanpa mengilangkan Air mata, ingatnya tentang kebersamaan bersama Sastra terus berputar, menjadikan eluhnya semakin membanjiri Pipi.
"Janji sama aku Alunan, jangan pergi meninggalkan Tuhan walau kamu seburuk apapun"
"Alunan sini kenapa di situ, jangan menyendiri terus nanti Setan suka"
"Alunan itu salah, yang benar begini"
"Ayo Alunan jangan Diem aja, kejar dong"
"Alunan, kenapa nangis, jangan nangis Alunan kan anak hebat, Alunan berharga di dunia, Ayo senyum"
"Alunan, masih ada Tuhan yang sayang banget sama kamu, Aku bisa tinggalin kamu kapan aja, tapi kalo Tuhan, Dia engga akan ninggalin kamu"
Kata-kata Sastra yang kini berputar di Otaknya, Sastra si Matahari yang selalu menjadi penghangat Saat Alunan kedinginan, Sastra yang menjadi payung saat Alunan kehujanan, Sastra yang memberi sandaran saat Alunan rapuh,Sastra yang selalu menghapus Air mata nya.
Semua karna Sastra, anak perempuan yang sangat cantik tapi Alunan tak pernah tau Apa yang Sastra rasakan, si penutup rasa sedih yang handal, dia selalu menjadi matahari bagi semua orang yang kedinginan, dia selalu menjadi teman saat orang dalam kesendirian.
Kini hal yang tak pernah Alunan harapkan terjadi di dunianya, terluka yang sangat dalam hingga dia tak tau cara menyembuhkan nya.
---
KAMU SEDANG MEMBACA
Early
Teen Fictionbulir air mata ku tak tertahan saat mengetahui semuanya. kau yang selalu menganggap ku berharga yang nyatanya terlihat tidak sama sekali di mata ku. ketika ucapmu berjanji kan bersama tapi kau lebih memilih janji kehidupan takdir. yang di mana aku t...