happyreading
-
-
-
-Alunan menghabisakan sisa liburnya dengan berdiam diri di rumah, mengistirahatkan badannya sendiri yang terus terusan dipaksa untuk kuat.
Setelah pulang dari makam dirinya langsung mengganti baju dan merebahkan tubuhnya di kasur empuk, memejamkan matanya memikmati semilir angin yang masuk lewat jendela kamar, hari yang cukup indah.
Baru beberapa menit dirinya memejamkan mata, Alunan teringat sesuatu, tubuhnya bangun dari kasur dan langsung melangkah keluar kamar dan menuju kamar adiknya Rayanaka.
Pemandangan yang Alunan lihat saat ini adalah sang adik yang sedang sibuk dengan leptop dan buku yang berserakan di mana mana.
"Raya, kamu sibuk?"tanya Alunan
Raya menoleh menatap sang Kakak yang berada di ambang pintu"Enggak juga, kenapa Kak"
"Kakak masuk ya"seruan Alunan yang di angguki Raya
Alunan memasuki kamar adiknya, dirinya duduk di atas kasur sang Adik dan melihat-lihat buku yang berserakan di depan matanya.
"Raya kamu kenal Biru?"Tanya tiba-tiba Alunan
Mendengar penyeruan sang Kakak Raya menoleh, membalik badannya menatap sang Kakak sepenuhnya"Biru, nama Biru banyak Kak"jawab Raya
"Di SMA mu dulu ada yang namanya Biru?"tanya Alunan lagi
Raya mengerutkan keningnya mencoba mengingat apakah ada yang bernama Biru di sekolahnya dulu, Raya sudah meluluskan bangku SMA satu tahun lalu, dirinya menempuh jenjang Universitas sekarang.
Raya berbalik arah, ia kembali menatap layar leptopnya mulai mengetik sesuatu disana.
"Ini namanya Sabiru Abranda Zain, waktu Aku lulus dia naik kelas 11, kayaknya cuman dia yang punya nama Biru, dia cukup terkenal di Sekolah, ganteng kan"jelas Raya
Alunan menatap foto yang Raya tunjukan kepadanya, di benak Alunan bertanya apakah benar ini orangnya.
"Dia tim basket Sekolah, makanya ada foto dia di daftar Atlet Sekolah, dia cukup hebat menurut ku"ujar Raya lagi
"Kamu tau biasanya dia di mana, tempat nongkrongnya atau tempat latihanya"
"Aku gak tau pasti dia biasanya dimana, tapi Aku bisa tanya sama temen kebetulan dia dulu mantan kapten basket"jawab Raya.
Alunan menunggu jawaban pasti dari Raya yang sedang bertanya pada temannya, dirinya teringat ucapan Keilan waktu mereka bertemu.
"Lo masih inget Biru Alunan?"tanya Keil
"Biru?"tanya balik Alunan
"Adiknya Sastra"jawab Keil
Alunan melupakan satu fakta bahwa Sastra memiliki adik laki laki bernama Biru, dirinya sedikit penasaran bagimana Biru sekarang, tapi dia tak menanyakan banyak hal kepada Keil, Alunan hanya bertanya dimana Biru bersekolah dan memutuskan untuk mencarinya sendiri.
"Kayaknya hari ini Biru di tempat latihan deh Kak, kata temenku sebentar lagi bakalan ada Olimpiade"ucap Raya
"Tempat latihanya dimana?"
"Kakak mau ngapain, mau nyamperin Biru?"Tanya balik Raya
"Iya, kamu mau ikut?"
"Boleh, nanti sekalian mampir ke mall, aku mau nyari barang Kak"ujar Raya yang di angguki Alunan
--
Gedung olahraga kota, disini Alunan dan Raya berada, Alunan beru pertama kali mendatangi Gedung itu, matanya memandang menyusuri setiap jengkal bangunan, sama seperti Gedung olahraga pada umumnya.
Raya berjalan menemui seorang Lelaki yang berada di lapangan basket, Alunan tetap berada di tempat penonton sembari melihat seorang remaja Lelaki yang sedang menggiring bola menuju ring.
Tak banyak orang yang berada dalam Gedung itu, hanya 3 remaja lelaki yang sedang asik dengan kegiatannya, seorang lelaki yang sedang bebincang dengan Raya dan Alunan yang tengah berdiri menatap kearah lapangan.
Raya melangkah menghampiri sang Kakak, pembicaraan dirinya bersama lelaki tadi yang berstatus temannya telah usai, Raya mendekat menghampiri sang Kakak yang tengah asik memandang ketiga remaja itu.
"Sebentar lagi mereka selesai"ucap Raya, Alunan hanya menjawab anggukan kepala
Ketika tiga remaja itu menghentikan kegiatan, Alunan dan Raya beranjak menuju lapangan menghampiri seorang lelaki yang tadi berbicara dengan Raya.
"Ray, ini Sabiru"seru teman Raya dengan membawa Biru menghadap Alunan dan Raya
"Makasih Man, gue pinjem Biru nya bentara ya"Jawab Raya
"Yoi, kalo gitu gue kesana dulu"Pamit Lelaki itu.
"Kamu benar Biru?"Tanya Alunan
"Ya benar, apa ada masalah yang menyangkut saya"tanya balik Biru
Alunan tersenyum mendengar seruan Biru"Kamu adik dari Sastra bukan"Ujar Alunan
Biru mengerutkan keningnya"Anda mengenal Kakak saya"
"Bahkan aku sangat mengenalnya, bicara santai aja Lo-gue"ucap Alunan
Alunan dan Biru lebih memilih berbicara berdua di tribun penonton, pembicaraan mereka mengalir tanpa hambatan, Biru memiliki hal yang membuat orang nyaman berbicara denganya sama dengan Sastra dan sangat kontras.
"Ya begitu deh, karna gue gak sepinter Kak Atra jadi kadang Ayah suka bandingin sama Almarhumah"
"Kakak gue emang berlian kehidupan, walaupun dia udah gak di dunia tapi sinarnya gak pernah terlupa dan gak ada yang menyerupai"lanjut Biru
"Sastra pernah bilang sama gue, dia gak pernah mau punya adik, waktu denger dia ngomong gitu gue kaget, terus dia lanjutin omonganya, dia bilang gamau punya adik karna gamau adiknya ngerasain apa yang dia rasa, dulu gue bingung sama ucapan dia yang begitu, tapi setelah tau semua gue jadi paham kenapa di gak mau punya adik"
"Sastra gamau adiknya ngalamin apa yang dia alamin, gamau adiknya tertakan sama beban, gamau adiknya nangis-nangis dan pendem semuanya sendiri, jadi dia emang gak enak, dan dia mau cukup dia yang ngerasain hal itu"jelas panjang Alunan.
Biru mendengar setiap kata yang di ucap Alunan, dalam Benaknya Biru ingin sekali melihat Sastra di dunia ini, tumbuh bersamanya.
Dirinya ingin mengadu saat tak kuasa menahan luka, dirinya ingin memeluk sang Kakak saat dukanya berlarut-larut, Biru harus menerima takdir kehidupan, tanpa adanya keterpurukan yang mendalam.
---
KAMU SEDANG MEMBACA
Early
Teen Fictionbulir air mata ku tak tertahan saat mengetahui semuanya. kau yang selalu menganggap ku berharga yang nyatanya terlihat tidak sama sekali di mata ku. ketika ucapmu berjanji kan bersama tapi kau lebih memilih janji kehidupan takdir. yang di mana aku t...