happyreading
-
-
-
-Alunan memperhatikan penampilannya di pantulan kaca, hari ini dia berniat untuk mengunjungi makam Sastra sebelum berkerja.
Dirasa sudah rapih Alunan melangkah menarik sling bag dan keluar dari kamarnya, langsung menuju garasi, mobilnya sudah melesat meninggalkan komplek rumahnya.
Dia akan sarapan di kantor saja, karna ini sudah siang menurutnya. Mobilnya melaju menuju ke makam Sastra, sebelum itu dia akan mampir di toko bunga tempat yang biasa dirinya memesan bunga.
Semalam dia sudah menghubungi sang pemilik toko, meminta pesanan yang biasanya dirinya pesan, Alunan memesan di malam hari karna dirinya rasa di waktu pagi toko itu pasti belum buka.
Alunan keluar toko bunga dengan senyum manis, bunga Lavender di tangannya tak kala manis dan cantik.
Tak menyia-nyiakan waktu, Alunan bergegas melajukan mobilnya menuju makam Sastra.
Saat telah tiba pun dia langsung menuju tempat Sastra dikubur, mengunjungi satu-satunya sabahat, penyemangat, mataharinya. Membuat diri Alunan bahagia.
Walaupun ada rasa terluka dan tatapan sendu yang tertera, tak membuat atmosfer di sekitarnya menjadi sedih, sebisa mungkin Alunan menyinggung senyum yang amat bahagia, agar Sastra juga senang melihatnya.
Alunan membeku di tempat, matanya memandang sesosok manusia yang sedang berada di makam sahabatnya, berbicara sendiri seolah-olah ada teman yang mendengarkan, orang itu tak menyadari kehadiran Alunan, Alunan pun tak mau mengganggu orang tersebut.
Alunan masih berdiri di belakang orang tersebut walaupun agak sedikit berjarak namun telinganya masih bisa mendengar apa yang di bicarakan, seperti saat ini.
"Sastra, aku akan pergi ke luar Negri, tapi tenang aja, bakal ada orang yang selalu mengantarkan bunga kesukaanmu, untuk menemani kamu, aku gak mau kamu kesepian"ujar seseorang itu
"Setelah sekian lama Sastra, kamu terlalu cepat pergi. Kamu pasti bosan, setiap saat kalau aku mengunjungi mu, hanya ucap ketidak percayaanku, tapi aku sungguh tidak menginginkan kamu pergi, setiap saat ku berdoa pada Tuhan agar mengembalikan mu, tapi tak pernah di kabulkan"
Orang itu menghela nafas berat"Aku udah terlalu lama disini, aku pamit pulang, jaga dirimu baik-baik di sana, ini gila, tapi tolong minta lah pada Tuhan agar kita bisa bertemu di alam baka"orang itu berdiri dari jongkoknya, sebelum itu dia mengusap nisan yang bertuliskan nama Sastra dengan lembut.
Dia membalikan badannya, dan betapa terkejutnya dia melihat Alunan yang berada tak jauh di depannya, raut terkejutnya sudah berganti secepat kilat dengan raut darat.
"Siapa Anda?"celetuk Alunan
"Sepertinya Anda sendari tadi mendengarkan pembicaraan saya ya Mis"jawab orang itu
"Ya, saya mendengar, dan saya bertanya siapa Anda"
"Saya Astereloin Airlan Bertramana, biasa di panggil Air"perkenal orang itu
"Lalu Anda"tanya Air
"Aleeza Alunan Dera, Alunan, Anda ada hubungan apa dengan Sastra"
KAMU SEDANG MEMBACA
Early
Teen Fictionbulir air mata ku tak tertahan saat mengetahui semuanya. kau yang selalu menganggap ku berharga yang nyatanya terlihat tidak sama sekali di mata ku. ketika ucapmu berjanji kan bersama tapi kau lebih memilih janji kehidupan takdir. yang di mana aku t...