happyreading
-
-
-
-"Sakala, Utara, Sakala, Utara, Sakala, Utara"lirih Sastra menyebut nama Sakala dan Utara sembari mencabut kelopak bunga, setiap dia mencabut salah satu kelopak bunga dia akan menyebut nama salah satu di antara mereka, hingga kelopaknya habis, dan nama terakhir biasanya akan menjadi pilihan.
"Tunggu, kenapa jadi Sakala sama Utara, Astagfirullah kayaknya pelet setan di sini kuat deh"monolog Sastra sembari melihat sekitarnya dengan bergidik ngeri, suasana disini sedikit horor.
Nuansa di sekitarnya tidak menggenakan, Sastra segera beranjak dari situ, melangkah ketempat yang lebih banyak dijamah manusia.
"Kenapa mukanya gitu, ada yang salah"heran Bulan melihat Sastra yang menampakan raut was-was
"Disini angker ya, hihh, merinding nih"jawab Sastra
Bulan memukul lengan Sastra"Halah, kata siapa, tapi lumayan horor sih, pergi yuk takut ada yang muncul, hihh"Bulan berlari pergi meninggalkan Sastra, Sastra yang sama-sama takut pun berlari menggejar Bulan yang sudah jauh di depannya.
Hosh.. hosh
Derup nafas Sastra, jantungnya berdebar kencang karna berlari, Sastra menarik sebanyak-banyaknya oksigen untuk dia hirup, sembari menetralkan detak jantungnya yang masih tidak sesuai ritmen yang normal.
"Kamu habis lomba lari sama Bulan?, kaya anak kecil aja lari-larian"ledek Sakala
Sastra menabok lengan Sakala kencang, Sakala yang terkena pukulan hanya mampu meringis tak bisa membalas.
"Kita emang masih kecil Sakala"
"Terserah deh, terserah"
"Oh iya, udah dari tadi nyampenya?"tanya Sastra
"Baru aja, yang lain kemana kok sepi"
"Engga tau, di sekolah mungkin"
Hari ini anak-anak satu angkatan kelas 6 mengadakan acara untuk main bersama, mereka merencanakan ini hanya untuk bersenang-senang dengan teman-teman, sebentar lagi mereka berpisah, dan belum tentu bisa bermain bersama seperti sekarang, memanfaatkan waktu luang mereka untuk membuat kenangan tak terlupakan.
Tak semua anak ikut dalam kegiatan itu, tapi tak membuat keseruan terhenti, Taman di samping sekolah ramain oleh anak-anak, yang bercanda gurau, bermain dengan asik, karpet besar di gelar untuk duduk di hamparan tanah yang di lapisi rerumputan hijau, beberapa kertas warna-warni berserakan di atas karpet dengan anak-anak perempuan yang memainkannya.
Kebersamaan yang sulit untuk di dapatkan di masa depan, kegelisahan saat beranjak dewasa, untuk sekarang mereka masih anak-anak yang akan menuju fase menentukan jati dirinya, menerima dan merasa terpaan yang sesungguhnya. sebelum waktunya tiba, mengukir kenangan indah yang mereka lakukan.
"Buah manggis buah kedondong"teriak seorang anak laki-laki
"Cakep"
"Itu buah-buahan"lanjutnya lagi
"Garing banget sih epan"teriak Bulan
KAMU SEDANG MEMBACA
Early
Teen Fictionbulir air mata ku tak tertahan saat mengetahui semuanya. kau yang selalu menganggap ku berharga yang nyatanya terlihat tidak sama sekali di mata ku. ketika ucapmu berjanji kan bersama tapi kau lebih memilih janji kehidupan takdir. yang di mana aku t...