Hari ini Kai mendapat tugas untuk menjadi pembicara dalam seminar khusus untuk fakultas management dan bisnis di UI.
Sebelum pergi Kairo untuk menuntur ilmu yang lebih Kai adalah alumni UI. Kai duduk di atas kursi dan tersenyum manis saat pembahasan nya telah selesai.
Kini berlanjut pada tahap Q&A, seorang mahasiswi mengangkat tangan nya lalu berdiri "maaf pak boleh kah saya bertanya keluar dari topik pembahasan kali ini?" Kai mempersilahkan mahasiswi tersebut untuk bertanya "bapak udah punya calon jodoh belum?" Seketika seisi ruangan riuh ada yang bertepuk tangan adan yang bersorak
Kai memberi isyarat untuk diam karna ia akan menjawab nya "kalau ngomongin soal jodoh itu ada dua loh, hati-hati" Kai tersenyum "pertama jodoh kita bisa sama mahluk Alloh ya kalau saya pasti peremuan lah jodoh nya dan sebalik nya pun begitu dan yang jedua kematian" suara Kai pelan namun lembut "kadang kita nih manusia suka lupa akan kematian yang pasti terjadi tapi kita tak pernah lupa tentang jodoh dengan mahluk padahal itu belum pasti, jadi kesimpulan nya perbaiki ibadah dekatkan diri sama yang di atas ngga ada yang sulit bagi Alloh" mahasiswa itu tersenyum dan mengucapkan terima kasih lalu duduk
Kini seorang pemuda yang bertanya "pak gimana cara nya agar kita lupain sesuatu yang bukan milik kita, contohnya pacar temen gitu" dan semua mahasiswa kembali bersorak Kai hanya bisa tersenyum
Pertanyaan yang sederhana namun mampu membuat Kai untuk berkaca, Kai cukup lama terdiam untuk berfikir kata apa yang harus ia keluarkan. Setelah tiga menit berlalu barulah Kai mengangkat mic nya "berserah, karna apa yang di takdirkan untuk mu akan tetap untuk mu meski sulit di gapai dan apa yang bukan untuk mu akan tetap hilang meski kamu genggam erat, percaya takdir orang tuh ngga mungkin ketuker" setelah mengakatakan itu Kai merenung, rasanya kata-kata itu di tunjukan untuk nya.
Selesai acara Kai mengunjungi cafe yang biasa ia kunjungi selama kuliah, Kai memesan kopi dan cemilan lalu membalas beberapa pesan yang masuk pada ponsel nya terlebih banyak pesan dari Sehun yang terus merengek dan mengeluh
Sesekali Kai tersenyum saat membaca pesan dari Sehun. Di tengah tawa nya telinga Kai mencuri dengar seorang pemuda yang berada di belakang nya "kenapa sih harus pilih-pilih mana harus yang paham agama lagi?" Kai tak berniat menguping namun tetap terdengar karna posisi meja nya dengan pemuda itu hanya beberapa langkah saja
Suara lembut seorang wanita yang kini menyapa telinga nya "karna katanya untuk mengarungi samudrakan butuh nahkoda coba deh kamu bayangin yang tadinya kita pengen di tuntuk ke jalan yang benar menuju syurga-Nya eh malah di belok kiri menuju neraka-Nya" lalu Kai dengar suara buku yang di tutup "aku bukan pemilih, hanya saja untuk menuju syurga-Nya aku butuh kapten yang paham jalur nya, aku mau pulang assalamualaiku" Kai tersenyum mendengar jawaban wanita tersebut.
Saat Kai mendongkak wanita itu melewati Kai dan di ikuti si pemuda, namun Kai segera berdiri dan menahan tangan pemuda tersebut saat akan menarik kerudung si wanita "hargai seorang perempuan sebagaimana kamu menghargai ibu mu" wanita tersebut berbalik saat mendengar suara Kai yang tidak asing di telinga nya.
Pemuda itu sedikit kesal dan menarik tangan nya dengan paksa lalu pergi, Kyungsoo mendekati Kai dan menunduk dalam "makasih mas, lagi-lagi kamu nolongin aku" dan Kai baru sadar jika wanita yang ia tolong adalah Kyungsoo
"Aku sula statment kamu yang tadi dek" di puji seperti itu membuat Kyungsoo menjadi salah tingkah "yang tadi siapa?"
"Temen satu fakultas mas" Kai mengangguk dan keheningan datang "aku juga suka jawaban kamu waktu Q&A tadi" kini Kyungsoo berani untuk memuji Kai
"Eh, kamu denger?" Kai sedikit malu bahkan ia harus mengusap leher belakang nya dan Kyungsoo hanya menggangguk pelan dalam tundukan padangan nya.
"Aku pulang dulu ya mas, assalamualaikum"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Cinta Bertasbih (COMPLETE)
Acak"Orang yang belum selesai dengan masa lalunya, akan menyakiti siapapun yang ada di samping nya saat ini"