Bab 2

170 3 2
                                    


Bab 2

Para tukang dekorasi dan setan di dalam gereja

(Tahun 2003)

Cerita yang satu ini masih membuat saya merasa sangat bingung sampai sekarang.

Kok bisa ada setan di dalam gereja?

Saya selalu memiliki anggapan bahwa tidak mungkin ada yang namanya setan di dalam tempat-tempat ibadah (Gereja, masjid, pura, klenteng, dan tempat ibadah lainnya).

Ternyata anggapan saya itu benar-benar salah.

Buktinya adalah cerita di bab ini.

Saya mendengar cerita ini dari salah satu teman gereja saya, ketika saya masih remaja.

Gereja Kristen Protestan yang ada di dalam cerita ini terletak di daerah Surabaya Barat dan usia bangunannya sekitar 20 tahunan waktu itu.

Jadi, bukan merupakan gereja yang berumur tua.

Gereja itu cukup besar ukurannya.

Bisa menampung hampir 1000 orang di dalam ruang kebaktian utamanya.

Gereja ini juga terletak di bagian pinggir jalan raya yang ramai dilalui banyak kendaraan setiap harinya.

Lingkungan sekitar gereja itu juga bukanlah lingkungan yang gelap atau sepi.

Pada malam hari itu, tgl 22 Desember 2003, ada beberapa tukang dekorasi dipanggil oleh pantia acara Natal di gereja itu, untuk mendekorasi beberapa bagian di dalam ruangan kebaktian utama, sebagai persiapan untuk acara Natal di gereja itu pada tanggal 23 sampai 25 Desember 2003.

Ada sekitar 5 orang tukang dekorasi di dalam ruangan kebaktian utama itu.

Hujan lebat sedang turun di bagian luar gereja.

Bunyi kilat dan halilintar yang menyambar dengan keras, mengagetkan beberapa tukang dekorasi tersebut.

Ada salah satu tukang dekorasi yang tiba-tiba merasa bahwa tubuhnya merinding.

Ia memberitahu rekan-rekan tukang dekorasinya untuk segera menyelesaikan pekerjaan mereka dan meninggalkan ruangan kebaktian utama ini secepatnya, karena Ia tiba-tiba merasa merinding di dalam ruangan kebaktian utama tersebut.

Seperti ada "sesuatu" yang mengamati mereka semua bekerja dari bagian belakang ruangan kebaktian utama tersebut.

Memang, pencahayaan di dalam ruangan kebaktian utama itu agak remang-remang.

Tidak semua lampu di dalam ruangan kebaktian utama itu dinyalakan, untuk menghemat biaya listrik.

Semua tukang dekorasi lainnya menertawakan tukang dekorasi yang sedang merinding ketakutan itu.

Mana ada setan di dalam gereja?, kata salah satu tukang dekorasi tersebut.

Sekitar 1 jam kemudian, ketika pekerjaan mereka semua sudah hampir selesai, mereka semua mendengar ada bunyi cring...cring...cring, dari arah bagian belakang ruang kebaktian utama yang lampu penerangannya padam.

Seperti bunyi rantai besi yang berbenturan dengan lantai.

Mereka semua merasa heran dengan bunyi yang mereka dengar.

Udara di dalam ruangan kebaktian utama itu mendadak terasa sangat dingin.

Padahal penyejuk ruangan di dalamnya tidak menyala.

Terdengar lagi suara teriakan perempuan yang meminta tolong, dari arah bagian belakang ruangan kebaktian utama itu.

Suara teriakan perempuan itu terdengar sangat serak dan mengerikan.

Para tukang dekorasi itu merasa merinding ketakutan.

Namun, mereka berlima memutuskan untuk berjalan ke arah bagian belakang ruangan kebaktian utama itu dan memeriksa ada apakah disana.

Suara teriakan perempuan itu terdengar semakin keras dan menyayat hati.

Para tukang dekorasi itu melihat ada sekitar 3 sosok perempuan berambut acak-acakan dan berwajah menakutkan, yang bagian tangan dan kakinya terbelenggu oleh rantai besi.

Sosok-sosok perempuan itu merayap di atas lantai dan berteriak meminta tolong.

Para tukang dekorasi itu berteriak ketakutan dan berlari menghambur keluar dari ruangan kebaktian utama itu.

Mereka berlari masuk ke dalam pos satpam yang terletak di sebelah kiri depan bangunan gereja utama.

Bapak satpam yang sedang berjaga di dalam pos tersebut merasa kaget dan bingung melihat wajah para tukang dekorasi itu yang terlihat pucat pasi.

Nafas mereka semua terengah-engah.

Akhirnya, salah satu dari mereka menceritakan kepada bapak satpam itu mengenai apa yang mereka lihat di dalam ruangan kebaktian utama tersebut.

Bapak satpam itu tertawa dan tidak mempercayai cerita tukang dekorasi itu.

Mana mungkin ada setan di dalam gereja?, katanya kepada mereka semua.

Akhirnya, setelah diyakinkan oleh para tukang dekorasi itu selama beberapa menit bahwa apa yang mereka semua lihat itu bukanlah halusinasi atau cerita bohong, bapak satpam itu memutuskan untuk memeriksa ruangan kebaktian utama tersebut.

Salah satu tukang dekorasi itu ikut menemani bapak satpam tersebut memeriksa ruangan kebaktian utama itu.

Sekitar beberapa menit kemudian, bapak satpam dan satu tukang dekorasi itu kembali ke dalam pos satpam dan memberitahu keempat tukang dekorasi lainnya itu bahwa mereka berdua tidak melihat ada sosok apapun di dalam ruangan kebaktian utama.

Aneh sekali.

Beberapa tahun kemudian, ada salah satu penginjil (Calon pendeta) yang berumur masih muda, yang ditugaskan oleh sekolah teologinya untuk membantu pekerjaan para pendeta senior di gereja tersebut.

Penginjil muda ini memiliki bakat khusus.

Ia bisa merasakan dan melihat sosok-sosok gaib.

Ketika Ia pertama kali memasuki ruangan kebaktian utama di gereja itu, Ia memberitahu para pendeta senior bahwa ada "sesuatu" yang terperangkap atau menempel di ruangan kebaktian utama tersebut.

Mereka semua memutuskan untuk memanggil pendeta lain yang memiliki spesialisasi mengusir roh-roh jahat, untuk mendoakan ruangan kebaktian utama tersebut.

Tidak jelas, apakah sosok-sosok perempuan yang terbelenggu rantai besi itu tetap terlihat lagi setelah ruangan kebaktian utama itu didoakan oleh pendeta tersebut atau tidak.

00:44 TENGAH MALAM KEDUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang