Bab 4

111 4 0
                                    


Bab 4

Erinna dan setan di dalam bonekanya

(Tahun 2001)

Cerita yang menyeramkan ini saya dengar dari anak perempuan Janoko (Salah satu tokoh di kisah Rumah 9 Hujan , yang merupakan saudara sepupu papa saya, Yohan), yang bertempat tinggal di Jakarta.

Ia menceritakan kisah nyata mengenai anak perempuan temannya ini kepada saya dan beberapa anggota keluarga saya, ketika Ia sedang berkunjung ke rumah saya di kota Surabaya.

Anak perempuan temannya itu bernama Erinna.

Ia berumur sekitar 11 tahun.

Erinna ini merupakan anak tunggal dari sepasang suami istri yang berumur sekitar 50 tahunan.

Sepasang suami istri menikah agak terlambat dan memiliki anak juga pada saat usia mereka di sekitar akhir 30 tahunan.

Erinna sangat dimanja oleh kedua orang tuanya dan apapun permintaannya, selalu dituruti oleh mereka.

Namun, Erinna tidak pernah satu kali pun meminta kepada kedua orang tuanya untuk membelikan mainan yang baru.

Hal ini membuat kedua orang tuanya merasa heran.

Ia hanya senang bermain dengan boneka berbentuk gadis berambut pirang, yang Ia miliki sejak masih berumur 5 tahun.

Semua mainannya yang lain, tidak pernah Ia sentuh atau mainkan.

Pada awalnya, kedua orang tuanya tidak merasakan ada hal yang aneh dengan Erinna.

Tetapi, seiring berjalannya waktu, sejak Erinna menginjak umur 10 tahun, perilaku dan gelagat Erinna mulai menunjukkan keanehan.

Erinna setiap hari selalu membawa boneka perempuan berambut pirangnya ke sekolah.

Ia tidak pernah lupa membawa bonekanya itu satu kali pun.

Suatu hari ,Erinna bangun kesiangan.

Ia tergesa-gesa berangkat ke sekolahnya.

Ketika Ia sudah sampai di sekolah, Ia baru ingat bahwa Ia lupa membawa boneka perempuan berambut pirangnya.

Perasaannya gelisah dan tubuhnya mulai mengeluarkan keringat dingin.

Ia segera berlari ke bagian luar sekolahnya dan memanggil taxi yang sedang parkir di dekat gedung sekolahnya.

Erinna segera menaiki taxi itu dan meminta sopir taxi untuk mengantarkannya pulang ke rumahnya.

Sesampainya di rumahnya, Erinna menyuruh sopir taxi itu untuk menunggunya sebentar.

Ia segera berlari masuk ke dalam kamar tidurnya dan mengambil boneka perempuan berambut pirangnya.

Kedua orang tua Erinna bertanya kepadanya, kenapa kok sudah pulang dari sekolah dan terlihat tergesa-gesa?

Ia tidak menjawab pertanyaan kedua orang tuanya tersebut.

Erinna segera berlari keluar dari rumahnya sambil membawa bonekanya itu dan masuk ke dalam taxi.

Sopir taxi tersebut mengantar Erinna kembali ke sekolahnya.

Kedua orang tua Erinna mulai menyadari bahwa sangat susah mengajak Erinna makan malam.

Ia selalu saja memiliki alasan untuk menghindari makan malam bersama kedua orang tuanya.

Tubuhnya terlihat menjadi lebih kurus dan wajahnya terlihat tirus.

00:44 TENGAH MALAM KEDUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang