Bab 5

88 3 0
                                    


Bab 5

Saya dan penunggu pabrik papa saya

(Tahun 2010)

Waktu itu, saya sudah bekerja di pabrik kepunyaan papa saya (Yohan) selama 3 tahun.

Pabrik papa saya terletak di daerah ujung Surabaya Barat, dekat dengan perbatasan kota Surabaya dengan kota Gresik.

Pabrik itu sudah dibangun sejak tahun 1981, jadi bangunannya sudah cukup tua.

Beberapa pegawai papa saya pernah memberitahu saya bahwa pabrik papa saya ini ada banyak "penunggunya".

Namun, saya tidak pernah terlalu serius menanggapi cerita-cerita mereka mengenai "penunggu-penunggu" pabrik papa saya tersebut...sampai pada suatu hari...saya benar-benar bertemu dengan salah satu "penunggu" pabrik papa saya tersebut.

Hujan deras mengguyur kota Surabaya pada siang hari itu.

Dan seperti biasa, setiap terjadi hujan deras, listrik di pabrik papa saya langsung padam.

Aktivitas produksi karyawan saya di dalam pabrik dan aktivitas pekerjaan saya di dalam ruangan kantor, terhenti mendadak.

Mesin diesel di pabrik saya sedang rusak, jadi tidak bisa dipakai untuk menghidupkan listrik sementara.

Saya berjalan ke luar ruangan kantor saya untuk menghirup udara segar dan menikmati dinginnya terpaan angin yang kencang.

Sekitar 10 menit kemudian, saya memutuskan untuk berjalan kembali ke kantor saya.

Ketika saya memasuki ruangan kantor, saya melihat ada sosok perempuan berambut pendek dan berpakaian berwarna biru sedang berdiri menghadap ke tembok.

Saya tidak bisa melihat wajahnya, karena posisi berdiri sosok perempuan itu membelakangi saya.

Tidak ada suara yang keluar dari sosok perempuan berambut pendek itu.

Hal pertama yang terlintas di pikiran saya adalah sosok perempuan ini pasti salah satu karyawan pabrik papa saya, karena memang ada salah satu karyawan perempuan yang berambut pendek sama seperti sosok perempuan itu, di pabrik papa saya.

Jadi, saya langsung menghampiri sosok perempuan berambut pendek itu dan mencoba memanggilnya.

Tidak ada jawaban.

Saya mencoba untuk memegang bagian bahu sosok perempuan berambut pendek itu.

Tangan saya seperti memegang udara kosong.

Hati saya kaget sekali.

Sosok perempuan berambut pendek itu menghilang.

Wah, hantu ini pasti.

Saya segera berlari terbirit-birit keluar dari ruangan kantor.

Sore harinya, listrik di pabrik papa saya masih belum menyala.

Saya baru saja menyelesaikan pekerjaan saya memakai laptop, di dalam ruangan kantor desainer saya di lantai 2.

Tiba-tiba, saya ingin buang air kecil.

Kamar mandi di pabrik papa saya yang terletak di bagian pojok lantai 1 ini jaraknya agak jauh dari ruangan kantor desainer saya.

Untuk menuju ke kamar mandi tersebut, saya juga harus melalui ruangan produksi sablon yang sangat gelap, karena listrik sedang padam.

Ketika saya melewati ruangan produksi sablon tersebut, saya mendengar ada suara perempuan yang tertawa terkekeh-kekeh.

Semua pegawai produksi sablon saya berjenis kelamin laki-laki semua.

Dan, semua karyawan pabrik sudah meninggalkan bangunan pabrik ini sejak satu jam yang lalu.

Suara siapakah itu tadi yang saya dengar?

Saya cepat-cepat berjalan menuju ke dalam kamar mandi.

Ternyata air seninya saya banyak sekali.

Jadi, saya buang air kecilnya agak lama.

Tiba-tiba, pintu kamar mandi itu terbuka perlahan-lahan.

Saya menengokkan kepala saya ke arah pintu kamar mandi yang sedang terbuka perlahan-lahan itu.

Saya melihat ada sosok perempuan berambut pendek, berbola mata besar, dan berkulit pucat ; sedang memperhatikan saya.

Bulu kuduk saya berdiri semua.

Saya merasa sangat kaget dan ketakutan.

Air seni saya sampai berhenti mengalir.

Sosok perempuan itu tidak tersenyum sedikitpun menatap wajah saya.

Pandangan matanya sangat dingin dan tanpa ada ekspresi sedikit pun.

Tiba-tiba, sosok perempuan berambut pendek itu membanting pintu kamar mandi itu sehingga tertutup dengan keras.

Brak!!!

Hati saya kaget bukan main.

Saya segera berusaha menyelesaikan buang air kecil saya.

Namun, air seni saya sudah tidak bisa keluar lagi, walaupun perasaan ingin buang air kecil itu masih ada.

Saya cepat-cepat membuka pintu kamar mandi itu dan berlari menuju ke ruangan bagian depan kantor saya.

Salah satu pegawai senior di pabrik papa saya yang melihat wajah saya yang pucat dan terlihat takut, bertanya kepada saya apa yang telah terjadi? Kenapa kok wajah saya terlihat takut?

Saya menceritakan apa yang barusan saya alami kepadanya.

Ia hanya menggangguk-anggukkan kepalanya dan bercerita kepada saya mengenai apa yang pernah Ia dan salah satu pegawai pabrik papa saya alami di pabrik ini.

Lihat bab selanjutnya untuk cerita-cerita pegawai senior pabrik papa saya tersebut.

00:44 TENGAH MALAM KEDUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang