Bab 21

47 1 1
                                    


Bab 21

Along dan kutukan "Dewa Berlidah Panjang"

(Sekitar tahun 1952)


Cerita ini sebenarnya lebih cocok jika disertakan ke dalam kisah Rumah 9 Hujan , karena latar kejadiannya ada di dalam Rumah 9 Hujan

Saya baru saja mendengar cerita tentang Along ini dari kakak saya (Abiyasa, yang mendengarnya dari papa saya, Yohan, ketika Ia masih kecil) , sekitar seminggu yang lalu.

Kisah Rumah 9 Hujan telah selesai saya tulis sejak tahun 2017, dan sudah selesai saya posting di beberapa platforms media sosial sejak Tanggal 27 Maret 2020.

Jadi, daripada cerita tentang Along ini tidak pernah tertuliskan atau diketahui oleh orang lain, maka saya tuliskan di buku 00:44 TENGAH MALAM PERTAMA ini.

Along adalah salah satu kakak laki-laki dari papa saya (Yohan), yang waktu itu masih berumur 7 tahun.

Ia berperawakan pendek dan berwajah sangat tampan.

Kakak-kakak Yohan yang lainnya, waktu itu sedang bersekolah di negara China.

Mereka umurnya lebih tua jauh dari Yohan.

Dan mereka semua akhirnya memutuskan untuk menetap di negara China.

Hanya ada Along, Yohan , kakek saya (Husin), dan nenek saya (Harini) yang bertempat tinggal di Rumah 9 Hujan ; pada waktu itu.

Waktu itu Yohan masih berumur sekitar 4 tahun.

Along senang sekali bermain bersama Yohan.

Ia benar-benar menyayangi Yohan.

Along selalu mengalah kepada Yohan dalam segala hal.

Ia suka memberikan makanan kepada Yohan (Walaupun Ia sangat menyukai makanan itu) dan Ia juga suka berbagi mainan dengan Yohan.

Karena perilakunya yang sangat baik dan wajahnya yang sangat tampan, Along menjadi anak kesayangan Husin dan Harini.

Namun, ada dua sifat Along yang kurang baik.

Yaitu, Ia sangat usil dan kadang-kadang kurang bisa menuruti perintah orangtuanya.

Husin dan Harini telah melarangnya berkali-kali untuk memakan buah-buahan yang disajikan di altar para persembahan untuk para dewa pelindung Rumah 9 Hujan

Along tetap sering kedapatan sedang memakan salah satu buah di atas altar persembahan tersebut, oleh mereka.

Husin dan Harini sudah berkali-kali memberitahu Along bahwa para dewa pelindung Rumah 9 Hujan akan marah dan menghukumnya suatu saat nanti, jika Ia terus-terusan memakan buah di atas altar persembahan untuk mereka.

Along selalu tertawa terbahak-bahak setiap kali mendengar "peringatan" kedua orang tuanya tersebut.

Suatu pagi (Sekitar jam 5 pagi), ketika semua orang di dalam Rumah 9 Hujan ini masih tertidur lelap, Along mengendap-endap keluar dari kamarnya dan berjalan menuju ke ruang makan.

Perutnya sangat lapar.

Tidak ada makanan yang tersaji di atas meja makan.

Along teringat bahwa tadi malam orang tuanya mempersembahkan buah-buahan segar dan makanan-makanan kecil di atas altar persembahan untuk para dewa pelindung Rumah 9 Hujan

Ia segera berlari menuju altar persembahan itu.

Ada kursi yang berukuran agak tinggi di dekat altar persembahan itu.

00:44 TENGAH MALAM KEDUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang