14. Masa lalu Adrea dan awal bertemu tuan(2)

216 22 8
                                    

Satu hari, tiga minggu, sembilan bulan, dan 3 tahun telah berlalu. Alexa terus menunggu kedatangan orang itu, dengan harapan yang kuat.

Alexa saat ini telah berusia 12 tahun, tubuhnya telah tumbuh menjadi wanita, wajahnya sangat cantik, memiliki rambut indah dan mata yang berwarna biru sama dengan rambutnya, yang mana itu membuat kakanya semakin tidak senang dengannya, terkadang kakaknya akan memotong rambutnya dan melakukan hal yang keji padanya. Namun saat dia tidur dan bangun di pagi hari tubuhnya yang penuh luka sembuh dengan sendirinya.

"Alexa!!" seseorang membanting pintu.

"Ada apa kakak?... tatapannya beralih ke sebuah benda yang ada di tangan kakaknya. Dan untuk apa itu..."

Saat kakanya kesal karena masalah yang di hadapinya, dia selalu melampiaskan amarahnya kepada Alexa. Dan itu bertahan sangat lama.

Dia mendekat ke arah Alexa dengan sebuah pedang panjang di tangannya, bersiap akan membunuhnya. Alexa dengan tubuhnya yang tidak terlatih tidak bisa menghindarinya. Menutup matanya dengan rasa takut dan bersiap menerima kematiannya, itulah yang di pikirkannya. Namun...

Saat Alexa membuka matanya untuk memastikan apakah dia mati atau tidak, seketika menjadi dia terkejut.

"Siapa kau!!!" Teriak si kakak, dan menjauh dari pria itu.

Seorang pria berdiri di depan Alexa menggunakan tubuhnya sebagai tameng untuk melindunginya, meskipun pedang telah menembus tubuhnya tetapi pria itu tidak mengeluarkan setetes darahpun.

Meskipun begitu itu masih membuat Alexa panik.

"Apa k..kau tidak apa tuan..."

"Jika aku terluka hanya karena ini, aku akan membuat malu Argenta-sama"

Mendidih karena di abaikan, kakak Alexa bertanya dengan kasar.

"Aku tanya siapa kau sialan!!"

"Saya? Ah saya Asta pelayan setia Argenta-sama" Asta membungkuk dalam-dalam dengan gerakan yang sempurna.

"Hah Asta?! orang bodoh mana yang memberimu nama itu?"

Tiba-tiba udara di dalam ruangan itu bergetar, aura yang keluar dari tubuh pria bernama Asta yang menjadi sumbernya.

Kakak Alexa yang lebih merasakannya melangkah menjauh dari pria itu.

"Apakah anda baru saja mengatakan bahwa orang yang memberi saya nama ini adalah orang bodoh?!"

Kemarahan karena tuannya dihina. Jika dirinya yang dihina dia tidak memiliki masalah dengan itu, tapi ini adalah Argenta-sama yang dihina, apakah hal ini akan dimaafkan? tidak, cukup sampai disini.

"Manusia, mati!! [Burning--

Sebelum skill di lepaskan seseorang memotong dari samping.

"Tch, si rendahan ini apakah akan melanggar perintah one-sama?"

Dia Tiesta, tubuhnya bersandar dengan expresi bosan, di tangannya memegang dua pedang panjang yang melebihi tubuhnya, mengeluarkan cahaya suci dan asap dari tangan Tiesta.

"Tiesta-sama?!"

Saat Asta akan berlutut, dia merasakan rasa sakit terbakar yang mengerikan, luka yang tak tehitung jumlahnya membekas di tubuhnya dengan darah yang mengalir tanpa henti.

Kedua orang yang tidak tau apa yang baru saja terjadi hanya bisa menatapnya dengan bodoh.

Itu hanya berlangsung selama 1 detik namun tubuh Asta penuh dengan luka tebasan, ada orang yang bisa melakukannya kecuali dia yang baru saja ada di dalam ruangan itu.

I'm in the game?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang