WARNING! 🔞
↓
Jika ada typo harap di maklumi, jika tidak paham harap di pahami.
↓
SELAMAT MEMBACA 📖
↓
-FATHER AND SON-
↓
|-Devil who Loves-|
__
_____
Ryuu menatap telapak tangan kanannya yang memiliki luka melintang akibat perbuatan Kyumin. Ayahnya belum melihat karena ia tak membalutnya dengan perban, ia hanya mengenakan plaster luka yang memiliki warna senada dengan telapak tangannya.
Lantas Ryuu kembali menatap kedepan, dimana wajahnya terpantul pada cermin di hadapannya.
Wajah itu, wajah binatang yang kelaparan, didalam matanya terdapat sorot hewan buas yang amat bernafsu.
Ryuu sadar, ia bukanlah orang baik. Ia jahat? Tentu, karena ia telah menggores kulit tahanan Ayahnya sejak usia 16 tahun, dimana itu adalah permintaan ulang tahunnya untuk bertemu dengan orang-orang yang telah menyakiti Mommy-nya.
Dan disana ia menyadari satu hal, menyiksa itu perbuatan yang amat menyenangkan. Terlebih bagaimana ia melihat Minho dan Suji yang di perkosa dengan di cambuk, atau bahkan aksi kekerasan lainnya membuat perubahan dalam dirinya, dimana ia berfantasi seksual yang tak seharusnya anak seusia dirinya memiliki fantasi liar seperti itu.
"Kenapa kau sangat bangsat Ryuu? Kau anak dari seorang malaikat, kenapa perbuatan mu seperti itu?". Ia bertanya pada bayangannya sendiri. Dan tentu yang dapat menjawab pertanyaannya adalah dirinya sendiri.
.
Kyumin pikir, ia kini hanya memiliki satu emosional dalam dirinya, yaitu sebuah amarah yang setiap waktunya tak pernah padam karena perbuatan Ryuu.
Memang benar jika selama ini ia menahan seluruh rasa sakit baik batin maupun fisiknya yang Ryuu sakiti. Menjadi budak seks Ryuu adalah hal paling hina yang pernah ia terima dalam hidupnya.
Ia bersama Wan Ji saja hanya sebatas ciuman bibir bahkan tak pernah melibatkan lidah, lantas kenapa Ryuu yang berjenis kelamin sama dengan dirinya justru melakukan tindakan lebih jauh layaknya sepasang suami istri.
Malam kian larut, dan Kyumin tau jika Ryuu lembur. Seharusnya ini kesempatan emas baginya untuk kabur, tapi apa? Ia bahkan tak tau harus berbuat seperti apa. Lompat dari balkon? Itu sama saja bunuh diri, ia tak mau mati konyol hanya karena sosok bajingan seperti Ryuu.
"Hah!". Kyumin menghela nafas, pandangannya jatuh pada lorong tepat dimana pintu penghubung kamar ini dengan kamar Tuan besar Lee berada.
Perlahan ia bangkit, melangkah ke sana dengan pelan. Setelah sampai ia berjongkok, mengintip dari lubang kunci. Disana hanya cahaya remang dari lampu tidur, sesuatu bahkan tak bisa ia lihat dengan jelas.
Dengan kecewa ia kembali pada ranjangnya. Merebahkan diri, dan tak sadar ia hanyut dalam alam mimpi.
Selang beberapa lama kemudian, Ryuu pulang. Masuk dengan tergesa-gesa melonggarkan dasinya, merangkak pada ranjang, dan mengungkung Kyumin.
