"Aaah akhirnya sampai~"
Renjun mengeluh sambil lepas sepatunya di depan pintu. Waktu masuk ke rumah, dia langsung lihat pemandangan tiga cowok kekar yang lagi top less sambil rebahan di sofa sama lantai.
"Kalian ngapain!?"
Renjun kaget karena dua alasan. Pertama, mereka lagi kumpul loyo di ruang tamu. Kedua, ternyata dia masih malu waktu liat pola kotak-kotak di perut Jeno, Jaemin, dan Haechan.
Haechan noleh. Dia menyeringai. "Heh, dah balik lo, cil." Renjun langsung sebal lihatnya.
"Berisik. Ngapain sih kalian loyo disini. Sana balik kamar." Dia jalan ke dapur sambil bawa belanjaannya. Renjun harus nata belanjaannya dulu sebelum dicuci, jadi dia susun semua bahan masakan di meja dapur yang langsung berbatasan sama ruang tamu.
Yah, dari sana dia bisa lihat jelas gimana tiga cowok itu sekarang lagi duduk di sofa.
Jaemin menyeringai. "Oh Renjunie kita udah balik ya. Sini dong main."
"M-main apaan anjir." Renjun sengaja ngalihin pandangan ke sayuran yang lagi dia bukain plastiknya. Tapi susah banget buat gak fokus nyuri pandang ke perut kotak-kotak mereka.
Terlalu sibuk sama belanjaannya, Renjun sampai gak sadar kalau Jeno tiba-tiba ada di belakangnya.
"J-jen, apa sih!"
Pipinya makin blushing waktu ngerasain sesuatu yang keras nabrak pantatnya.
"Ga usah masak." Seakan tau Renjun habis ini mau masak buat makan siang, dia langsung kecupin leher Renjun.
"Mm~ terus mau delivery? Instan? Gak boleh sering-sering..." Karena merasa geli tapi keenakan. Renjun jadi ga bisa fokus buat ngelarang Jeno.
"Ga usah semuanya." Haechan ikutan dekatin Renjun. Firasat Renjun langsung buruk.
"Terus ngapainn~" Renjun setengah nanya dan setengah keenakan waktu tangan Jeno nyusup ke dalam bajunya dan ngelus perutnya.
Haechan nangkup dagu Renjun. Dia natap mata Renjun intens.
"Kita maunya makan lo."
Renjun setengah ngeblank.
"H-haah?"
Wajahnya langsung pucat. Jeno yang paham ucapan Haechan langsung gendong Renjun ala bridal.
"Ish- Jeno!?" Renjun makin panik. Dia dorong-dorong dada Jeno, tapi ya gak guna sih. "Anjir turunin!!!"
Jeno jalan ke arah Jaemin yang duduk di sofa dan sedikit ngangkangin kaki. Dua tangannya dilebarin, siap nyambut Renjun. Haechan sorakin riang. Renjun duduk di pangkuan Jaemin dan mau kabur tapi dia keburu ditarik buat dekatin badannya.
"J-jaem lepasin-!"
Lagi-lagi Renjun lakuin hal yang gak guna: ngedorong dada Jaemin.
"Shut up, babe."
Plak!
"Awwh~!"
Bukannya kesakitan, Renjun malah desah keenakan waktu pantatnya ditampar.
Jaemin ngalihin pandangan ke Jeno sama Haechan. Tatapannya ganas. "Karena gua keluar terakhir, jadi gua bagian sini ya."
Sekarang malah holenya Renjun yang ditusuk sama telunjuk Jaemin dari luar.
"Aaakh! Ngomong apa sihh..."
Renjun ga paham, mau ngelawan, tapi celananya keburu dibuka sama Jaemin. Jaemin juga nurunin celananya sendiri sampai kejantanan mereka ketemu.
"Mmh Jeno~ Hyuck~" Renjun noleh buat minta bantuan, tapi dua cowok itu malah ikutan lepas celana. Makin ngeri lah Renjun.
"Gua di mulut." Jeno nyeringai sambil jalan ke belakang sofa dan ngehadapin kejantanannya di depan muka Renjun.
"Cih, anjir." Haechan langsung duduk di sebelah Jaemin sambil ngarahin tangan Renjun megang miliknya.
Jaemin jilat tiga jarinya sendiri, terus natap Renjun sensual. "Let the party begin!"
"Ah- umph!"
Belum sempat nikmatin jari Jaemin yang masuk, mulut Renjun yang kebuka langsung ditusuk sama milik Jeno.
Sementara itu, dia juga ngerasa tangannya lagi dipandu sama Haechan buat ngocok kepunyaannya.
"Mmnh!"
Renjun sibuk nikmatin tiga batang yang tiba-tiba nyerang dirinya, tapi dia juga gak paham kenapa dirinya tiba-tiba digangbang!?
KAMU SEDANG MEMBACA
Throne 🔞
Hayran KurguKalau soal Renjun, mereka rela sih bagi-bagi. NoRenMinHyuck ⚠️ Harsh words ⚠️ Frontal ⚠️ Rated sex