PROLOG

7 1 0
                                    


Suasana hening menyelimuti gerbong kereta yang kutumpangi bersama ayahku, aku pun menghela nafas perlahan dan menyandarkan kepalaku di kursi penumpang, hari ini aku harus meninggalkan kota tercintaku yaitu Bogor, di sanalah aku di besarkan, ada banyak kenangan indah ketika aku berada di kota itu, saat ini aku harus pindah ke kota Yogyakarta karena pekerjaan ayahku.

"Tidak apa-apa Malkia, Yogyakarta bukanlah kota seperti yang kamu pikirkan, disana ada banyak wisata yang menyenangkan, hanya saja disana tidak sepadat kota Bogor, kamu akan bertemu dengan teman-teman baru yang menyenangkan dan orang-orang di kota itu sangat ramah." kata ayah menyemangatiku sembari mengusap-usap kepalaku.

Memang Yogyakarta adalah kota yang menyenangkan untuk ditinggali, tetapi tetap saja aku merasa berat jika harus meninggalkan kota Bogor, aku memiliki banyak sahabat disana yang harus aku tinggal pergi, ke kota tujuanku.

"Iya yah..., aku mengerti, lagian Yogyakarta itu terkenal sebagai kota pelajar, jadi aku tidak akan menyia-nyiakan waktu ku, aku akan lebih giat belajar jika aku sudah bersekolah disana." kataku sambil menatap mata ayahku, sorot matanya sangat lelah, tentu saja... kami harus menyiapkan barang-barang kami selama 1 hari 1 malam tanpa istirahat, lalu segeralah kami berangkat dengan kereta api.

"Sudahlah sekarang kamu tidur saja, perjalanan kita masih sangat jauh Malkia, kamu butuh banyak istirahat." kata ayahku yang kemudian memejamkan matanya, dan tertidur.

Kami membutuhkan waktu 10 jam untuk sampai ke Yogyakarta, ayahku sudah tertidur lelap, sementara aku masih terjaga di suasana hening ini, mataku belum mau di istirahatkan rupanya, aku pun membuka tas ranselku dan mengambil sebuah novel, mungkin dengan novel ini bisa membuat mataku lelah dan membuatku mengantuk gumamku dalam hati dan membuka lembar awal dari novel itu.

Sayap RajawaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang