Genggam Mimpiku

3 0 0
                                    

 Aku berlari menyelusuri koridor sekolah, untung saja aku membawa topi upacaraku. Pagi ini SMP ku melaksanakan kegiatan upacara bendera, ngomong-ngomong soal upacara bendera, tidak terlepas dari baris-berbaris, jadi aku ingin melihat kualitas gerakan baris SMP Rajawali dengan ketiga SMP terbaik itu, hmm ... hari ini juga merupakan upacara bendera pertamaku di SMP Rajawali, jadi aku merasa bersemangat sekali!

Setelah aku sampai di lapangan upacara, aku mencari-cari barisan teman-teman kelasku, ini adalah hari keduaku masuk sekolah, jadi wajar saja kalau aku belum menghafal wajah mereka, saat ini aku hanya mengenal 2 orang dari dari kelasku, Deandra dan Sigra.

"Malkia!! Ayo kesini!" Deandra melambaikan tangannya dari kejauhan, aku pun berlari kecil untuk menghampirinya.

"Duh, kemana aja sih kalian? Kok udah muncul di lapangan aja?" sedikit aku terengah-engah, sebenarnya ini juga salahku sih, karena pagi ini aku tidak langsung pergi ke ruang kelas, tetapi menemui Taryn terlebih dahulu, jadi wajar saja kalau mereka sudah pergi dari ruang kelas, sementara aku harus menaruh tas ranselku dan mengambil topiku dulu.

"Kamu sih! telat masuk." sahut Sigra yang kini berdiri di sebelahku, sementara aku hanya menggaruk-garukkan kepalaku.

"Heheheh, ..., maaf, tadi aku sempat bertemu Tar—"

"Seluruh siswa harap segera berbaris, karena upacara akan dimulai 5 menit lagi!" kata-kataku terputus oleh suara seorang guru kesiswaan yang menjadi panitia upacara bendera, kami pun segera berbaris menyesuaikan tinggi kami, karena tinggiku pas-pasan dibanding dengan siswi yang lain, akhirnya aku hanya berada di barisan ketiga dari depan, tapi hal ini juga merupakan keuntungan buatku, karena aku ingin melihat gerakan pengibar bendera dari SMP Rajawali.

"Komandan pleton, menyiapkan pasukannya, ...," seorang pemimpin pleton maju kedepan barisan kelas 2 lalu memberikan aba-aba.

"Untuk pleton kelas 8, siap, ...., grak, ....!" aku terkejut ketika mendengar suara dari komandan itu, bagaimana bisa dia menjadi komandan pleton dengan suara yang seperti itu? Suaranya benar-benar lemah, dan berbeda dari komandan-komandan di perlombaan kemarin, bahkan aku yang berdiri di barisan ketiga dari depan saja hampir tidak bisa mendengar suaranya.

"Komandan upacara memasuki lapangan upacara." sang komandan upacara yang sudah siap di sebelah selatan mulai melangkah masuk ke area lapangan tengah dengan langkah tegap maju, dan ya! aku juga terkejut, padahal komandan upacara itu laki-laki, tetapi mengapa di setiap hentakkan kakinya tidak ada ketegasan? Bahkan ia mengangkat tangannya dengan malas, bisa kubilang tidak teratur—dan lihat! Kaki dan tangannya tidak se-irama dan se-harmonis langkah tegap maju yang sebelumnya aku lihat di perlombaan.

"Pengibaran bendera dengan diiringi lagu 'Indonesia Raya." tiga anak pengibar bendera telah siap di sebelah selatan, salah satu anak yang berada di barisan tengah membawa sang pusaka merah putih, mereka meluruskan barisan mereka, lalu mulai melangkah menuju ke tiang bendera—

PRAKK...

PRAKK...

Hah!? Langkah tegap maju macam apa itu? Gebrakkan kaki mereka tidak seirama, bahkan tangan mereka pun juga terangkat dengan asal-asalan, pantas saja aku menganggap paskibra itu hal yang membosankan, melihat gerakan seperti itu saja sudah membuatku mengantuk, tapi ternyata Taryn benar juga ya! setelah aku melihat perlombaan baris-berbaris di balai kota kemarin, aku menjadi lebih peka dalam melihat gerakan baris-berbaris, dan kalau dilihat lagi, ternyata level SMP Rajawali dengan ketiga SMP terbaik itu, masih jauh, ...., sangat jauh, ...., apakah kita bisa mengalahkan mereka dalam waktu latihan selama tiga bulan? Aku tidak yakin.

***

Setelah mengikuti kegiatan upacara bendera yang membosankan ini—bahkan aku tidak cukup banyak mendengarkan amanat dari pembina upacara, akhirnya barisan kami pun dibubarkan oleh komandan pleton, aku menyeringai kecil.

Sayap RajawaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang