Hal Yang Tak Terduga

3 0 0
                                    

Kami berjalan beriringan di sepanjang lorong sekolah untuk pergi ke ruang osis, kini sekolah sudah sangat sepi, banyak siswa yang sudah pulang kerumahnya masing-masing, namun tak sedikit juga kami berpapasan dengan siswa yang belum pulang, ngomong-ngomong semenjak kami keluar dari perpustakaan, Deandra dan Sigra benar-benar membuatku sedikit susah untuk bergerak bebas, karena mereka selalu melekat ke tubuhku, Deandra ada sisi kiriku dan Sigra ada di sisi kananku, hezz ... ada apa sih dengan mereka? Aku yang sudah merasa risih dengan tindakan mereka pun menghentikkan langkahku.

"Kalian itu kenapa sih?" tanyaku dengan sedikit suara lantang, mereka pun langsung reflek memisahkan diri mereka dari tubuhku, ah, ...benar-benar lega.

"Oh maaf! Aku cuma sedikit takut, karena kurasa nanti kita menemui sosok dengan hawa kegelapan, jadi aku lebih baik berlindung denganmu." Sigra menjelaskan dengan ngaco, apakah yang dimaksud hawa kegelapan adalah Taryn? ya! kurasa begitu.

"Aku juga setuju dengan Sigra! Dengan menempel di tubuhmu bisa mengurangi efek kegelapannya nanti." kata Deandra membenarkan Sigra, sementara aku dalam ekspresi datar hanya mengangkat salah satu alisku.

"Ha? Maksudnya? Kalian itu ngaco atau apa?"

"Ah, ... lupakan-lupakan!—oh iya! itu ruang osisnya disana! Tinggal beberapa langkah lagi sampai." Sigra mengalihkan pembicaraan sembari menunjuk ke salah satu ruangan yang berada tak jauh di sisi kiri lorong sekolah, aku kembali menyunggingkan bibirku dan tersenyum kecil.

"Ya sudah ayo cepat!" ajakku kepada mereka.

Setelah kami sampai di depan pintu ruang osis, Sigra dan Deandra bersembunyi di balik tubuhku seraya berbisik kecil.

"Ssstt, ... tahu gak? Katanya sih anak-anak pengurus osis itu mengerikan." Sigra mulai memanipulasiku dengan nada menakut-nakuti.

"Tapi Arashel enggak tuh, menurutku dia anak yang biasa saja."

Dan tanpa basa-basi lagi aku segera mengetuk pintu ruang osis itu.

TUK... TUK... TUK...

"Ketua Taryn! sepertinya ada tamu di depan ruang osis." terdengarlah suara seorang anak laki-laki yang berada di dalam ruangan itu.

"Oh iya! dia adalah temanku yang sudah aku ceritakan kepada kalian! Arashel, ... tolong buka pintunya!" kini suara Taryn dapat kudengar.

KREEKK....

Pintu itu pun terbuka dan menampilkan sosok wajah Arashel sang wakil ketua, sejenak ia melihatku lalu tak lupa juga dengan pemandangan "aneh" yang bersembunyi di belakangku.

"Eh? Untuk apa kalian kemari? Ketua Taryn hanya mengundang Malkia untuk hadir." kata Arashel dengan suara bariton khasnya, Sigra pun segera berdiri tegap dan berdiri di sampingku, sedikit ia mengatur nafasnya dalam-dalam, tidak biasanya Sigra merasa gugup di depan Arashel, berbeda sekali sewaktu istirahat tadi.

"Aku Sigraella Asaku Horeb dari kelas VIIIA ingin bertemu dengan ketua Taryn, karena aku akan mengajukkan diriku untuk ikut serta menjadi bagian pelaksanaan ekskul paskibra!" katanya dengan tegas dan berani, eh? Jadi itu ya nama lengkapnya Sigra? Karena baru mendengarnya saat ini, namanya susah sekali untuk diingat, kini Deandra pun ikut menegapkan tubuhnya dan bediri di sisi kiriku.

"Namaku Zelafehad Deandra Paerai dari kelas VIIIA juga ingin bertemu dengan ketua Taryn, karena aku juga mengajukkan diriku untuk ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan ekskul paskibra!" sahutnya dengan penuh keyakinan, aku hanya tersenyum kecil melihat tingkah mereka berdua.

"Arashel, Ada apa? Mengapa lama sekali?" kini Taryn pun ikut pergi ke depan pintu ruang osis dan berdiri di sebelah Arashel, ia menatap kami bertiga.

Sayap RajawaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang