Hari Perlombaan

4 0 0
                                    


Kuteguk air putih yang sejak tadi pagi kubawa di tas ranselku, saat ini kelasku sedang mengikuti pelajaran olahraga, aku duduk bersandar di bawah pohon sembari mengatur nafasku kembali, fiuh ... benar-benar melelahkan, untung saja posisiku sudah digantikan oleh temanku, olahraga kami hari ini adalah basket, aku sangat menyukai olahraga ini, tapi tetap saja membutuhkan banyak energi.

Sambil menyeka keringatku, aku menatap teman-teman yang masih bermain basket, guru olahragaku menjadi wasit mereka, tetapi tiba-tiba—

"Malkia ayo ikut aku." aku menatap kearah sosok yang memanggilku—oh, hanya Arashel rupanya ...

"Eh? Memang ada apa? kau tidak lihat aku sedang istirahat, lagian sekarang kan kita masih jam pelajaran olahraga." jawabku sedikit ketus.

"Ayo cepatlah, Taryn yang memerintahkanku, katanya kita punya almamater baru untuk perlombaan, kutunggu kau di ruang osis." katanya lalu pergi meninggalkanku.

"HEH!!?? APA!?? ALMAMATER BARU!!!" aku pun langsung berdiri dan dengan cepat meminta ijin kepada guru olahragaku, lalu berlari mendahului Arashel dan pergi ke ruang osis.

"YEAY!!!!" kataku berteriak ketika membuka pintu ruang osis, semua mata pun menatapku kaget, Arashel pun tiba setelah aku dan masuk ke dalam ruang osis.

"Hezz, ... dasar gadis aneh, maafkan aku Taryn dia jadi berlebihan ketika aku mengatakan almamater baru." sindirnya sembari kembali ke tempat duduknya, Taryn tertawa kecil.

"Ya begitulah Malkia, komandan yang sedang mempersiapkan dirinya untuk perlombaan paskibra 2 minggu lagi."

Aku mengedarkan pandanganku ke seluruh sisi ruang osis, dan di pojok ruangan itu terdapat tumpukan kardus-kardus yang mencurigakan, aku menyunggingkan bibirku lalu menunjuk ke arah tumpukan kardus itu.

"Apakah di dalam sana!!?" sebelum Taryn menjawab, dengan langkah kaki cepat aku mendekati kardus-kardus itu, diikuti tatapan "aneh" dari anak-anak osis—kuakui kehadiranku memang tidak sopan—

"Hei, Malkia, ... kau bersemangat sekali." kata Lysias sang sekretaris osis ketika aku melewati bangkunya, kini Taryn beranjak dari bangkunya dan berdiri di sebelah kardus-kardus itu.

"Silahkan Malkia." aku pun menghentikan langkahku di depannya, dan segera membuka isi dari salah satu kardus itu, bibirku semakin merekah ketika aku melihat isi di dalamnya.

"Me-merah!!?? Ha-ah!?? Apakah ini benar-benar almamater kita?? Almamater yang akan kita kenakan untuk perlombaan yang akan datang!!??" aku mengangkat salah satu almamater yang masih terlipat rapi dan terbungkus di dalam plastik kaku itu, tanpa basa-basi aku membukanya, dan menatap model baju almamater baru milik SMP Rajawali.

"T-tak kusangka, secepat inikah!? Perasaan kau baru mengajukan proposal baju almamater bulan lalu ..." tanyaku padanya—nyaris tidak percaya— Taryn mengangguk kecil.

"Aku memaksa penjahitnya untuk membuat 3 almamater dalam sehari." jawabnya santai.

"Kau ini bisa-bisa saja, tapi ... terimakasih sekali! Aku sangat senang bisa memakai baju almamater milik SMP kita sendiri." masih tersenyum puas tanpa mengalihkan pandanganku dari almamater, modelnya seperti jas kantoran ayah, tapi kerahnya lebih lebar, terdapat sabuk yang warnanya senada, serta logo dari SMP Rajawali di lengan kanan, dan pangkat yang tersematkan di kedua bahu—Huwa!! Bagus sekali, rasanya aku ingin memandanginya sepanjang hari—

***

"Teman-teman hari ini adalah hari terakhir kita berlatih, dan kakak ucapkan selamat karena kalian berhasil menempuh latihan berat selama 3 bulan ini, dan pleton kalian sudah cukup maksimal untuk persiapan mengikuti lomba paskibra yang akan diselenggarakan di Balai kota besok pagi!" kata kak Axel dengan wajah puasnya sembari menyeka keringat di dahinya—ya, tentu saja! pasti dia sudah sangat kelelahan melatih pleton kami sampai saat ini—

Sayap RajawaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang