Hari-Hari Yang Melelahkan

5 0 0
                                    

"Hmm ... siap, istirahat, hormat, lencang, langkah, yosh!! Hanya tinggal materi jalan!! Semoga saja nanti siang aku sudah menyelesaikan semua materi." gumamku senang, Deandra menatapku heran.

"Jangan bilang kau sedang menghafalkan materi paskib." katanya sembari memutar-mutar pulpen di jemari lentiknya.

"Ya, memang kenapa? Susah tahu, menjadi komandan." gerutuku sedikit kesal, Deandra tertawa kecil.

"Tuh, materi di papan tulis juga dihafalkan, jangan cuma memikirkan paskib saja dong."

Aku menolehkan pandanganku ke papan tulis, oh sungguh—bahkan materi yang ada disana itu pun lebih susah dari materi paskib—ada apa dengan coretan X dan Y itu!!?? Mengapa angka harus berdampingan dengan huruf!!?? Ah sudahlah ... aku menyerah dengan rumus gila yang tertulis disana, bisa-bisa otakku meledak.

"Hei ... kuajari sini, karena kamu sudah berusaha menjadi komandan yang terbaik, kurasa aku bisa membantumu dengan mengajarkan rumus matematika ini." kata Deandra menawarkan bantuannya sembari mendorong kacamatanya ke posisi yang benar.

"Terimakasih."

"Kamu tahu nggak? Kalo kamu gak bisa matematika nanti pletonmu hancur lo."

"Ha? Memang ada hubungannya? Ngomong-ngomong sejak kapan ada pleton yang bisa dihancurkan?"

"Hehehe ... tentu saja bisa, kamu harus bisa memperkirakan jarak yang pas buat pletonmu, lihat saja nanti sewaktu materi jalan, kalau kamu gak bisa matematika, pletonmu akan hancur." kata Deandra menyeringai, sebenarnya kau ingin membantuku atau ingin menakut-nakutiku sih?

***

"ELONA, SEBAGAI PENJURU!!" teriakku mengucapkan aba-aba.

"Siap, Elona sebagai penjuru!!" seorang gadis setinggi 168 cm itu pun lari ke hadapanku, aku menoleh ke segala arah aku melihat semua anggota pletonku.

"UNTUK SELURUHNYA, BER-SHAF .... KUMPUL!!" semua anggota pleton dari segala penjuru lapangan pun menyiapkan dirinya.

"MULAI!"

BROOKK!!

Semuanya pun berbaris sesuai urutan tinggi masing-tinggi, kata Kak Axel hal ini akan membuat pleton paskib akan menjadi lebih rapi, Elona yang menjadi penjuru—karena dia yang paling tinggi diantara teman-temannya—menoleh ke samping kiri untuk melihat barisannya.

"LU ... RUS ... KAN!" Elona pun memberi aba-aba pada pletonnya, dan semua anggota pun melencangkan tangan kanannya untuk meluruskan barisan, yosh 1 ½ bulan berlatih sudah cukup lumayan juga, walaupun masih ada beberapa gerakan yang belum benar-benar kami kuasai.

"Untuk latihan gerakan materi jalan, akan kakak undur 3 hari ke belakang, karena kak Axel, kak Yafet dan kak Sarah akan menyeleksi 30 anggota paskib perempuan, 30 anggota paskib laki-laki, dan 5 cadangan untuk menjadi pleton inti yang akan maju dalam perlombaan, untuk 30 anggota yang tidak terpilih dan merasa kecewa bisa tidak melanjutkan latihan, tapi bagi mereka yang ingin tetap melanjutkan latihan bisa tetap datang, selain Arashel dan Malkia, kakak akan mencari 1 komandan lagi untuk memberi kalian—yang tidak terpilih—aba-aba saat latihan di hari biasa." kata kak Axel menjelaskan.

"Dan sebagai pengganti latihan rutin kita, hari ini ada tes kekuatan fisik, yaitu berlari 5x putaran lapangan sekolah, 30x push up untuk putri, 40x push up untuk putra, 50x sit up untuk semuanya." lanjut kak Yafet, kami pun saling menatap satu sama lain, beberapa orang mulai ragu untuk menjalankan tes fisik ini, tapi ... kurasa itu bukanlah hal yang mudah buat mereka agar menjadi anggota Tonti (pleton inti) di paskib.

Sayap RajawaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang