BAB 7 : SURGEON IN ME

94 10 3
                                    

Mata Stefan terarah pada luka yang ada didepannya. Ia dengan cepat berdiskusi Lisa untuk membasuhkan pisau kecil dengan rivanol. Tangannya memegang pisau kecil itu dan dengan hati-hati, ia mulai mengikis kulit Ello dengan gerakan memutar. Ello menggigit sapu tangan milik Sienna dan matanya terpejam-mencoba menahan rasa sakit yang ia rasakan. Dengan hati-hati, Stefan meletakkan pisau kecil pada kain putih yang ada disampingnya dan mengulurkan tangannya kearah Lisa-yang juga berada disamping Stefan. Lisa memberikan satu suntikan kecil dan dengan cekatan, Stefan menusukkan suntikan tersebut kedalam luka yang terbuka dan menarik ujung suntikan dengan pelan dan cairan berwarna bening mulai tersedot kedalam tabung suntikan.

"Lis, boleh coba geledah tas gue? Tolong cariin suture kit gue sama benang Prolene 4.0. Harusnya gue bawa."

Lisa mengangguk lalu bergegas kearah sudut tenda dan kembali lari kesisi Stefan. Tangannya sibuk membuka suture kit milik Stefan dan membasuh semua peralatan dengan rivanol. Stefan membuka satu plastik berisikan sarung tangan dan memakainya. Tangannya kini beralih ke mosquito forcep lalu ia membuka bungkus benang dan menarik ujung benang dengan mosquito forcep.

"Sorry, it might stings a bit," ucap Stefan dan tanpa menunggu balasan dari Ello, ia mulai menjahit dengan gerakan cepat dan tangkas. Stefan tidak mempedulikan suara Ello yang menyuruhnya untuk berhenti. Tangannya tetap bergerak dan tidak lebih dari satu menit, jahitan yang ia hasilkan sangat rapi.

"Damn it, bro. it wasn't a bit. It way much more than a bit!" Ello meringis dan melihat kearah jahitan yang dihasilkan Stefan. Ia menatap Stefan dengan tidak percaya karena jahitan yang dibuat Stefan benar-benar rapi dan apik. "Who are you?"

"Saya? Stefan Dharmawijaya."

Ello mendengus, "Lo tau maksud gue. Lo dokter bedah?"

Stefan mengangguk dan mulai membereskan peralatannya.

"Dimana?" Ello kembali bertanya.

"Judith Anders Hospital."

Ello terdiam dan wajahnya kembali masam. Ia menatap Stefan baik-baik lalu mulutnya kembali terbuka. "Gue..."

Stefan membalikkan wajahnya dan menatap Ello dengan tatapan serius, "Lo kenapa?"

"Gue minggu depan mulai internship disana," serunya lirih.

Stefan terkekeh sinis dan menyerahkan tangannya kearah Ello, "Welcome to every surgeon's paradise

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Stefan terkekeh sinis dan menyerahkan tangannya kearah Ello, "Welcome to every surgeon's paradise. Well, at least, that is what they all think. Program di Judith Anders tidak semenyenangkan yang dibicarakan para mahasiswa medis, tentunya. Tapi, tetap masih bisa dibilang surga."

Ello menatap nanar Stefan yang beranjak untuk keluar dari tenda. Ello sadar bahwa hari ini dia punya dua catatan khusus. Satu, ia harus menghadapi kenyataannya bahwa first impression ke senior-yang bekerja di tempat yang selalu ia idamkan-berubah menjadi sangat buruk. Kedua, dia berhutang budi pada Stefan Dharmawijaya. Ketiga dan terakhir, ia harus menyakinkan Stefan bahwa apapun yang terjadi malam ini-yaitu rengekannya saat dijahit-tidak bocor pada anggota dokter lainnya.

The Life After Bachelor Party - COMPLETEDWhere stories live. Discover now