BAB 23 : PUZZLE PIECES

63 10 0
                                    

"WE ARE GETTING MARRIED!" teriak Erick dan Lisa berbarengan dengan tangan mereka yang memanjang kehadapan Gavin, Sienna dan Stefan. Ketiga temannya menatap tangan sahabat mereka dengan kaget tapi senang, tentunya.

Stefan menatap Lisa dengan mata memicing, "Lis, once you in it, there's no way out, loh." Stefan melipat tangannya dan kembali melihat cincin yang melekat pada jari tengah Lisa. "He he, kecil ya berliannya," ledeknya yang hampir memancing lemparan barang dari Erick.

"Ya ampun! Teman baik gue mau nikah!" Sienna membuka tangannya yang akhirnya memeluk Lisa didalam pelukannya, "Walaupun sama Erick, gue tetap seneng kalau lo seneng, Lis."

Erick menghela napas lalu duduk dengan kesal. Ia melipat kakinya lalu menatap Gavin yang hanya tersenyum. "Senyam-senyum aja lo, Vin. Komentar dong!"

"Nggak bisa berkata apapun selain, selamat!" ucapnya mencoba untuk semangat. Tapi, Gavin tidak bisa memungkiri bahwa kepala dan hatinya masih kacau karena Sienna Veronika. Matanya sesekali melirik kearah Sienna hanya sekedar memastikan wanita itu masih tersenyum.

Disatu sisi yang lain, Erick yang masih berbunga-bunga itu mencermati tingkah laku Gavin yang diam—walaupun memang biasanya Gavin juga tidak banyak bicara—dan sesekali mencuri pandang kearah Sienna

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Disatu sisi yang lain, Erick yang masih berbunga-bunga itu mencermati tingkah laku Gavin yang diam—walaupun memang biasanya Gavin juga tidak banyak bicara—dan sesekali mencuri pandang kearah Sienna. Jujur saja, Erick sedikit gerah dengan lika-liku perjalanan Gavin dan Sienna. Menurut Erick, ketika mereka sudah saling suka, sudah seharunya mereka menjalin hubungan. Tapi, karena sifat keras Sienna dan sifat pengertian dari Gavin, tentu hubungan dua orang itu terhambat.

"Vin," panggil Erick dengan nada cukup keras—membuat Sienna yang masih sibuk dengan cincin Lisa, menghadap kearahnya juga—dan ketika ia mendapati perhatian penuh Gavin yang menatapnya, ia tersenyum licik, "Kapan nyusul?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Vin," panggil Erick dengan nada cukup keras—membuat Sienna yang masih sibuk dengan cincin Lisa, menghadap kearahnya juga—dan ketika ia mendapati perhatian penuh Gavin yang menatapnya, ia tersenyum licik, "Kapan nyusul?"

Gavin mengernyitkan dahinya, "Maksud lo apa?"

Erick mendesah berat dan melirik kearah Stefan, "No offense ya, Stef." Stefan mengangkat bahunya, tanda tidak peduli, membuat Erick kembali mencondongkan badannya sambil berdecak, "Lo kapan sama Sienna? Pacaran aja dulu."

Stefan mendengus karena menahan tawa. "Hah! Susah, Rick. Udah tau Sienna itu penyihir es. Beku perasaanya. Gavin uring-uringan aja dia pasti nggak ngerti. Ya nggak, Na?"

The Life After Bachelor Party - COMPLETEDWhere stories live. Discover now